Jamal POV
Jam alarm ku sudah berbunyi memekakkan telinga tetapi mataku masih terasa berat untuk dibuka. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela menusuk mata seolah membangunkan tidurku. Aku mengucek mata lalu berjalan menuju kamar mandi. Memulai rutinitas pagi dan selesai dalam lima belas menit, memakai seragam lalu mengetuk daguku dengan jari seolah berpikir keras. Jaket mana yang akan kupakai hari ini? Setelah menemukan yang cocok, aku berangkat sekolah menggunakan scooterku.
Ini adalah sekolahku, SMAN Bima Shakhti. Langkah kaki menuntunku masuk ke dalam kelas yang sepi, 12 IPA-3 terpampang jelas di atas pintu kelas. Menurunkan kursi dari atas meja, melihat jam dinding kelas lalu menutup kepalaku dengan jaket. Lingkaran hitam dibawah mataku terlihat jelas akibat belajar semalam untuk persiapan hari pertama ujian.
*Gubrakk*
Aku sontak membuka mataku dengan terkejut dan seketika tertawa melihat Vano terduduk menahan rasa nyeri di kakinya.
"Ngapain duduk di lantai, Van? Kursi banyak kok." ledek Jamal sambil tertawa terbahak.
"Eh ketawa ae, bantuin sini." sahut Vano yang sedang berusaha berdiri.
"Makanya kalo jalan pake mata, Van." ucap Jamal sembari membantu Vano duduk di kursinya.
Kondisi kelas yang tadinya masih sepi kini berganti ramai. Semua dari mereka sibuk belajar mempersiapkan ujian sekolah hari pertama. Aku, Vano, Claudi, dan Rere serius mengulang materi mulai dari buku paket kimia, catatan, hingga setumpuk latihan soal untuk memastikan bahwa akan lulus bersama.
*Kringg... Kringg...*
Bel berbunyi menandakan jam telah menunjukan pukul 07.00 dimana sekolah akan dimulai. Guru pengawas masuk untuk memulai proses ujian.
"Selamat pagi semua, ayo rapikan buku kalian dan masukkan ke dalam tas." sapa Ibu Dinda tersenyum.
"Yah Ibu, belajar dulu Bu sebentar ga bisa?" tawar Vano memelas.
"Ga bisa, udah cepat semakin lama kalian mulai maka semakin sedikit waktu pengerjaan kalian."
"Ibu ga asik ah." kata Vano sambil memasukan buku ke dalam tas.
"Udah cepetan, Van." ucap Claudi.
Ujian pertama pun dimulai, suasana kelas begitu hening. Sesekali aku melihat sekeliling kelas tanpa alasan. Aku melihat Claudi yang mengerjakan soal seolah tanpa beban, Rere yang sesekali menggaruk kepalanya, dan Vano yang meletakan kepalanya di meja. Aku menendang kursi Vano di depanku karena sepertinya Vano tertidur.
"Woi Van, bangun!" ucapku sambil menendang kursi Vano pelan. Ternyata aksiku mencuri perhatian guru dan membuatku enggan mengulangi.
"Ada apa Jamal? Lho kok ini Vano malah tidur?" ucap Ibu Dinda heran.
"Gatau tu, Bu." balas Jamal acuh. Tanpa diduga Ibu Dinda mengambil timer kelas lalu membunyikannya tepat di telinga Vano.
"Eh ayam... ayam... Siapa sih ganggu orang tidur aja?" gerutu Vano mengangkat kepalanya.
"Saya yang ganggu, perlukah saya minta maaf udah ganggu kamu tidur Vano?" tanya Ibu Dinda tersenyum.
"Eh Ibu Dinda cantik, saya ga maksud begitu kok." kata Vano berusaha menjelaskan.
"Kenapa kamu tidur? Sudah selesai? Sudah periksa ulang? Yakin benar semua?" tanya Ibu Dinda beruntun.
"Maaf Bu, saya cuma manusia yang ga mungkin benar semua. Tapi, saya sudah belajar kok makanya saya jadi ngantuk gini hehe." ucap Vano meminta maaf.
"Sudahlah kamu ini bisa banget kalo ngeles, Van." ujar Bu Dinda lalu berbalik ke tempat duduknya. Tak terasa waktu berjalan hingga waktunya pulang. Kami berjalan keluar sekolah dan memutuskan untuk membeli jajanan ringan sebelum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan di Hutan Misteri
Misteri / ThrillerSetelah selesai ujian sekolah, 4 sekawan itu memutuskan untuk camping di salah satu hutan. Sesampainya mereka disana, mereka menemukan banyak kejanggalan dan misteri. Apa sajakah yang mereka temukan? Anggota Kelompok: Angelica Rosalind Clarissa Fior...