🌠8🌠

773 179 10
                                    

Ini nulisnya ngebut, jadi maaf kalo alurnya rada maksa:)))

⚠Harsh word⚠

+x+
















Pagi kembali menyingsing. Hari ini, mentari bersinar cukup terik, membuat hawa kota Bandung sedikit lebih hangat dibanding beberapa hari kebelakang.

Pagi ini, semua anggota tim basket SMA Garuda, lagi pada sibuk siap-siap buat berangkat ke acara pembukaan turnamen.

"Semuanya naik bus. Gak ada yang naik kendaraan pribadi. Gue gak mau ya ada acara ngebucin dulu hari ini. Semua harus fokus biar latihan terakhir kita bisa maksimal" Itu adalah kalimat yang Kennan ucapkan beberapa saat yang lalu sebelum mereka berangkat.




"Pokoknya, awas aja hari ini ada yang mainnya kacau gara-gara gak ada objek bucinnya. Bian, lo denger gue gak?!"

"Lah? Kok jadi gue bang? Yang punya pacar noh di kasi tau. Gue kan jomblo"

"Halah, justru karena lo jomblo makanya harus diperingatin lebih awal. Kalo kita mah udah gak usah mikir, soalnya udah jadi milik. Lah lo? Itu anak orang jangan cuma di kerdusin mulu, tapi kasi kepastian, goblok! Cowok bukan lo?" Itu Axel yang bersuara dengan nada mengejek. Juna yang duduk di kursi bagian depan hanya terkekeh mendengar perdebatan tak bermutu para adik kelasnya itu.

"Korelasinya apa, anjir?"

"Udah,gak usah ngebantah,Bi. Itu realita soalnya" Bian mengernyit tak suka mendengar panggilan Dewa padanya, "Apa-apaan lo manggil gue,Bi?! Geli ya b*ngst!"

Dewa memandang aneh, "Apanya yang bikin geli tolol?"

"Ya geli lah! Gue seme dan cuma bucin ke Atha doang. Sorry aja nih, gue masih normal" Dewa melotot begitu sadar dengan maksud ucapan Bian.

"Goblok! Maksud gue Bi itu Babi ya Anjir! Amit-amit manggil lo baby! Ewh"

"Bian lo sehat kan? Jangan-jangan gegara Atha gak bisa ikut liat kita latihan lo jadi ilang fokus begini?!" Gara ikut bersuara

"Tolol si bucin! Hahaha!" Dewa tertawa keras melihat wajah masam Bian.

"Bgstt!!"

"Ck,ck-! Heran gue.. Lo tuh jomblo, tapi bucinnya kalah sama kita yang pacaran"

"Diem atau gue pisahin kepala sama badan lo?!!" Bukannya berhenti, semua teman setimnya termasuk Kennan malah semakin menertawakan kebodohan Bian. Lagian, siapa suruh buka aib sendiri.

"Nyatanya, Bian yang keliatan sempurna juga punya sisi bobrok dan gobloknya sendiri,guys. Aduh, gak habis thingking gue, hahaha-!" Tawa Axel menggema.






Gini nih, derita punya temen bangsat:)

Poor Bian:>

+x+
















Sementara itu, disisi lain. Atha bersama Vano dan Ian saat ini sedang berada disebuah mall. Mereka bertiga lagi nemenin Atha yang nyari beberapa barang buat ngejalanin 'rencananya'.

Sebenernya, perihal mereka yang katanya gak dibolehin masuk ke acara pembukaan itu cuma akal-akalan Juna sama Kenan yang mau ngebantuin rencana Atha. Jadi, disinilah mereka sekarang. Nyari bahan sekalian qtime bertiga.

"Btw,tha.. Lo udah nyewa tempat kan?" Atha yang sedang memilih beberapa barang pun menoleh sejenak, "Udah kok. Cuma ada dua tempat yang jadi pilihan Bang Juna dan ntar malem baru mau mutusin ngambil yang mana" Vano mengangguk.

"Udah?" Atha mengangguk, lalu mereka berjalan ke arah kasir untuk membayar semua barang yang Atha beli.

"Cuma tinggal ini doang sama bagian buat disana nanti kan?"

"Iya hehe.. makasih banyak ya.. maaf juga udah ngerepotin..Aku gak tahu lagi mau minta tolong sama siapa kalo gak ada kalian semua"

"Apasih tha... Kebiasaan banget gak enakkan gitu, kita ini temenan bukan cuma satu dua hari ya! Gak usah sungkan gitu elah" Vano mengangguk, menyetujui perkataan Ian.

"Jangan ngerasa gitu lagi,oke? Kita seneng kok bantuin lo. Gak ada yang ngerasa direpotin"

"Hehe.. makasih" Vano mengacak gemas Surai halus Atha, "Gemes, pantas Bian bucin"

"A-apaan sih bang~" Atha cemberut, "Cie salting" Ian dan Vano tertawa melihat wajah Atha yang bersemu.

"Udah ah bang, kasian-! Terus sekarang kita kemana nih?"

"Makaaaannn!!" Teriak Vano girang. Lalu ketiganya tertawa sebelum berlalu mencari tempat makan yang sekiranya sesuai dengan selera mereka.

+x+











"BIAN FOKUS!!" Teriakan Kennan menggema di penjuru lapangan Indoor itu. Ini bukan satu dua kali dia meneriaki Bian karena fokus pemuda itu yang beberapa kali hilang entah kemana.

Priiiiiittttttt




Suara peluit melengking panjang. Membuat semua anggota tim berkumpul di dekat tribun. Kennan berdiri dengan wajah gahar. "Bian, Lo apa-apaan sih?! Kenapa main lo jadi kacau begini,hah?!"

Bian menunduk, "Maaf bang"

"Gue gak butuh maaf tapi gue butuh kemampuan lo buat bawa tim kita menang! Jangan karena lo kapten lo bisa berlaku seenaknya kaya gini,ya Anjing!"

"Sabar bang, dia mungkin gak sengaja" Juna bersuara karena melihat tanda-tanda baku hantam.

"Maafin gue bang. Gue tau, gue salah"

"Jangan cuma maaf-maaf doang! Lo pikir gue main-main?! Kita bawa nama sekolah dan cara main lo yang kacau kaya tadi bisa bikin malu nama sekolah kita ngerti gak?!" Bian semakin menunduk. Kali ini tak lagi niat menjawab. Sebab tahu semua emang murni kesalahan dia. Dewa dan Axel melirik kasihan Bian yang terdiam. Mereka juga salah sih. Udah tahu Bian itu tipe overthinking, tetep aja di lakuin. Dasar temen. Pasti kata-kata mereka tadi nih yang bikin Bian jadi gagal fokus kaya gini.

Kennan menghela nafas kasar, "Gue gak mau tahu. Latihan Lo gue tambah sampe jam delapan malam. Juna yang bakal ngawasin lo selama latihan. Buat yang lain, kalian boleh balik" Bian masih tetap diam ketika satu persatu temannya menepuk pundaknya seolah memberi suntikan semangat sebelum pergi dari sana.

Menyisahkan dirinya dan Juna yang sejak tadi juga ikut terdiam.

"Ngapain diem?! Latihan sana! Keliling lapangan lima belas kali, abis itu lo Sparing sama gue"

Bian menarik nafas sebelum mulai berlari mengikuti perintah Juna. Entahlah, hari ini pikirannya agak kacau. Sampai dia sendiri tidak sadar telah mengacaukan latihan mereka. Bian pun berusaha sefokus mungkin. Dia gak mau mengacaukan permainan timnya besok hanya karena masalah sepele seperti ini.

+x+

Dikit lagi end:)

You(=I) || Taegyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang