Luna prof
Aku berlari dari gerbang menuju halaman sekolah, aku terlambat di hari pertama masuk sekolah di semester genap dan ku harap tidak ada guru BK atau guru piket yang memergokiku saat ini.
Saat melewati ruang guru, aku berjalan mengendap-endap sambil menunduk agar tak ada yang melihatku. "Ok tinggal melewati pintu ruang guru maka kau akan selamat Luna" batinku menyemangati diriku sendiri sambil mengontrol langkah kaki agar tak menimbulkan suara. Yes, akhirnya aku berhasil, kembali menegakkan badanku berjalan menuju kelas dengan lega.
Ketika aku melangkah ada sesuatu yang menahan, sepertinya dari ranselku. Aku coba jalan lagi,"eh kok masih ketahan ya" batinku.
Saat aku berbalik "Oh My God" terpampanglang wajah pak Edi guru galak yang memiliki kumis seperti pak raden.
Aku nyengir tak bersalah menatap Pak Edi,
"o.. o... aku ketahuan"" Aluna Maya, kelas XI IPA 1, nomer absen 5, lepas tas kamu dan pel kuridor taman belakang"
"SEKARANG"
Perlu diketahui ya, jangan pernah melawan perintah Pak Edi, Mr. Disiplin dan jangan pernah mencobanya, atau siap-siap saja melakukan menerima misi khusus.
Sebelum mengayunkan tongkat pel aku memesang earphone dan memutar list lagu dari Padi,dewa 19, Arilaso dan Once juga setelah mereka keluar dari band tersebut. Banyak yang bilang kurang update, disaat teman-temanku menggilai lagu dari BTS, Black Pink yang masakini banget, aku malah kepincut dengan deretan para om-om jadul kata mereka. Biarlah selera tak bisa di paksa bukan?
Aku menegakkan badan sedikit merilekskan pinggangku, menoleh ke belakang tinggal sedikit lagi.
"Luna gue kasih permen ni, semangat ya" dia menyodorkan sebungkus permen dan berlalu pergi di iringi 3 pengawalnya.
"Makasih Galaxi, tumben baik sama gue?" teriakku.
Dia Galaxi, dengan berat hatiku katakan dia most wanted di sekolah, gangster, jail selain itu dia agak playboy tapi otaknya encer, dia sekelas denganku sejak kelas 10. Jangan lupa dengan 3 dayangnya Rilo, Adit dan Ian yang selalu ngintil dibelakangnya.
"Balik kanan Lun ada kejutan"
Kajutan apa? Aneh tuh bocah. Setelah melahap permen pemberian Galaxi aku membalikkan badan"OH NO, GALAXI........ Setan loe ya, gue doain loe di hukum sama pak Edi" teriakku dengan emosi yang sudah di ubun-ubun melihat lantai yang kotor dengan cap sepatu ke 4 anggota geng keong racun.
"Loe juga"balasnya di iringi dengan tawa yang terdengar menyebalkan.
"Kurang ajar, dasar setan,playboy cap kadal, most wanted apaan dasar kutu beras" aku terus mengumpati Galaxi hingga puncak kekesalanku.
Aku menendang ember berisi air pel yang sudah kotor.
"WOY"
Aku shok,air bekas pel sudah membasahi sepatu hingga celana salah satu siswa yang lewat.
"Kesialan apa lagi ini Luna" batinku
"Sorry gue nggak sengaja, gue... gue lagi kesel, nggak tau loe lagi lewat". ucapku dengan nada bersalah
"Ya tapi sepatu sama celana gue basah, mana kotor lagi" jawab siswa itu dengan emosi
"gue cuciin iya gue cuciin tapi maafin gue ya, gue tanggung jawab kok" aku mulai memelas
"ya udah sepatu gue aja nggak mungkin gue lepas celana" ucapnya dengan nada yang mulai merendah.
Dia berjongkok untuk melepas sepatunya, tiba tiba angin berhembus sedikit kencan menerpa wajahnya dan di saat itu aku merasa jantungku berdetak lebih kencang debaran halus yang membuatku panas dingin. Hingga lamunanku tersadar saat dia memberikan sepasang sepatunya yang basah.
"Kalau sudah bersih kembaliin ke gue" kemudian dia berlalu.
"Eh tunggu gimana gue balikin ke elo? "
"Langit XI IPA 2" jawabnya tanpa menghentikan langkahnya.
aku tak melepas pandanganku hingga dia berbelok di ujung kuridor.
Kemudian pandanganku beralih, tersenyum pada sepasang sepatu yang basah ,tapi tunggu "Came On ini awal yang buruk Luna" gumamku dengan miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETEND
Ficțiune adolescențiLuna memang sangat mengagumi Langit, hatinya tidak mudah di goyahkan sejak pertama kali bertemu dalam keadaan yang cukup buruk baginya. Galaxy seorang most wanted disekolah mereka mempunyai tugas khusus bersama Luna. Mampukah Luna meluluhkan hati La...