---
I know your eyes in the morning sun
---
Hangat mentari pagi perlahan menjalar dari balik punggung seorang pria yang terlihat masih tertidur pulas. Sedikit demi sedikit mengintip bayang dibaliknya, nampaknya pria tersebut sudah bangun dari tidurnya. Ia membelai lembut pipi wanita tersebut sambil sesekali tertawa kecil. Namun hal itu tak berlangsung lama karena sang wanita terbangun dari tidurnya.
"Selamat pagi, Anne" ujar pria itu masih membelai pipi wanita yang ia panggil Anne dan merupakan istri tercintanya.
"...selamat pagi, Ushi. Ini jam berapa?" jawab Anne diikuti pertanyaan. Ia mengusap matanya perlahan sambil mengubah posisinya kini sedikit terduduk menyender ke kepala kasur.
"Jam sembilan" jawab Ushi singkat.
Seketika kedua mata milik Anne terbuka lebar, pupilnya membesar. Segera ia menengok ke arah sang pria dengan sedikit ganas.
"Kok kamu engga bangunin aku? telat kan jadinya duh!" belum saja si perempuan berhasil lompat dari kasur, tubuhnya telah kembali lagi rubuh ke atas kasur karena pelukan dari sang suami.
"Ini hari liburmu Anne, jangan dulu beranjak dari kasur. Saya masih butuh kamu" Ushijima mengeratkan pelukannya pada pinggang Anne, kini wajahnya masuk lebih dalam di ceruk leher sang istri. Wajahnya nampak lelah dan merasa kesal.
"Lagi-lagi kamu over work seperti ini. Aku tidak masalah kamu menjadi wanita karir, tapi kalau kamu tidak bisa menjaga pola hidupmu itu akan jadi masalah untuk saya" terdengar dengan jelas nada kesal di telinga Anne pada intonasi kalimat sang suami. Anne hanya diam tak menjawab. Ia menghela nafas kemudian tangan kanannya membelai lembut pipi sang suami sedangkan tangan kirinya ikut menggenggam tangan Ushi yang melingkar pada pinggangnya.
"Aku minta maaf, Sayang" ujarnya. Ushi kini membalik tubuh Anne agar menghadap ke arahnya. Menatap tajam ke kedua mata sang istri.
"Beri saya senyuman" ucapnya. Anne yang heran akan kalimat suaminya tak ambil pusing dan segera tersenyum. Jarang sekali suaminya ini merajuk dan ia pikir ini adalah hal yang menggemaskan.
"Kamu manis. Matamu tajam tapi bersinar. Lebih bagus lagi jika terpantul oleh cahaya rembulan. Namun bulanpun mendapatkan sinarnya dari matahari juga bukan?" Ushijima menyisir lembut helai-helai rambut poni Anne, mengaitkannya dibelakang telinga sang istri. Menikmati dengan syahdu menatap kedua bola mata Anne, membiarkan dirinya semakin jatuh tersedot dalam tatapan yang ia cintai.
"Kamu hanya mau menatapiku saja?" tanya Anne, kini tatapan matanya berubah. Sedikit menyipit penuh maksud. Jari-jarinya perlahan menyentuh dada bidang sang suami, semakin turun membelai otot perut yang selalu berhasil membuat para fans perempuan sang suami berteriak histeris jika tak sengaja dalam pertandingan jersey miliknya tersibak. Anne tidak cemburu, toh pada akhir hari apa yang dilihat oleh media adalah miliknya seorang.
"Sepertinya aku lapar, bolehkah aku meminta sarapanku?" Ushi tak sepolos yang orang-orang kira. Sinyal nakal dari sang istri ditangkap dan ditanggapinya dengan baik. Wajah mereka mulai saling mendekat, diawali dengan kecupan ringan penuh cinta dan dilanjutkan dengan hasrat yang membara.
---
I feel you touch me in the pouring rain
And the moment that you wander far from me
I wanna feel you in my arms again
---
Musim penghujan memang bukan merupakan favorit semua orang termasuk untuk seorang Ushi. Hawa dingin yang menusuk ataupun hal-hal merepotkan untuk melakukan aktifitas di luar adalah beberapa dari alasan mengapa ia tak menyukai hujan. Berbeda darinya, Anne sangat menyukai hujan. Sewaktu-waktu saat masa pacaran mereka dahulu ia pernah menanyai alasan mengapa sang istri sangat menyukai hujan, dan dijawab dengan untaian kalimat yang hanya meninggalkan diam untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Belong to You and Me
Romansa[Married AU][Song fic : How Deep is Your Love by Bee Gees] We Belong to You and Me Ushijima Wakatoshi x Anne Ushijima Fluff, cringe