╰──> ˗ˏˋ 22 Desember: 15 tahun ˎˊ˗

306 71 2
                                    

Tanggal 22 Desember yang ke-15 mungkin akan menjadi pertemuannya dengan Megumi yang tidak akan pernah dilupakan oleh Toji. Pasalnya hari itu adalah pertama kalinya mereka bertatap muka secara langsung tanpa sekat kaca kedap suara dan telepon. Duduk berhadapan dipisahkan oleh meja. Berterimakasihlah pada lembaga sosial yang telah memberikan pelayanan spesial Natal pada pengunjung tahanan untuk bisa bertemu langsung, duduk satu meja di ruangan khusus yang ada di sipir.

Ditambah entitas dua orang yang mengaku sebagai teman baik Megumi, Itadori Yuuji dan Kugisaki Nobara, yang duduk di sebelah Megumi menambah suasana baru dalam pertemuan rutin mereka setahun sekali.

"Sayang sekali Paman Gojou tidak bisa kemari karena masih ada kerjaan. Pasti akan sangat menyenangkan perayaan ulang tahun Megumi," keluh Itadori.

Ya, perayaan ulang tahun. Di atas meja sudah ada kue ulang tahun dengan lilin angka lima belas yang menyala. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama bagi Toji untuk merayakan ulang tahun putranya secara nyata, dengan kue ulang tahun dan acara tiup lilin.

"Kalian sekelas dengan Megumi?" tanya Toji setelah acara tiup lilin dan potong kue.

"Iya, kami dulu satu kelompok saat masa ospek SMA dan tidak disangka malah sekelas juga," Kugisaki menjawab dengan nada ceria. Mendengar itu, Toji langsung tertegun.

Megumi, putranya telah memasuki masa SMA. Itu artinya  dua tahun lagi ia akan lulus lalu beranjak kuliah. Secepat itu waktu berlalu. Toji teringat pertemuan pertama mereka di sel tahanan. Megumi masih sangatlah pendek dan mungil.

Sekarang putranya telah tumbuh. Toji perkirakan tingginya mencapai angka 170 cm lebih. Jakun yang menonjol di leher juga tanda bahwa ia sudah puber. Toji bisa melihat ada beberapa bekas jerawat di wajah anaknya. Anaknya yang sudah menunjukkan aura rupawan. Toji pastikan akan ada banyak gadis yang mengejarnya di sekolah.

Lalu perhatiannya teralih pada dua teman Megumi. Itadori si anak periang dan ramah, Kugisaki, anak perempuan yang galak dan cerewet. Keberadaan mereka di sini, menyapa dirinya dengan ramah adalah bukti bahwa mereka tulus berteman dengan Megumi. Mereka menerima identitas Megumi sebagai 'anak yang ayahnya dipenjara'. Megumi juga pasti nyaman dengan mereka, terbukti dengan membiarkan mereka ikut dengannya ke sini. Toji pun merasa lega. Putranya dikelilingi oleh orang-orang baik.

Sisa waktu kunjungan mereka habiskan dengan membicarakan banyak hal sambil menghabiskan kue. Sebenarnya obrolan didominasi oleh Kugisaki dan Itadori. Mereka menceritakan kejadian-kejadian yang dialami semasa ospek. Megumi sesekali menimpali ataupun menyanggah hal yang menurutnya salah. Toji menyimak dengan senyuman tipis yang terulas di wajah. Jika ditanyai soal kegiatannya di sel tahanan, Toji menjawab dengan singkat dan nada canggung.

"Ada banyak kegiatan yang kami lakukan di sini. Salah satunya merajut."

"Megumi, kendalikan ekspresimu! Mengapa kau terlihat tak percaya bahwa ayahmu bisa merajut?!"

"Tentu saja! Lihat saja wajahnya, apakah kalian percaya bahwa ayahku bisa merajut?!"

Anak kurang ajar. Toji pastikan ketika Satoru berkunjung nanti, ia akan membawa hasil rajutannya dan menyuruh sepupunya itu untuk membawanya pulang dan memperlihatkannya pada Megumi sebagai bukti bahwa ia bisa merajut.

.
.
.
.
.
.

Ulang tahun yang ke-15 adalah ulang tahun terbaik bagi Megumi untuk saat ini. Ia bisa mengobrol dengan Ayahnya secara langsung tanpa sekat kaca dan telepon. Melihat dengan jelas wajah sang ayah. Lalu membicarakan banyak hal dengan ayahnya dan dua orang yang paling dipercayainya. Berkat kehadiran Itadori dan Kugisaki serta program spesial Natal dari lembaga sosial membuat ulang tahunnya menjadi lebih hidup dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Namun, Megumi terbayang satu hal yang mengganggu benaknya. Ketika ia menatap lama rupa sang ayah saat di rumah tahanan tadi, Megumi menyadari bahwa ada tanda-tanda penuaan di wajah sang ayah. Kerutan, kantung mata, sorot mata yang redup, serta tubuh yang kurus. Ayahnya telah menua dan Megumi merasa tak terima akan kenyataan itu.











Hal pahit yang dialami seorang anak ialah ketika menyadari bahwa perayaan masa kedewasaannya itu seiring dengan masa tua yang akan menyambut ayahnya...

24 Juli 2021

22 Desember ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang