6. Tragedi

1.1K 195 142
                                    

Jack mengetuk pintu rumah Ruby namun tak ada sahutan, ia mengulanginya dengan sabar sampai dibukakan pintu. Jack tahu Ruby ada di rumah terlihat dari mobil perempuan itu yang terparkir di pekarangan rumah. Beberapa menit menunggu, lelaki itu mulai gelisah. Dihubunginya sang kekasih melalui telepon namun nihil tidak diangkat. Ruby memang benar-benar pandai sekali membuat Jack kelimpungan karena khawatir.

Sejam kemudian barulah Ruby membuka pintu, perempuan itu hanya menatap Jack datar sambil mengangkat alisnya seakan merasa heran mengapa kekasihnya berkunjung sepagi ini?

"Lama sekali buka pintunya, sayang?". Ruby berpakaian serba hitam. Ia memakai headband warna hitam, memakai sepatu hitam, tas hitam, baju hitam, celana hitam, dan kacamata hitam.

"Jack, aku tidak bisa mengurusmu hari ini. Ada urusan penting". Kata Ruby seenaknya padahal sudah membuat Jack menunggu sejam lamanya.

"Kamu mau kemana?".

"Maaf, bukan urusanmu". Jack lantas dibuat terheran-heran dengan sikap ketus Ruby. Padahal dua hari yang lalu mereka menikmati malam indah bersama, Ruby juga bersikap manis. Tapi kenapa sekarang perempuan itu jadi berbeda? Apa ia marah karena Jack melakukan terlalu jauh malam itu?

"Sayang, mau kemana?". Sekali lagi Jack bertanya. Lelaki itu menahan lengan Ruby. Ruby menatap Jack dengan sorot tajam yang teredam oleh kaca mata hitamnya. Disentaknya tangan Jack pelan kemudian ia bergegas menuju mobil tanpa menghiraukan lelaki itu. Ruby pergi berbelanja.

Sepulang belanja, semua barang belanjaan ia letakkan di dalam kamar. Ruby melepaskan baju dan celananya hingga menyisakan bra dan celana dalam. Pakaian dalamnya pun berwarna hitam. Tidak seperti saat menikmati malam indah bersama Jack, ia mengenakan pakaian dalam berwarna merah.

Ia mengeluarkan barang-barang dari kantong belanja. Satu kuas besar, satu kuas kecil, dan tiga kaleng cat tembok warna hitam. Sebatang rokok dan sebotol vodka siap menemani Ruby mengecat. Goresan demi goresan menutupi warna dinding sebelumnya. Ia bukan seorang tukang cat, namun Ruby berusaha dengan tekun menutupi tembok yang sebelumnya berwarna cerah itu. Tiba-tiba Ruby menangis disela kegiatannya, tersedu-sedu dan mulai berteriak.

Diusapkannya kuas ketembok dengan brutal, warnanya pun jadi tak beraturan. Dan setelahnya ia berhenti mengecat, mulai lelah dan menyandarkan punggungnya ditembok yang belum kering. Tubuhnya melorot kebawah, punggungnya bercak-bercak hitam. Ia rengkuh kedua lututnya sambil terus menangis.

"Aku sakit. Aku sakit lagi, ibu... ibu dimana? Aku membutuhkanmu, ibu...". Tangis Ruby. Sungguh pilu hatinya merindukan sosok ibu. Ibu adalah penopang hidupnya, sumber semangatnya, segalanya. Dan sosok itu sudah tiada. Ia teguk seluruh vodka yang masih tersisa setengah botol meski tubuhnya memberi sinyal menolak asupan alkohol.

"Huek...". Ruby muntah beberapa kali, lalu tergeletak diatas lantai yang penuh muntahannya. Botol vodka yang ia pegang pecah berkeping-keping. Pecahan beling itu melukai tubuhnya. Ia tergeletak tak berdaya. Kepalanya pening, lengannya pun berdarah. Perempuan itu hanya diam sambil menatap lurus kedepan, air mata terus keluar dari mata sayunya. Ruby tak mampu berdiri. Rambutnya basah terkena alkohol, cat, dan muntahan. Tak lama setelahnya ia menutup mata, ia tak sadarkan diri. Mukanya pucat, begitu juga bibirnya.

***

Hari menjelang sore, Ruby masih tidak bergerak dari posisinya. Jika saja Jack tak datang kembali kerumahnya, mungkin Ruby tidak akan beranjak dari muntahan, cat, dan vodka yang melekat ditubuhnya. Jack yang khawatir akan sikap Ruby heran melihat pintu rumah yang tidak terkunci. Ia pun akhirnya masuk kedalam dan menemukan Ruby sudah tergeletak tidak berdaya.

"Ruby! Ya Tuhan!". Teriak Jack terkejut sekali melihat Ruby terkapar dilantai dengan kondisi yang mengenaskan. Ia pun segara mengangkat tubuh ringkih kekasihnya dan membaringkannya di ranjang. Jack masuk kedalam kamar mandi mencari handuk untuk membersihkan tubuh Ruby. Tubuh Ruby yang terkena darah, cat, dan muntahan yang sudah mengering sulit dibersihkan. Dengan terburu Jack membungkus tubuh Ruby dengan seprai dan ia bawa ke dalam mobilnya. Mobil melaju kencang menuju rumah sakit terdekat. Hati Jack kacau, bingung, dan takut kehilangan perempuan yang sedang tidak sadarkan diri dibangku belakang.

Ruby Jane (JJK-JEB)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang