15 | Restoran Wanmin

71 7 0
                                    

Tema: Dengan menggunakan generator kata, wajib menggunakan tiga kata yang tertera dalam karya

Karakter: Xiangling

Karakter: Xiangling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Tidak sedikit orang yang datang dan makan di Restoran Wanmin yang akan mengeluh - mulai dari makanan yang kurang sesuai selera, porsi yang kecil maupun terlalu besar, makanan yang terlalu panas, atau bahkan, makanan yang terlalu pedas - walaupun Xiangling membuatnya sesuai pesanan. Ada juga mereka mengeluhkan kurangnya pelayan manis di restoran, atau restoran yang kurang lebar. Keluhan itu bermacam-macam bentukannya hingga Xiangling yang banyak bergelut di depan kompor hafal mendengarnya.

Walau didera sekian banyak komplain yang terkadang logis namun cenderung absurd itu, koki pemilik Wanmin, Mao, akan menghadapi mereka dengan sabar. Saking sabarnya, Xiangling terkadang merasa sedikit iba. Memang, Restoran Wanmin termasuk satu dari banyak pusat kuliner yang terkenal di Liyue, tapi bukan berarti mereka menjadi pusat keluh kesah orang.

Akan tetapi, di antara seluruh komplain yang bisa diterima dirinya dan Koki Mao, ada satu tipe yang akan membuat Xiangling segera naik pitam.

"Heeeiii, siapa yang memasukkan kacang di dalam sup tahu milikku!? Katakan, siapaaaa!"

Pembeli itu marah-marah dengan volume yang cukup kencang, hingga orang-orang yang berjalan di depan kedai dan orang-orang yang duduk di kedai-kedai di samping Restoran Wanmin tak kuasa menengok.

Mendengar itu, Xiangling di dapur utama segera mematikan api dan menanggalkan celemek, ia mengintip mencari Koki Mao yang mulai digandrungi oleh si pembeli.

Dilihat dari raut muka pria yang tampak bersemu merah dan botol-botol alkohol yang tertinggal di meja, pria itu jelas dalam keadaan mabuk luar biasa. Pria itu mulai menunjuk-nunjuk Koki Mao dengan telunjuk, amarah yang ditampilkannya bercampur dengan ucapan kasar dan tidak jelas aksentuasinya.

"Dasar koki tidak berguna! Makanan macam apa ini! Aku sudah bilang tidak pakai kacaaaang!"

"Maaf, tapi tadi anda bilang-"

"Restoran sampah, masak kamu tidak bisa memuaskan pembeli, sih!"

Xiangling menggeram, sudah cukup, tukasnya dalam hati. Ia pun menampakkan diri di samping Koki Mao yang masih dengan sabarnya membungkuk meminta maaf. Gadis itu memberi gestur untuk kepala Restoran Wanmin untuk pergi.

"Chef Mao," desisnya. Kini, tombak miliknya yang sengaja ia simpan jauh dari api restoran, mulai menyala-nyala. "Izinkan aku untuk mengusirnya."

Sang koki sekedar mengerjap, "Jangan kasar-kasar, ya."

Xiangling tidak mendengar peringatannya, "GUOBA!"

Entah di langit mana pria mabuk itu diterbangkan Xiangling pergi. Yang pasti, pria kasar itu tidak akan pernah kembali lagi untuk menghina Restoran Wanmin, tidak akan pernah. [ ]

DWC ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang