CHAPTER 7

4 1 0
                                    

We Are The Twins
.
.
.
  C.7  (Hate)

Fiolla De Alger Viscent

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiolla De Alger Viscent

"Orang yang terlihat bahagia dengan
Orang yang bahagia itu berbeda
Bisa saja dibalik itu semua,
Salah satunya sedang terluka" -(Qoutes From Fiolla De Alger Viscent)

.

.

.
Suara hujan diikuti petir yang menggelegar tidak menggangunya. Fiollin terus menatap Adiknya penuh kecemasan. Orang yang di tunggunya bahkan belum juga datang.

"Apa mobilnya mogok?" Fiollin menjepit dagunya dengan jari. Ia sedang berfikir keras tentang kemungkinan yang terjadi. "Sepertinya tidak mungkin, lagipula mobil itu jarang aku gunakan" lanjutnya. Dia menggelengkan kepala.

TING!
TING!


Bunyi bel membuatnya tersadar dari lamunan. Fiollin langsung berjalan menuju pintu dengan tergesa-gesa dia membukanya.

"Kenapa lama seka --ehh!?"

Fiollin terkejut melihat penampilan Pria didepannya. Kemeja putihnya tebus pandang karena basah. Rambutnya acak-acakkan.

"Aku menelfonmu dari tadi, Tapi tidak aktif.
Pantas saja smsku tidak dibalas, kau ahlinya membuatku repot Fiollin!" Trevor tidak sadar, air liurnya muncrat karena terlalu banyak bicara.

Sedangkan tuan rumah sudah biasa dengan ini. Makannya dia tidak mau meladeni Trevor dan langsung menyuruhnya masuk saja.

Trevor menarik baju Fiollin. "Aku kesini dengan seseorang lho! Apa kau tidak penasaran? Dia terluka tuh!".

Fiollin menghela nafas lelah. Ini bukan waktunya bermain-main. Adiknya butuh bantuan sekarang.

"Oh ayolah, Adikku pingsan! Harusnya kau mengerti. Ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda Trevor!"

"Kau ini menyebalkan. Tidak seperti biasanya" Trevor membuang muka --acuh.  "Yasudah. Aku akan mengurus Adikmu dan kau urus orang itu" lanjutnya.

Belum menjawab, Fiollin langsung ditinggal oleh temannya. Lalu kemudian dirinya penasaran dengan orang yang dibawa Trevor. Tidak biasanya temannya yang anti sosial itu membawa seseorang.

Dia berfikir orang itu adalah perempuan. Namun...

"KA--KKAAU!? ZOROOO!!". Seru Fiollin.

Dia terkejut ketika melihat seorang masuk ke apartemennya. Melihat itu Fiollin menyuruh Zoro duduk disofa.

Fiollin melihat keadaan Zoro. Bisa dikatakan keadaannya tidak baik-baik saja. "Sebentar, aku akan mengambil handuk dan membuatkanmu teh hangat"

Beberapa menit kemudian, teh dan handuk ia berikan. Fiollin sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi pada Zoro. Namun dia tidak mau gegabah, bisa-bisa Zoro makin benci padanya.

Dua remaja lelaki itu terdiam. Mereka sibuk dalam pikiran masing-masing. Zoro yang sedang menatap cangkir dan Fiollin yang diam-diam melirik Zoro.

Merasa diperhatikan, Zoro balik menatap Fiollin. Yang ditatap malah grogi. "Kalau ada yang mau dibicarakan ya bicara saja. Tidak usah curi pandang padaku, itu membuatku risih"

Fiollin tertangkap basah. Sekarang dia kebingungan untuk menjawab. Namun, sebisa mungkin dia mencoba untuk mengontrol diri. Dia berdehem. "Aku tidak menatapmu. Mungkin kau salah lihat ya salah lihat" katanya sambil tersenyum yang mampu membuat gila kaum hawa.

Lainnya halnya dengan Zoro. Melihat senyum Fiollin seperti melihat orang bodoh yang berdalih dengan alasan konyol. "Mengaku saja. Sudah terlihat jelas kau menatapku tadi, cih!"

Fiollin menggaruk kepalanya --kikuk. Padahal biasanya jika dia tersenyum seperti ini, orang-orang akan langsung mempercayainya. Kecuali Adiknya, Fiolla.

"Kau temannya Trevor ya?"

"Bukan"

"Lalu kenapa kalian datang bersama? Lagipula kau tidak tahu tempat tinggalku Zoro"

Kini giliran Zoro yang kebingungan. Dia gengsi untuk menceritakan masalahnya. Apalagi dirinya yang mencoba bunuh diri. "Be--berisikk! Tidak ada urusannya denganmu" ucap Zoro dengan ketus.

Fiollin menyipitkan matanya. Dia penasaran akan apa yang terjadi pada Zoro. "Kau ada masala--"

BRAKK!!

Zoro dan fiollin langsung menatap ke arah pintu kamar. Dengan buru-buru, Fiollin mendekati Trevor. Sementara si pelaku yang membuka pintu berkeringat deras.

"Sejak kapan Adikmu tidak sadarkan diri Fiollin?" Tanya Trevor. Dia menatap Fiollin penuh menyelidik. "Cepat jawab ini menyangkut hidup dan matinya"

Fiollin menunduk. Dia menceritakan semua yang dia tahu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Are The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang