CHAPTER 5

4 1 0
                                    

WE ARE THE TWINS
.

.

C.5 [Mysteri]

Odellia Servanos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Odellia Servanos

.

.

BRAAKKK!!

"Kenapa aku harus menerimanya?! APA UNTUNGNYA BAGIKU SIALAN?!!!" Fiollin menendang kursi hingga terjatuh. "AKHH!! BANGSAT INI MEMUAKKAN!!!"

melihat kelakuan anak remaja itu, Eljey tidaklah panik. Ia tetap tenang tanpa menunjukkan kecemasan sedikit pun diwajahnya.

"Aku sudah menduga hal ini terjadi, jadi aku memesan ruang VVIP untuk jaga-jaga. tapi... Apa umpatan kasarmu itu belajar dari'nya'?". Tanya Eljey.

"Dari mana aku belajar kau tidak perlu tahu karena kau memang pantas mendapatkan itu" Fiollin menatap penuh emosi.

Eljey menatap putranya dan kemudian...

"Pfftt!!"

Fiollin merubah ekspresinya. Ia kebingungan dengan respon Ayahnya yang diluar dugaan.

"Ka--kauu bukan manusia?..."

Eljey menyeringai.

"Kau Iblis..."

Seringai Pria itu makin lebar.

"...YA! KAU IBLIS! KAU BUKAN AYAHKU!!"

dan tawa Pria itu pecah.

Tubuh Fiollin seolah tidak bertenaga. Remaja itu bersender pada kaki meja yang tertutup kain hingga posisinya membelakangi Sang Ayah.

Iris matanya dinaikkan ke atas agar air matanya tidak jatuh. Sementara itu, tawa dari Eljey berhenti tapi, Pria dewasa itu tidak bergerak seinchi pun dari posisinya bahkan dia tidak menghampiri Fiollin.

"Tuhan tolong kembalikan Ayahku". Fiollin tidak mampu menyembunyikan suaranya yang bergetar.

"Percuma kau berdoa padanya. Kau tahu kenapa?" Fiollin langsunh memfokuskan pendengarannya. "Karena kau adalah Anak yang terlahir dari Iblis sepertiku... HAHAHA!!". serunya.

Mata Fiollin melebar, dia langsung mengambil pisau dan mendekatkan benda itu ke arah sang Ayah. Namun tertahan.

Eljey menatap sayu ke arah Fiollin. Lalu dia melirik ke arah pisau yang hampir menusuk lehernya. "... Kenapa berhenti?"

Remaja itu menatap tajam Ayahnya yang masih setia menatap pisau ditangannya. Dia ragu.

Tangannya mulai berkeringat. bukannya mejawab, Fiollin malah menjatuhkan pisaunya. Menundukkan kepalanya tanpa menatap Ayahnya.

"Jika kau berhenti menyiksa Fiolla, maka aku akan menuruti semua keinginanmu"

Kini Eljey tersenyum lembut seolah dirinya bukan Pria keji. "Baiklah"

Benarka--"

perkataan Fiollin terputus ketika tangannya ditarik sang Ayah, dirinya ingin berontak tapi gagal ketika mendengar suara pintu yang terbuka.

Lalu dua Pria itu melihat ke arah pintu.

We Are The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang