Tahun pertama, chapter 3
Rumah yang Tidak Diimpikan
_________________________________________"GRYFFINDOR!"
Sorak-sorai terdengar memenuhi seluruh penjuru Aula Besar tepat setelah topi tua itu mengucapkan kalimat kramat yang membuatku langsung membeku beberapa detik saat mendengarnya.
Saat ini tengah diadakan penyortiran asrama bagi para anak kelas satu, dan aku termasuk dari 'anak kelas satu' itu.
Dan sepertinya memang benar yang ayah ucapkan saat di Malfoy Manor, jika aku akan masuk ke asrama Gryffindor dengan rambut merah ini.
Padahal aku sedikit berharap jika topi seperti itu tidak dapat melakukan kesalahan pernyortiran dan tidak mudah ditipu. Terapi ternyata sangat mudah membodohi topi seleksi hanya dengan rambut merah ini. Apa karena ia sudah terlalu tua sehingga tidak sehebat dulu?
Kalau begitu, jika seseorang berambut kuning, apa orang itu akan masuk ke Huflepuff? Aku rasa tidak, karena jika iya, sudah pasti seluruh keluarga Malfoy akan masuk Huflepuff. Kata ayah, kasus seperti ini hanya terjadi padaku. Jujur saja, aku sangat dan tidak akan mempercayai ucapan itu hingga kapanpun.
Dengan langkah berusaha semangat, aku berjalan menuju meja Gryffindor diikuti pandangan terkejut beberapa penyihir yang ada ditempat ini, bahkan mungkin para profesor kecuali uncle Severus juga terkejut akan penyortiran ku. Aku yakin jika seluruh profesor dan beberapa murid itu berpikir jika setiap anak dari tersangka anggota Pelahap Maut akan masuk kedalam asrama Slytherin.
Aku berhenti melangkah saat melihat meja Gryffindor yang masih tak memiliki anak tahun pertama.Ya sebenarnya wajar saja jika baru ada aku satu-satunya anak tahun pertama. Nama keluarga ku berawalan huruf A, dan di angkatan kali ini, nama yang berawalan A hanya Abbot dan Avery.
Aku menyempatkan diri untuk mengambil beberapa nafas sebelum akhirnya mendudukkan diri di salah satu kursi. Berusaha fokus terhadap penyortiran yang masih berlanjut hingga suara seseorang terdengar tepat disampingku, "Hai! Aku Percy Weasley, prefect Gryffindor tahun ke-5. Jika ada sesuatu yang ingin kau ketahui tentang asrama kita, kau bisa bertanya padaku." Ucap laki-laki itu sembari mengulurkan tangannya saat aku duduk.
Ah, apa tadi ia memperkenalkan namanya sebagai Percy Weasley? Ternyata dia adalah salah satu anak dari pengkhianat darah miskin.
Karena statusnya itu, aku merespon ucapannya tanpa ikut mengulurkan tangan dan berusaha menjawab dengan nada yang menurutku sopan.
"Aku akan bertanya padamu jika ada yang tidak kupahami, tapi sepertinya kemungkinan itu kecil. Dan aku tidak bisa bersalaman denganmu. Yah kau tau? Tangan ku itu sangat sensitif terhadap kulit seseorang— sepertimu." Ucapku dengan memelankan kata terakhir hingga tidak akan ada yang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒀𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒍 ⁽ᵃ ᴴᵒᵍʷᵃʳᵗˢ ᶠᵃⁿᶠⁱᶜᵗⁱᵒⁿ⁾
Fanfiction𝐖𝐫𝐢𝐭𝐞 𝐢𝐧 : Indonesian 𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐇𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 𝐉.𝐊 𝐑𝐨𝐰𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 𝐦𝐞 _________________________________________ Atthanasia Avery, satu-satunya penerus keluarga Avery. Anak ya...