╰──> ˗ˏˋ 22 Desember: 17 tahun ˎˊ˗

343 67 3
                                    

Megumi sudah terlalu lama untuk menahan rasa keingintahuannya selama ini. Alasan mengapa ayahnya dipenjara, mengapa ayahnya disebut tak bersalah, apa yang terjadi sebenarnya. Semua itu belum diketahui secara pasti oleh Megumi.

Oleh karena itu, di umurnya yang ke-17 ini adalah hari yang tepat untuk menanyakan semuanya pada Paman Satoru. Pemuda itu sudah cukup matang untuk menerima semua cerita yang mungkin memiliki paradoks hukum yang tidak bisa diterima begitu saja. Kecerdasan otaknya menyimpulkan bahwa ayahnya ini terlibat dengan masalah orang-orang yang memiliki kuasa lebih.

"Yup, kau benar Megumi. Istilah kerennya four play."

Kini Megumi duduk di depan meja kerja Paman Satoru. Bersiap untuk mendengar semua kebenarannya.

"Semua bermula ketika ayahmu menitipkanmu ke paman selama sebulan itu. Pekerjaan ayahmu adalah pengawal pribadi seorang CEO. Ya, kau pasti tahu, kan, apa itu CEO. Nah, selama sebulan itu, ayahmu menemani CEO itu pergi ke Osaka. Seingat paman mereka ke sana karena hendak melakukan kerjasama dengan perusahaan lain. Namun, pertemuan itu berujung aksi penembakan pada atasan ayahmu serta rekan-rekannya oleh sekelompok penyerang tak dikenal. Hanya ayahmu yang satu-satunya selamat."

"Lalu karena ayah yang satu-satunya selamat, ia akhirnya dijadikan tersangka atas aksi penembakan itu?" balas Megumi cepat sambil menatap lurus ke arah sang paman.

"Ya, benar sekali. Padahal selama diinterogasi, ayahmu sama sekali tidak mengenal pelaku penembakan lainnya yang berhasil ditangkap. Tapi, mereka sepertinya menutup telinga lalu membuat laporan palsu kalau ayahmu lah dalang dibalik itu semua. Sepertinya uang sudah menyumpal akal sehat para investigator itu."

Satoru mengambil napas sebentar sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi lalu melanjutkan lagi,"Kau tahu Megumi, aku sangat mengenal tabiat ayahmu itu. Dia hanyalah seorang pria bodoh yang ingin bertahan hidup. Tidak mungkin ia memikirkan rencana pemberontakan pada atasannya lalu merekrut regu penembak untuk melancarkan aksinya seperti yang dikatakan pengadilan. Ia tidak sejahat dan selicik itu. Paman ulangi sekali lagi, ia hanyalah seorang pria bodoh."

"Dari semua orang, mengapa ayah yang harus dijadikan kambing hitam? Tidak masuk akal. Ayah hanyalah seorang pengawal pribadi, bukan pebisnis saingan atasannya," lirih Megumi sambil menunduk. Rasa tidak terima mulai menyerbak di dalam hatinya. Hukum, politik, dan uang. Ayahnya menjadi korban tak bersalah oleh tangan-tangan yang berkuasa. Megumi tak habis pikir dengan jalan pikiran orang-orang itu.

"Itulah yang sedang kuselidiki selama bertahun-tahun ini, Megumi."

Perkataan dari Satoru sontak saja membuat Megumi mendongak. Pemuda itu pun menemukan senyuman tenang dari sang paman.

"Tenang saja, pamanmu ini akan mengeluarkan ayahmu dari penjara. Kau harus percaya pada pamanmu ini! Sekarang, sana kunjungi Ayahmu seperti biasanya!"

**********

Sebenarnya, penjelasan yang Satoru berikan pada Megumi hanya seperempat dari kebenaran aslinya. Hanya masalah dasar. Selama bertahun-tahun mengumpulkan bukti, Satoru menemukan satu fakta yang ironi dan menjadi poros semua masalah.

Alasan mengapa Toji dijadikan kambing hitam dan dipenjarakan ialah karena Ciara, istrinya, ibunya Megumi.

.
.
.
.
.
.

Megumi kini sedang dalam perjalanan menuju lapas tempat ayahnya ditahan. Selama perjalanan, Megumi mencoba berselancar ke dalam internet untuk mencari artikel kasus penembakan di Osaka11 tahun lalu. Ya, sesuai dugaan, artikelnya sangat sedikit. Sengaja sekali jika berita itu tidak ingin mencuat ke permukaan.

Megumi juga mencari terkait pidana yang dijatuhi pada ayahnya. Tuduhan yang dijatuhkan pada ayahnya sudah dipastikan tuduhan pembunuhan berencana yang nanti mendapatkan pidana hukuman mati. Namun, karena ada beberapa bukti yang lemah serta argumen pengacara, ayahnya pun hanya divonis penjara seumur hidup tanpa pidana lainnya.

Megumi tidak rela jika ayahnya harus mendekam di penjara sampai akhir hayatnya. Maka dari itu, ia hanya bisa mempercayakan semuanya pada pamannya. Tolong ingatkan Megumi untuk mentraktir pamannya makanan manis setelah berhasil mengeluarkan ayahnya dari penjara tadi.

Kini pemuda itu telah sampai di lapas. Terlihat keadaan lobi lebih ramai dari biasanya. Hal itu pun membuat Megumi heran. Tapi, ia acuhkan. Seperti biasa ia akan berbicara pada resepsionis untuk mengajukan permintaan kunjungan.

"Maaf, Tuan Fushiguro Toji tidak dapat dikunjungi saat ini."

Megumi mengernyit heran,"Kenapa?"

Resepsionis itu terlihat ragu untuk menjawab. Resepsionis wanita itu sangat mengenal Megumi lima tahun belakangan ini. Seorang anak yang setia mengunjungi ayahnya setiap bulan tanggal 22 Desember. Kata seniornya di sini, alasan mengapa pemuda ini berkunjung setiap tanggal segitu dikarenakan bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Kisah ayah dan anak yang manis. Namun, ia harus tetap profesional. Biarkan anak ini mengetahui apa yang telah terjadi pada ayahnya walau akan terdengar menyakitkan.

"Beliau baru saja dibawa ke kantor polisi untuk penyidikan. Ada tuntutan baru yang dijatuhkan padanya. Pihak kepolisian juga sudah memberi tahu tentang penyidikan ini pada pihak keluarga tahanan atas nama Gojou Satoru."

Napas Megumi memburu seketika. Segala kekhawatiran mencuat di dalam kepalanya. Masalah baru apa lagi ini?!

Segera saja Megumi berjalan keluar setelah mengucapkan terima kasih. Ponsel diambil, berusaha menghubungi nomor sang paman. Megumi mendecak tak sabar karena pamannya tak segera mengangkat teleponnya. Tiga kali menelepon hingga akhirnya pun diangkat.

"Halo Paman—"

"Megumi! Maaf—"

Megumi tercekat ketika menyadari bahwa suara penerima telepon bukanlah suara pamannya. "Siapa ini?! Mengapa bisa memegang ponsel milik Gojou Satoru?!"

"Tenang, tenang! Santai! Namaku Geto Suguru, temannya pamanmu, Gojou Satoru. Dengarkan aku dengan tenang Megumi, pamanmu saat ini sedang berada di Rumah Sakit Ieiri. Segeralah ke sini, ya!"

Megumi membelalakkan matanya. Ia benar-benar tak percaya dalam satu hari ini ia sudah mendapat dua kabar tak mengenakkan. Juga terheran, sebelum ia berangkat menuju lapas, pamannya baik-baik saja!

"Mengapa paman bisa berada di rumah sakit?! Apa yang terjadi?!"

"Pamanmu ditembak oleh orang tak dikenal!"







Bersiaplah menyambut dua babak terakhir kisah ini dan bersiaplah untuk menghadapi kenyataan terpahit...

♥ 24 Juli 2021

22 Desember ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang