Aku pun telah sampai di sekolah. Seperti yang sudah kujelaskan sekolahku berada di pinggiran kota Tokyo. Aku harus menempuhnya dengan menaiki kereta selama 45 menit. Sesampainya di gerbang sekolah aku pun menyapa satpam (penjaga lebih tepatnya)
"Ohayou gozaimasu, Pak. Semoga hari Bapak baik-baik saja," sapaku dengan senyum palsu.
"Ohayou, Amano-kun. Sama-sama semoga harimu baik-baik saja. Bapak turut berduka atas kematian sahabatmu. Semoga dia bisa tenang di alam sana," balas Pak Penjaga sekolah seraya menepuk pundak memberi semangat
"Aamiin. Oke, Pak." balasku seraya melambaikan tangan saat aku masuk ke gedung sekolah
Ketika aku masuk gedung sekolah, kulepaskan sepatuku di depan koridor sekolah dan kuganti dengan sepatu sekolah. Sepatu kuganti lalu kutaruh ke loker. Tanpa lupa aku menyimpan smartphone-ku ke loker juga. Sekolah mengharamkan tindakan yang menganggu konsentrasi belajar termasuk smartphone, jadinya aku simpan aja di sana.
Aku pun langsung bergegas ke ruang kelas. Di ruang kelas, semua terlihat ramai. Mereka masih membahas tentang pembunuhan tadi malam
"Ehh kalian tahu enggak tentang si Sakamoto-kun? Dia dibunuh seseorang di pinggir jalan gitu," ujar teman sekelasku, Sugimoto.
"Ah yang bener? Jangan-jangan lu berbicara bohong lagi. Kan lu jagonya berbohong dan membuat hoax." celetuk si Nagisawa, cewek megane yang cool.
"Bener, gue melihatnya dari kejauhan. Bahkan gue melihat si Amano-san dari kejauhan. Heyyy Amano-san" timpal Sugimoto sambil memanggilku
"Apa, bro? Kok manggil gue? Mau pinjam duit lagi?" balas aku sembari meledek Sugimoto sebagai tukang utang.
"Gue mau tanya sama lu. Lu pas kemarin ada di sana kan, pas Sakamoto terbunuh?" tanya Sugimoto
"Iya. Emangnya kenapa?" aku menanyakan balik ke Sugimoto
"Bisa kasih tau dong gimana sih kok dia bisa terbunuh?" tanya Sugimoto lagi
"Ehh gue ga terlalu tahu kronologis detail sih. Soalnya pas gue datang ke sana, dia udah tergeletak di jalan dan bersimbah darah." jawabku singkat.
Percakapan tersebut terus berlanjut hingga bel sekolah berbunyi tanda dimulainya masuk kelas. Semua langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing. Kami langsung duduk tenang tanpa suara.
Kulirik sedikit dari jendela, terlihat anak baru masuk menuju kelas bersama guru yang akan mengampu mapel kami. Langkah tersebut terlihat malu-malu gitu. Setelah itu mereka masuk ke ruang kelas. Aku pun terkejut karena yang masuk di kelas kami adalahhh......
.............HOSHIMACHI SUISEI......
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol is a Psycho [Hoshimachi Suisei Fanfic]
Mystery / ThrillerPembunuhan yang terjadi pada Sakamoto Miyazaki hanyalah sebuah titik dalam pembunuhan di Distrik Shibuya. Pembunuhan tersebut membuat Amano Hoshikaze, berkeinginan untuk menguak misteri dibaliknya. Akankah Amano mampu untuk memecahkan misteri pembun...