14. New Journey

469 112 23
                                    

6 bulan kemudian...

Ruby berkunjung ke rumah Sonia. Ia membawa parsel jeruk, perempuan itu lupa jika kemarin Sonia memberitahu jika sedang ada keperluan di Jogja. Alhasil parsel jeruk itu ia titipkan pada pembantunya. Sejak saat itu, saat bahtera-nya tak jadi melaut, hanya Sonia tempat Ruby berkeluh kesah. Tidak ada sedikitpun hal yang ia tutupi pada Sonia, termasuk perasaannya pada Jack. Perasaan cinta itu justru tumbuh saat sang pujaan telah pergi darinya.

Ruby memang sengaja tidak mencari tahu soal Jack, meski tanpa ia ketahui diam-diam Sonia kerap bertemu dengan lelaki itu. Meski Sonia memiliki perasaan ganjil pada Ruby, namun perempuan itu memilih untuk menahannya. Jika memungkinkan ia akan membuat dua sejoli yang belum selesai kisah cintanya itu kembali.

Enam bulan ini Ruby fokus pada pengobatannya. Lebih memudahkan untuk Sonia karena kini Ruby benar-benar mempercayainya, menceritakan segala hal yang mengganjal dihati. Progresnya sangat baik, kini Ruby mulai bisa mengontrol emosinya dan tidak melakukan hal yang nekat. Meski kebiasaan mengonsumsi alkohol dan rokok masih tidak bisa dihilangkan.

Dan karena Sonia tidak ada di rumah, Ruby bingung hendak kemana ia hari ini. Mobil Ruby bergerak pelan-pelan. Ia mematikan AC dan menurunkan jendela mobil. Angin sejuk menerpa rambut pendeknya yang pirang. Kini saat ia memejamkan mata bukan ketakutan lagi yang ia rasakan, melainkan damai. Segala beban di dalam hatinya telah ia curahkan sepenuhnya pada Sonia, dan karena itu juga kini Ruby tidak merasakan kesepian lagi. Yang ia butuhkan selama ini hanyalah teman, teman yang benar-benar mengerti dirinya.

Ia menyulut sebatang rokok. Asap mulai mengepul di sekeliling wajahnya. Ia semakin memperlambat kecepatan mobil. Pikirannya saling tumpang tindih. Tiba-tiba ia ingat Jack yang tak tahu bagaimana kabarnya, Auryn yang memutuskan untuk pergi dari Jakarta agar hak asuh anaknya tidak diambil alih, dan juga Victor sahabat masa kecilnya yang ingin sekali ia temui. Tinggal satu langkah lagi menuju kedamaian, Ia dan Victor kembali seperti dulu. Dalam artian berteman lagi.

Orang-orang yang pernah singgah dihidupnya itu telah memberikan banyak pelajaran berharga, sekaligus tantangan dalam kehidupan. Tanpa mereka Ruby tentu tidak bisa belajar dari kesalahan, kini ia menjadi lebih baik berkat belajar dari kesalahan itu. Ia pun teringat jika tabungannya kian menipis dan hanya tersisa uang seratus ribu disakunya.

Ia memutar otak mencari jalan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Ia mencoba mengingat-ingat siapa yang bisa memberinya pekerjaan, selain Jack tentu saja. Tiba-tiba matanya melebar lantaran satu nama memenuhi otaknya, Victor. Ya sahabatnya itu kini telah sukses dibidang bisnis, kemarin Ruby melihat wujud lelaki itu di televisi. Persetan dengan tidak tahu malu, perempuan itu langsung memacu mobil menuju perusahaan Victor.

***

Mobil Ruby menepi dan berhenti sejenak tepat di depan perusahaan Victor. Tiba-tiba perasaan ragu itu muncul, bagaimana kalau ia justru dipermalukan oleh Victor lantaran hendak mengemis pekerjaan setelah sebelumnya mencaci-maki? Dengan diliputi rasa ragu itu Ruby turun dari mobil dan menatap kesekeliling dengan bingung. Setelahnya ia menghembuskan nafas lelah kemudian bersender di kap mobil, menatap langit yang mulai ditaburi bintang-bintang.

Menatap bintang membuatnya teringat akan sosok Jack. Sudah lama sekali ia tidak bertemu Jack, kehilangan Jack seperti kehilangan separuh hidupnya. Hari-harinya menjadi seperti benang kusut, baru Ruby sadari jika sosok Jack sangat berarti baginya. Perempuan itu membutuhkannya sebagai pelengkap hidup, Jack kompas baginya.

"Ruby?". Panggil suara bariton yang membuat Ruby langsung menegakkan tubuhnya. Victor si pemilik suara bariton itu menatap Ruby dengan heran. Tidak ada raut marah maupun benci, agaknya waktu membuat Victor melupakan segala caci maki yang dilayangkan perempuan di depannya ini.

Ruby Jane (JJK-JEB)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang