"But mostly I hate the way I don't hate you. Not even close, not even a little bit, not even at all." Katarina, 10 Things I Hate About You.
.
.
.Hidup sebagai penulis buku selama 4 tahun mampu membuat Han sangat menyukai pekerjaannya itu. Buku yang ia tulis juga bermacam-macam, dari mulai genre romantis, komedi, dan pilihan dewasa lainnya.
Suatu saat ia ingin mencoba horor tapi pribadinya tidak setuju karena dia sangat takut dengan hal-hal seperti itu. Terhitung sudah 3 tahun belakangan ini, Han menjadi penulis yang sudah menyelenggarakan pameran buku dan meet&greet setiap kali ia meluncurkan karya terbarunya.
Han memiliki nama pena sebagai penulis bernama Hans. Itu diambil dari marga dan tambahan s dibelakang. Acak memang dan kurang menarik, tapi s di belakang memberikan kesan friendly bagi yang mendengar dan mengucapkan namanya. Penggemarnya banyak sekali dan rata-rata perempuan muda sekitar siswi dan pekerja kantoran. Tulisan yang hangat dan mampu menyentuh para pembacanya juga memiliki daya tarik tersendiri.
Han selalu memiliki ciri khas di setiap tulisan dalam bukunya. Sejauh ini sudah ada 20 buku yang ia terbitkan dan yang paling terkenal di pasaran atau best seller yaitu buku bergenre thriller romance yang berjudul "The Three Colors" Ini juga menjadi buku terakhir yang ia terbitkan sekarang sebelum buku yang baru akan terbit tahun depan.
Dunia buku menarik dunianya untuk lebih berkembang daripada sebelum ini. Han tahu betul perbedaan dirinya yang dulu dan sekarang. Ia tahu tidak ada yang berubah sebenarnya. Han masih sama hanya saja ia memakai topeng kali ini. Tapi dia sendiri tidak tahu, mana dirinya yang sebenarnya.
Han Jisung anak malang 10 tahun yang lalu atau Hans penulis buku yang menyembunyikan hal berbahaya?
Duduk di kursi selama berjam-jam tentu membuat punggung dan bokongnya tidak nyaman. Ketika ia sudah ingin mendaratkan tubuhnya ke atas ranjang kamarnya, telfon kakek Yoon membuatnya harus berdiri lagi ke meja memuakkan itu. Perlahan ia mengambil napas-membuangnya dan langsung membuat nada antusias seolah-olah tidak lelah sama sekali.
Kakek Yoon membuat suara terlebih dulu. "Datanglah pukul 3 sore ke rumah utama. Jisung kembali."
Han tidak tahu ingin berekspresi seperti apa. Ia langsung meremas rambutnya sambil berkeliling ruangan kamar yang cukup luas.
"Park Jisung?" Mau diulang berapa kali juga, kakek Yoon tetap membuat kalimat yang sama. Han segera mengiyakan walaupun hatinya jelas tidak suka dengan kedatangan bocah tengik itu. Setelah perbincangan dengan kakek Yoon yang cukup singkat, Han mengambil langkah mendekati nakas yang di dalamnya ada sebuah note dan mengambilnya dari sana.
.
Berjalan dari bandara memang membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk sampai di depan halte bus nomor 4771. Tapi walaupun begitu, Jisung akhirnya sampai dengan waktu kurang lebih 35 menit. Ia menarik lagi kopernya untuk sampai di kursi panjang dan membenarkan posisi topi hitamnya.
Tak lama setelah itu, ia mendengar suara aneh di sekitarnya. Segera ia duduk dan melihat seorang wanita sedang memukulkan dahinya ke layar iklan yang ada di halte tersebut. Park Jisung tidak bisa melakukan hal lain selain tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Terlebih lagi, wanita ini jelas terlihat tidak peduli dengan sekitar padahal di sini ada sekitar 7 orang termasuk mereka berdua.
Park Jisung tidak henti-hentinya menertawakan dalam diam aksi wanita itu sampai pada akhirnya, wanita itu menghentikan aktivitasnya dan berbalik lalu menjatuhkan dirinya duduk di kursi yang sejajar dengan Jisung duduki.
Hal ini bukan pertama kalinya untuk Hwang Yeji. Ia sudah berkali-kali melakukan hal yang sama setiap kali masalah datang dalam hidupnya. Hari ini juga, ia tidak sengaja menumpahkan latte di meja pelanggan sehingga teguran datang dan bos pemilik cafe tempatnya bekerja harus memecatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO FACE
Fanfic📌Note: Mature Content 🔞 Empat orang pemuda yang membohongi satu sama lain dengan rahasia masing-masing. Cast: Mark Lee Park Jisung Han Jisung Hwang Yeji Setting: South Korea Genre: Dark Romance, Thriller, and Drama ©2020 kooklogy present