Pergi ke Sekolah

201 18 2
                                    

Sang fajar mulai merangkak naik dari cakrawala. Bunyi suara jam beker memecahkan tidurku. Dengan pakaian yang tadi malam belum kuganti aku pun mulai bangun dan melihat jam beker.

"Ohhh masih jam 5.30 pagi. Kukira aku bakal bangun kesiangan lagi." 

Dengan langkah malas aku pun mulai bergerak menuju kamar mandi. Kuambil sepercik air di keran wastafel untuk mencuci muka. Aku pun mulai menyeka air mataku saat menangis tadi malam. Sungguh hal tersebut sangatlah membuat hatiku terkoyak. Bagaimana tidak sahabatku terbunuh tanpa alasan yang jelas. 

*break introduction*

Oh iya aku sendiri belum mengenalkan nama di cerita. Namaku adalah Amano Hoshikaze. Aku biasanya dipanggil dengan nama Amano-kun. Aku tinggal sendiri di sebuah flat murah di tengah kota Tokyo. Aku hidup sendiri dalam flat tersebut. Orangtuaku bekerja di luar negeri selama beberapa tahun. Mereka terkadang menemuiku ketika libur musim dingin (setahun sekali). Hidup sendiri tanpa orangtua telah memaksaku untuk hidup mandiri di tengah kerasnya kota Tokyo. 

Aku sendiri bersekolah di sebuah sekolah yang cukup ternama di pinggiran kota Tokyo. Aku merasa beruntung bisa bersekolah di situ karena aku mendapatkan beasiswa atas prestasi yang kudapat. Prestasinya ga usah kusebutkan (nanti pada iri. hehehehe). Selain bersekolah, aku pun bekerja paruh waktu sebagai staf editor di sebuah majalah remaja. Bayarannya sih cukup lumayan untuk makan 3 hari lengkap (sarapan, makan siang, dan makan malam)

Hobiku sekarang ini adalah menonton livestream dari seorang Youtuber. Youtuber yang kusukai adalah seseorang yang menjadi judul dalam cerita ini. Dia adalah Hoshimachi Suisei, seorang livestreamer dari sebuah agensi. Dia sendiri merupakan wanita yang cantik, bisa menyanyi, bermain game, dll. Pokoknya dia itu livestreamer paling sempurna yang pernah kujumpai di muka bumi ini. No debat

*kembali ke cerita* 

Petunjuk yang dari pembunuhan tersebut hanyalah secarik kertas. Kertas tersebut aku temukan di dompet  kutemukan adalah secarik kertas dengan tulisan merah darah. Tulisan tersebut sangatlah mencurigakan. Kutatap secarik kertas tersebut selama beberapa detik untuk menemukan titik terang. 

"Ahhh aku sedang malas melakukannya. Mungkin aku simpan dulu ya" gumamku sambil melipat secarik kertas tersebut dan menyimpannya ke saku.

Aku pun bergegas mandi dan membersihkan badanku. Ketika sabun cairku mulai mengalir ke tubuhku, aku pun mulai merenung. Renunganku tersebut berupa identitas dari pelaku pembunuhan tersebut. Ada apa dalam pembunuhan tersebut? Siapa pembunuhnya? Kenapa ada secarik kertas misterius tersebut? Semua pertanyaan tersebut mengalir mengikuti aliran air dan sabun cair ke tubuhku.  

Setelah mandi, aku pun menyiapkan sarapan. Sarapanku sendiri cukuplah sederhana, hanyalah roti lapis panggang dengan daging dan selada. Aku rasa sarapan tersebut merupakan hal biasa dalam hidupku.

Sambil kumakan sarapanku, aku menonton berita pada televisi yang ada di HP-ku. Berita di televisi pun tak jauh dari kasus pembunuhan yang terhadap sahabatku. News Anchor di berita tersebut tanpa habis-habisnya membahas kasus pembunuhan tersebut.

"Saudara sekalian, telah terjadi pembunuhan di persimpangan jalan di Distrik Shibuya. Korban ditemukan tergeletak di pinggir trotoar jalan dengan luka sayatan dalam di dada dan leher. Polisi masih mengumpulkan bukti terkait pembunuhan ini. Sekian Berita dari XY News. Melaporkan." begitulah Sang News Anchor membacakan berita tersebut.

Sarapanku telah habis kusantap, sekarang waktunya berangkat ke sekolah. Kucek semua pintu dan perabotan. Aku pastikan semuanya sudah aman, pintu terkunci, perabotan sudah tertata dengan baik. Nice. Waktunya berangkat sekolah. Goodbye Home.


BERSAMBUNG

My Idol is a Psycho [Hoshimachi Suisei Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang