Chapter 1.4

399 90 2
                                    

Tahun pertama, chapter 4
Ruang Keluarga yang Diwariskan
_________________________________________

Tahun pertama, chapter 4Ruang Keluarga yang Diwariskan_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUG DUG DUG

Terdengar dengan keras, suara gedoran pintu yang meng-gaung memenuhi sebuah ruangan di bawah air. Aku yang sedang tertidur dengan tenang didalamnya, secara terpaksa membuka mata untuk mencari sumber suara, namun sayangnya entah mengapa suara itu kini sudah tak terdengar lagi.

Berusaha mengabaikan gedoran tak jelas tadi, aku kembali memejamkan mata agar dapat kembali ke alam mimpi.

DUG DUG DUG

Suara gedoran kembali terdengar setelah 2 menit berlalu. Sial sekali, sepertinya Merlin secara terang-terangan melarangku untuk menutup mata.

Aku bangkit dari kasur dengan perasaan jengkel, meraih kasar tirai yang menjadi pembatas antara kasur dengan ruangannya, "Siapa yang berani membangunkanku-"

Tepat saat tirai tersibak, seekor cumi-cumi raksasa terlihat dengan jelas memenuhi dinding kaca di sisi kanan.

"-MERLIN!"

Cumi-cumi itulah yang mengetuk-ngetuk dinding kaca kamar ini.

Aku akan mendeskripsikan bentuk fisiknya untuk kalian. Pokoknya Ia sangat besar, berwarna putih pucat, terlihat sudah tua dan jelek, juga tentakelnya yang sangat berlendir tengah menempel pada dinding-dinding kaca. Mari berharap dinding kaca itu tidak pecah ataupun terlepas dari tempatnya saat si Cumi-cumi menarik tentakelnya yang menempel, jika harapan itu tidak terkabul, dapat dipastikan aku akan mati tenggelam karena air dalam jumlah besar yang memasuki kamar ini dan cerita ini tamat sebelum memulai konfliknya.

Si cumi-cumi kini telah berhenti dari kesibukan mengetuk, menempel lalu melepas tentakelnya dari dinding kaca, sekarang ia malah memperlihatkan gigi-gigi kotor besar dan sedikit tajamnya kepadaku.

Argh, jujur itu menyeramkan, tapi juga agak menakjubkan.

Aku berpikir, apa itu adalah senyum ramah dari seekor cumi-cumi raksasa? Atau senyum seringai yang mengartikan jika ia akan membunuhku sebentar lagi?

Berkatnya, perasaanku sebelum hari dimulai sekarang menjadi bercampur aduk. Aku berusaha mengabaikan segala hal yang dilakukan makhluk raksasa itu D E N G A N S U S A H P A Y A H. Tentu saja aku menyertakan kalimat 'dengan sudah payah' menggunakan bold dan capslock. Bayangkan saja, dia mengetuk, menggigit, menjilat, bahkan menabrakkan dirinya ke arahku. Walaupun memang tak berdampak buruk bagiku, tapi tetap saja itu membuat kamar ini bergetar dengan dahsyat. Untungnya barang-barang di dalam kamar ini sudah dilengkapi sihir yang berfungsi untuk membuat benda tak mudah tersenggol oleh guncangan besar.

Ah iya, apa aku sudah menjelaskan tentang kamar yang kutempati ini? Sepertinya belum ya?

Kalau begitu aku akan jelaskan.

Kamar yang aku pakai tidur saat ini, adalah kamar pribadi milik keluarga Avery yang sudah ada sejak tahun 1756. Dibangun oleh seorang Avery bernama Knox.

𝒀𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒍 ⁽ᵃ ᴴᵒᵍʷᵃʳᵗˢ ᶠᵃⁿᶠⁱᶜᵗⁱᵒⁿ⁾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang