9. Party Again

909 175 193
                                    

Sonia memutuskan untuk kembali praktik seperti biasa. Rencana cuti selama sebulan berantakan sejak semalam. Sebenarnya alasan ia hendak mengambil cuti bukanlah karena jenuh, melainkan karena Ruby. Pertama kali bertemu dengan Ruby, Sonia dapat merasakan jika perempuan itu bukanlah seseorang yang mudah. Namun dengan optimis ia menghadapinya. Di hari kedua pertemanan mereka, Sonia ingin memastikan jika kehadirannya tidak mengganggu Ruby. Jawaban Ruby mengubah semua rencana yang telah ia susun.

Ia merasa kecewa karena dugaannya tepat, Ruby tidak mengharapkan keberadaannya. Kata kehilangan sangat bersahabat dalam hidup Sonia. Sepanjang jam praktik, Sonia tidak bergairah memeriksa pasien. Ia tidak bisa berkonsentrasi seperti biasa. Apa karena Ruby? Pikirnya. Begitu jam makan siang tiba, ia segera menuju restoran yang telah ia janjikan pada teman-temannya. Sonia datang melengkapi empat perempuan yang telah lebih dulu ada di sudut ruangan.

Saat sedang asyik mendengarkan salah seorang temannya bercerita, matanya terusik oleh seorang perempuan yang berjalan didepan restoran. Mata Sonia mengikuti langkah perempuan itu. Ia tak lagi mendengar temannya bercerita, melainkan terus menatap sosok perempuan yang tak lain adalah Ruby. Sonia bergegas keluar dari restoran dan mengikuti Ruby hingga parkiran.

Jantung Sonia berdetak kencang, ingin sekali ia menghampiri Ruby namun niat itu urung karena teringat percakapan mereka semalam di telepon. Ia terus mengikuti Ruby hingga perempuan itu masuk kedalam mobil. Sonia menatap kantong belanja yang dibawa perempuan itu. Begitu mobil Ruby melaju, Sonia termangu. Ia langsung pergi dari tempat itu dan pulang ke rumah, tidak berniat kembali ke tempat praktik.

"Kenapa denganku? Kenapa Ruby terus merasuki pikiranku? Hanya dua hari aku mengenal perempuan aneh itu. Tapi aku sulit terlepas darinya. Apa aku kecanduan dirinya? Tidak! Aku seorang dokter. Aku tidak boleh seperti itu. Ruby hanya seorang gadis kecil yang butuh pertolongan. Aku harus melupakannya". Batin Sonia yang pikirannya mulai kacau. Ditambah jalanan macet membuatnya semakin gila terjebak didalam mobil.

Sementara itu sejak siang hingga petang Ruby hanya diam melamun sambil meneguk beberapa botol vodka. Perempuan itu bilang tidak peduli dengan kepergian Sonia, tapi hatinya berkata lain. Masalahnya sosok Sonia terus mengganggu pikirannya, perempuan itu membuatnya tidak ragu untuk berbagi cerita. Meskipun ada bagian-bagian yang memang Ruby simpan sendiri. Rasanya agak aneh hari ini tidak mengobrol dan bertemu Sonia.

Saat hendak mematik rokok, dering teleponnya berbunyi.

"Apaan?". Teriak Ruby yang merasa terganggu, tanpa tahu siapa gerangan yang menelepon dirinya.

"Hai Ruby apa kabar? Ingat gue kan?". Ruby mengernyitkan keningnya begitu mendengar suara diseberang.

"Penting gitu buat gue tahu siapa lo?". Sahut Ruby jutek. Rokoknya kembali ia sulut kemudian dihisap dalam beberapa kali sembari menunggu orang diseberang sana menyahuti.

"Ck! Ini gue Sofia, nanti malam mau ikut enggak?". Ruby menarik sudut bibirnya begitu mengingat sosok Sofia. Perempuan yang mengadakan pesta liar dan nakal malam itu.

"Ke mana?".

"Dugem, cantik". Ruby sedikit menimang tawaran Sofia. Dugem ya? Hemmm, kebetulan Ruby juga sedang penat malam ini. Jack pergi keluar kota untuk urusan bisnis, lelaki itu tidak bisa menemani Ruby hari ini.

"Boleh juga".

"Ya, nanti jam sepuluh gue jemput. Oke?".

"Oke".

Seringai kecil terpatri diwajah cantik Ruby, Sonia kira ia tidak bisa berteman dengan orang lain? Dikira tidak ada yang mau berteman dengannya? Ruby akan buktikan pada dokter cantik itu jika kehilangan seorang teman seperti sosok Sonia bukanlah masalah besar.

Ruby Jane (JJK-JEB)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang