5. 34+35

1.9K 193 54
                                    

Mobil Jeep warna hitam milik Jack berhenti tepat di depan gedung apartemen. Disepanjang perjalan tadi, Jack tidak berhenti melirik ke arah Ruby. Sementara itu Ruby hanya memasang wajah datar, tanpa ekspresi seperti biasa. Seolah-olah ia tidak menjanjikan sesuatu yang intim pada Jack. Entahlah Ruby hanya berpikir jika apa yang ia berikan nanti pada Jack hanyalah sekedar bayaran dalam tanda kutip karena lelaki itu sudah baik sekali padanya selama ini.

Rasanya agak tidak enak jika menolak keinginan lelaki itu, ya hanya sekedar perasaan tidak enak hati saja. Maafkan Ruby yang belum berhasil menumbuhkan cinta dihatinya sampai detik ini. Jack menggenggam lembut jemari Ruby membuyarkan lamunan perempuan itu. Ruby menoleh dan langsung dihadapkan oleh tatapan secantik bintang dari mata Jack.

"Kalau kamu belum siap, aku tidak memaksa. Aku tidak ingin kamu tertekan karena permintaanku". Sikap Jack benar-benar membuat Ruby semakin merasa tidak enak. Begitu lembut tutur kata dan perlakuan lelaki itu padanya. Ruby menyentuh pipi Jack dan merapikan helaian rambut lelaki itu, diciumnya kening sang kekasih dengan lembut.

"Aku tidak masalah dengan itu, jika kamu mau aku akan berikan semua. Kamu bahkan sudah memberikan semuanya untukku". Kalimat penuh kebohongan keluar dari mulut Ruby. Sementara itu Jack yang terhanyut dalam kebohongan manis Ruby pun akhirnya dibuat buta. Bahkan tidak bisa membedakan mana yang tulus dan hanya yang palsu belaka, padahal seharusnya lelaki itu sudah khatam dengannya.

Saat keluar dari mobil tiba-tiba Ruby terhuyung sambil menyentuh kepalanya, Jack yang selalu sigap langsung merangkul sang kekasih. Ruby merasakan pening yang teramat sangat karena kebanyakan minum wine. Wajah perempuan itu pucat dan sedetik kemudian muntah hingga mengenai jas Jack.

"Astaga kamu pasti kebanyakan minum". Dengan sigap dan tanpa jijik, Jack langsung membopong tubuh Ruby menuju kamar nomor 3435. Bayangan indah dan liar hilang begitu saja dibenak Jack begitu melihat sang kekasih lemah tak berdaya digendongannya.

Jack langsung membaringkan Ruby keatas ranjang, lelaki itu hendak pergi sebentar untuk melepas jas-nya namun langsung dicegah begitu saja oleh Ruby. Ruby memeluk Jack erat-erat seakan tidak mau lepas. Meski ruby belum mencintai Jack, namun perempuan itu tidak ingin kehilangan Jack.

"Aku butuh kamu, Jack". Dipeluknya kepala Jack. Jack mendekapnya lebih erat. Ia mengelus-elus rambut panjang Ruby, kemudian mengecup bahu telanjang perempuan itu. Ditariknya dengan lembut pelukan mereka, Jack menyampirkan rambut Ruby yang basah terkena muntahan.

"Aku bersihkan wajahmu dengan air hangat ya?". Ruby menganggukkan kepala. Jack berjalan kearah dapur dan memasak air.

Jack membilas wajah Ruby dengan handuk kecil. Ia bersihkan sisa muntahan di sekitar bibir perempuan itu. Disaat Jack dengan telaten membersihkan wajah Ruby, hanya hening yang ada. Dan disaat itulah tiba-tiba Ruby mengingat sosok dokter yang sempat ia rendahkan dengan kata-kata. Entah kenapa ia ingin sekali bertemu dengan dokter itu.

"Jack, dokter yang waktu itu kita datangi namanya siapa?".

"Kenapa? Kamu butuh dokter?".

"Tidak, aku cuma ingin bertemu".

"Benar? Kamu tidak membutuhkan pertolongan medis?".

"Tidak. Sebenarnya yang aku butuhkan hanya kamu". Jack tersenyum dan mengecup dahi Ruby.

"Kalau tidak salah namanya dokter Sonia, sepertinya aku punya kartu namanya". Ruby hanya diam dan tidak menyahuti Jack. Perempuan itu justru kembali memeluk Jack dengan manja, mencium aroma tubuh Jack yang bercampur dengan bau muntahannya. Ruby merasa nyaman berada didekat Jack hingga terlelap. Jack mengerti kekasihnya mungkin sedang tertekan entah karena apa. Ia tak banyak tanya dan membiarkan kekasihnya terlelap, tidak mencoba menagih apa yang telah Ruby janjikan kepadanya. Perlahan Jack membaringkan Ruby keatas ranjang dan menyelimuti perempuan itu. Kemudian ia ikut berbaring disamping sang kekasih. Ditatapnya wajah Ruby saat sedang terlelap, sangat cantik namun terlihat rapuh. Tanpa sadar air mata Jack jatuh dengan sendirinya seakan ikut merasakan kesakitan yang dirasakan Ruby selama ini.

Ruby Jane (JJK-JEB)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang