C 01: Arms hurt

259 54 120
                                    

Sebelum membaca, aku udah ada bikinin playlist sportify buat cerita ini. Ada dibioku ya, enjoy reading:)

><

Kei, nama yang sering diucapkan oleh Kalisha dalam mimpinya. Wajah pria itu masih samar dalam ingatannya, hal itu membuat wanita ini penasaran akan pria ini. Karena dalam alam bawah sadarnya. Bagi Kal, Kei adalah manusia yang sengaja membawa kebahagiaan oleh tuhan untuknya. Dan meyakinkan padanya bahwa hidupnya bisa seperti orang lain.

-KK-

"Kal.. aku-" belum sempat ia mengatakannya, wanita yang dipanggil Kal itu sudah berjarak jauh darinya. Kal yang sudah berada di tempat tibanya, lantas menoleh ke arahnya, memberikan senyuman hangat yang jarang wanita itu keluarkan. Sorotan matanya menunjukkan kebahagiaan. Kei, pria yang terputus perkataannya pun membalas senyumannya dengan senyuman tipis, hendak melangkah menghampiri kekasihnya.

Namun, tubuhnya seketika terhenti tepat ditengah jalan raya seolah pria ini tak bisa maju menghampiri wanitanya. Kei kebingungan, kemudian pandangan pria itu tertuju pada Kal, tampak jelas dari ekspresi wanita itu panik hendak berlari ke arahnya, ingin menyelamatkannya. Sangat telat Kal membantunya, sebuah truk mendatanginya membuat tubuhnya terpental dengan keras. Kei langsung memejamkan matanya, berusaha untuk menahan rintihan sakitnya.

Disisi lain, wanita itu memicingkan matanya ke arah sosok yang mengemudi truk, tampak dari ekspresinya sudah menunjukkan bahwa ia sedang dihipnotis oleh seseorang.

"Pfft-" terdengar suara tawa yang tertahan sangat jelas dari sampingnya, Kal menoleh ke arah sumber suara. Tak sangka ternyata sosok itu berpakaian seragam polisi. Namun, wajahnya tidak tampak karena ia menutup wajahnya dengan topi. Namun hanya bisa ia lihat ciri khas dari pelaku tersebut ada birthmark di lehernya.

"Welcome to your real home Kalisha."

"Eh?" tangan Kal terasa lengket, rupanya ia sedang mengaduk adonan kue dengan sendok kayu. Ternyata selama ia melamun tadi secara tak sengaja ia memasukkan tangannya ke dalam adonan. Kal menghela napas, kembali membuat ulang adonan kuenya. Padahal ia berniat untuk tidak lembur malam ini, tapi karena adonannya sudah kotor, terpaksa Kal harus membuatnya lagi.

Esok hari, Kal menjalani hidupnya yang membosankan seperti biasa. Wanita itu mengerjakan naskahnya masih dengan berpikir kejadian semalam, ia menatap Wendy yang tengah menelpon dengan seseorang lewat ponselnya. Sahabatnya itu mengeluarkan nada ceria sambil tertawa ringan bersama seseorang yang tak lain sosok pria yang tengah di telponnya.

"Lis, you're okay? " tanya Wendy, sepertinya urusannya dengan pemilik telpon tadi sudah kelar. Wanita itu mengangguk, kemudian mengeluarkan sebuah kotak bekal berisi brownies coklat yang ia buat semalam. Respon dari sahabatnya itu adalah takjub akan perilaku Kal padanya "Ada acara apa nih sampe lo bikin brownies?" tanya Wendy dengan memicingkan matanya, melihat kelakuan Kal, sepertinya tampak mencurigakan.

"Gue mau buat aja, gabut." jawab Kal lalu memberikan sepotong brownies ke Wendy.

-KK-

"Kei, gue bilang check up yah check up jangan kayak anak kecil dong!" tegur seorang pria dengan rambut berantakannya masih dengan pakaian lemburnya semalam. Ia khawatir akan kondisi adiknya yang sangat lemah. Pria yang ditegur oleh kakaknya itu hanya terdiam.

Sementara seorang pria yang mengenakan jas putih alias seorang dokter masih memeriksa tangannya, "Lain kali jangan sering masak didapur ya Kei," ucapnya sambil tersenyum yang jelas Kei ketahui itu senyuman palsu.

Different LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang