Sorak-sorai penonton stadion menggema. Teriakan dukungan dan semangat yang dilontarkan itu benar-benar memekakan telinga. Namun, hal itu sama sekali tak menggoyahkan kefokusan Megumi saat ini.
Tongkat bat dipegang kuat-kuat. Iris menatap tajam pitcher lawan yang jauh ada di sana. Bulir keringat menetes di dahi. Di bawah topi seragam baseball, rambutnya lepek karena keringat. Kaki Megumi serasa kebas karena durasi pertandingan yang sudah berlangsung lama. Kini penentuan skor terakhir. Semuanya ada di tangan Megumi.
Peluit dibunyikan, pitcher melempar bola. Megumi berhasil memukul bola dan membuatnya melambung sangat tinggi.
"LARI!"
Secepat kilat rekan tim Megumi yang berdiam di base I, II, dan III berlari menuju home plate. Satu persatu berhasil sampai di home plate. Kini tersisa Megumi yang akan homerun jika bola tidak ditangkap oleh fielder.
"HOMERUN! HOMERUN! HOMERUN!"
Para pendukung dari sekolahnya terus menyoraki Megumi yang berlari. Tepat ketika bola hendak dicapai oleh salah satu fielder, Megumi tiba di home plate. Homerun yang menjadi tanda kemenangan tim sekolahnya di pertandingan nasional.
"MEGUMI!"
Itadori yang tiba di home plate sebelum Megumi langsung berlari memeluknya. Hal itu pun disusul rekan mereka yang lain. Mereka bersorak sambil mengangkat tubuh Megumi.
"HIDUP HOMERUN MEGUMI! HIDUP HOMERUN MEGUMI!"
Tawa lepas menguar di antara rasa lelah. Megumi yang biasanya memasang tampang datar pun kini melepas senyuman lebar. Kebahagiaan atas kemenangan untuk sekolah patut disambut dengan tawa dan senyuman.
Setelah euforia mengangkat tubuhnya selesai, mereka berlari menuju ke arah barisan pendukung guna membungkuk sebagai ucapan terima kasih. Dan di situlah Megumi melihatnya. Duduk di bangku paling depan. Dua pria yang akan ia kasihi sepanjang masa.
Ayahnya dan Paman Satoru.
Keduanya mengenakan topi baseball sekolahnya sebagai tanda pendukung. Paman Satoru begitu heboh dengan dua balon silinder yang ditepuk-tepuknya, sedangkan sang Ayah bertepuk tangan dengan senyuman tenang. Namun, Megumi bisa menangkap sorot bangga dalam iris ayahnya itu. Megumi tak bisa menyembunyikan senyuman. Ia pun kembali teringat pada ucapan sang ayah ketika masih dipenjara.
"Setelah Ayah keluar dari sini, Ayah janji hal pertama yang bakal Ayah lakuin adalah menonton pertandingan baseball Megumi."
Kini ayahnya telah terbebas dari semua tuduhan dan menepati janjinya. Menonton pertandingan pertama Megumi di tingkat nasional SMA dan Megumi langsung memberikan homerun untuk ayahnya.
Hidupnya yang dahulu rumpang kini menjadi lengkap dan dipenuhi kebahagiaan. Megumi bersumpah bahwa kelengkapan keluarganya akan terus ia jaga sampai tak ada waktu yang tersisa. Ayah, Paman, dan Megumi.
.
.
."Megumi, bagaimana kehidupanmu sekarang?"
"Sempurna."
END
A/N:
Terima kasih untuk para pembaca yang telah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir
Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam cerita ini khususnya yang berkaitan dengan hukum. Referensi yang saya ambil sangatlah sedikit, jadi bisa saja melenceng dari fakta yang ada. Untuk itu saya sujud minta maaf jika ada pembaca yang lebih mengerti tentang hukum di Jepang, tolong maafkan saya 🙏
Tentunya cerita ini masih banyak kekurangannya, mohon kritik dan sarannya 🙏
Saya juga ingin tahu kesan dan pesan kalian terhadap cerita ini khususnya ke-OOC-an yang sengaja saya lakukan terhadap Toji dan Megumi demi perkembangan alur. Apakah OOC-nya terlalu menggelikan? Silakan drop di sini pendapatnya 😁
Oke, sampai di sini. Sampai jumpa di karya selanjutnya (๑˃ᴗ˂)ﻭ
♥ 28 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
22 Desember ✓
Fanfiction[Fushiguro family] Tanggal 22 Desember di Jepang dikenal sebagai Hari Toji, yaitu hari dengan jam siang terpendek dalam setahun. Pada tanggal 22 Desember 2003, kelahiran Megumi merupakan anugerah terbesar bagi Fushiguro Toji. ───────────────────────...