Teen | Romance
Setelah kepergian orang tersayangnya. Aileen, remaja laki laki itu kini dihadapi dengan tanggung jawab untuk membesarkan seorang bayi kecil.
Diusianya yang masih labil, Aileen yang hanya hidup dengan sang ibu harus merelakan masa rema...
"Hanya karena kamu memiliki beban, bukan berarti yang lain tidak."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Bochil a.k.a Neo]
Warning ✨Typo✨
🌅
Pagi ini, dengan semangat 45 yang tercetak jelas diwajahnya. Neo menggeret tas bergambar Lightning McQueen berodanya yang terlihat sangat berat.
Aileen yang baru saja keluar kamar terlihat bingung dengan anak itu, dan bertanya, "Cil, bawa apaan?" Tanyanya.
Neo yang merasa terpanggil hanya menoleh tanpa menjawabnya. Aileen melongo, merasa heran diabaikan oleh anaknya. Setelah sampai tangga terbawah, anak itu segera berlari menggeret tasnya hingga ruang makan."Neo, jangan lari-larian, hayoo" tegas Oma, Neo hanya tersenyum dan duduk ditempatnya.
Sebelum duduk, tak lupa tas merahnya ia naikkan keatas kursi kosong disebelah kanannya.
"Tasnya istimewa banget Cil, isi apaan tuh? Bom ya??" Tanya Aileen yang baru saja datang. Lelaki itu mengambil tempat duduk disebelah sang mama.
"Bukan tau Pa, kepo!"
Aileen mengangkat kedua alisnya, jelas ia baru mendengar kata kepo keluar dari mulut anaknya. Pasti ajaran teman-temannya, batin Aileen.
Tangan Aileen yang panjang, mampu menjangkau tas tersebut, dengan penasaran Aileen membukanya perlahan.
Lelaki itu tersenyum, "Kado buat Salsa ya? Aduuh besar banget kadonya. Kemarin Tio ulang tahun cuma dikasih Yoyo. Nggak adil nih" goda Aileen pada anaknya yang kini menatapnya.
Manik mata coklat itu kini menatap tasnya yang terbuka, lalu melotot.
"Papa kok lihat! Nggak boleh!"
"Yah, udah lihat. Gimana dong?"
"Papa nakal! Orang ini itu rahasia Neo sama Nando kok"
"Apaan anak kecil pake rahasia-rahasiaan"
"Papa waktu itu juga rahasia sama Neo"
"Kan papa udah besar, kamu kecil kayak bebek week week.."
Neo mengerucutkan bibirnya dan menatap Omanya meminta pembelaan. Sedangkan yang ditatap malah asik makan tanpa menghiraukan anak dan cucunya.
"Omaa.. papa nakal tangannya, sentil Oma sentil tangannya" Adu Neo yang membuat Mama Aileen menoleh.
Kekehan terdengar dari bibir Aileen, "nih sentil nih, mainnya ngadu ah. Nanti malem tidur sendiri sana"
Wajah Neo makin memberengut mendengarnya. Anak kecil itu paling benci sendirian. Kalaupun ia tidur dengan Omanya, ia pasti akan ditinggal kerja dulu sebelum tidur.
