O3

233 64 22
                                    

'Duplikat'






















"We can believe hangsang geuraetteushi
Useumeul ilchi ma jeoldaero
Doraogetji haengbokhadeon geu nal geuttaero
We're gonna be ok."

Haruto mengedarkan pandangannya, mencari asal gumaman lagu yang baru saja ia tangkap.

"Hah? kok kaya kenal.." Kata Haruto sambil mendekat ke arah yang ia rasa asal suara karena semakin ia mendekat suaranya semakin jelas.

Ia melangkah secara perlahan berusaha mengurangi suara yang ditimbulkan oleh ketukan sepatu dan lantai yang berbalut kayu sambil mematikan senter yang ia bawa dari kapal boat, mencari yang lainnya sekaligus jalan keluar.

"Gue kok jadi ganteng gini sih, hidung gue boros banget lagi." lanjut si penggumam tadi.

Alis Haruto menukik saat melihat seseorang dengan tubuh yang sangat ia kenal, sedang mengaca di cermin yang sudah retak, membelakanginya dan berbicara sendiri memuji visual tubuhnya.

Orang itu mengetahui keberadaan Haruto saat melirik ke ujung cermin dan langsung berbalik, yang berhasil membuat Haruto semakin kehilangan kalimatnya dan tanpa sadar langsung membuat posisi defensif yaitu mengambil ancang-ancang untuk lari jika saja orang didepannya berbuat aneh-aneh.

"Oh, jadi lo yang namanya Hartono, kenalin gue Haruto."

"Hartono?"

"Iya lo Hartono Supriyatno, gue yang Watanabe Haruto."

Haruto menelan ludahnya kasar, ia sedikit kesal dengan sebutan itu. Jelas-jelas dia yang dari lahir diberi nama Watanabe Haruto bukan orang itu dan lihatlah bahkan orang didepannya itu benar-benar mirip dengan Haruto sendiri, dia seperti sedang bercermin.

"Gue lagi berhalusinasi apa gimana, sih?" 

"Nggak, ini nyata, kita emang beneran ada dua.. atau mungkin lebih?" Katanya sambil berjalan mendekati Haruto.

"Lebih? wah, apa keenam kembaran gue ada disini? kita mau reunian? kan katanya kita itu diciptakan ada enam yang mirip ama kita di dunia ini? oh, apa kita bakal battle rap soalnya tadi gue denger lo ngerap." Haruto terlihat antusias, hingga tanpa sadar Haruto satunya sudah berdiri tepat didepannya mengeluarkan sesuatu dari saku belakangnya.

"wOY LO NGAPAIN BAWA-BAWA PISAU HA?!" Sentak Haruto saat ia melihat benda yang dikeluarkan adalah sebuah pisau tajam, dan reflek dia menodongkan senter yang ia bawa, sambil menyala-matikan.

Entah apa tujuannya menyalakan-matikan senter seperti itu hanya Haruto yang tahu.

"Ngapain sih anjir, ambil ini, simpen pisaunya buat lo defensif, senter nggak bakal bikin lo selamat dari kapal ini." Protes Haruto satunya sambil mengambil tangan kiri Haruto dan menyerahkan pisau tajam itu.

Haruto terdiam sambil memandangi pisaunya lalu beralih ke Haruto didepannya lalu berbalik ke pisaunya lagi, begitu seterusnya hingga membuat Haruto didepannya memutar mata jengah.

"Lo nggak ada niatan bunuh gue gitu? kita kan nggak kenal, lo ngapain bukannya kejar gue kaya psikopat yang ngejar mangsanya tapi malah ngasih gue beginian." Tanya Haruto sedikit tidak terima.

Padahal yang ia bayangkan saat memasuki kapal ini adalah kejar-kejaran dengan perompak jahat dimana Haruto hanya bisa berlari ketakutan seorang diri untuk menyelamatkan hidupnya dari kejaran perompak dan berakhir ia tersandung boneka barbie yang membuatnya terjatuh, lalu ia terbunuh.

Phantasm • Treasure (feat. Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang