O9

129 37 29
                                    

'Semakin Banyak'
















































Gelap gulita.

Keadaan yang bisa digambarkan oleh Jeongwoo saat setelah membuka matanya. Badannya terasa remuk, kala dirinya berusaha bangun dari tidurnyaㅡoh, tidur? Jeongwoo tidak mengerti, kepalanya terasa berputar dan badan terhuyung-huyung. 

"Ini.. dimana?"

Jeongwoo tidak bisa mengingat apapun bagaimana bisa ia terbangun di tempat seperti ini. Remang-remang cahaya mulai terlihat dari sudut-sudut seiring matanya bisa menyesuaikan keadaan. Pikirannya mulai bisa berjalan dengan baik sekarang.

Jeongwoo meregangkan badannya, kedua netranya menilik serius ke sekelilingㅡbarangkali menemukan sesuatu untuk membantunya menerangi tempat asing ini. Namun nihil, hanya gelap dan gelap yang bisa ia temukan.

Seperti mendapat ide cemerlang, Jeongwoo tersenyum bahagia dengan mata berbinar-binar. Ia merogoh saku dan mencari sesuatu. Namun, sedetik kemudian, kedua bola berpendar itu kembali meredup.

Bagaimana bisa disaat seperti ini ia tidak menemukan ponselnya?!!

Jeongwoo mencoba bangkit dengan kestabilan tubuh belum sempurna, dalam artian masih lemas dan tenaga belum terkumpul. Ia berjalan terseret-seret, perutnya terasa lapar.

"Mimpi apa sih gue semalem? Ketiban musibah gini amat dah. Ini dimana, sih?" Jeongwoo menumpu kedua tangan di lututnya, nafasnya mulai ngos-ngosan, padahal Jeongwoo baru jalan sekitar lima meter.

"Apa ini mimpi ya? Iya, pasti mimpi! Pinter banget Jeongwoo. Tapi kalo mimpi kenapa nggak bangun-bangun? Duh, pasti ini nyata. Ah mati gue. Ini dimana gustiiiiiii!" omel Jeongwoo di sepanjang jalan hingga tidak sengaja sebelah matanya menatap suatu titik berkilau di ujung sana.

Jeongwoo mendekati sumber cahaya yang telah dilihatnya barusan. Bukan ilusi, untungnya. Lampu petromak yang ditemukan oleh Jeongwoo.

"Bermanfaat nih kalo gue ambil, buat cari jalan keluar. Tapi.." Tempat petromak tergantung cukup tinggi, Jeongwoo tidak bisa menggapainya dengan mudah.

"Coba aja gini gini ada Haruto tiba-tiba nongol terus bantuin gue ambilin, apa sih Park Jeongwoo! Ayo serius, ambil lampunya, cari jalan keluar. Oke!"

Jeongwoo berancang-ancangㅡbersiap untuk lompat. Mengambil petromak yang dimaksud. Semoga saja ya tidak tumpah.

Namun, saat hendak melompat dan meraih dengan tangan dinginnya, petromak tersebut sudah tidak berada ditempatnya. Jeongwoo kaget, belum lagi sekelilingnya kembali menggelap.

"Jadi.... gue halu?"

"Nih."

"ANJRIT!!!!"

Jeongwoo terjengkang, bagaimana tidak? Petromak yang tadi masih tergantungㅡsedikit bergoyang tiba-tiba berada tepat di depan wajahnya. Oh, jangan lupakan sosok lelaki sebaya yang berdiri menghadapnya di samping kirinya.

"HARUTO KOK LO BENERAN DISINI!!!!!???" Jeongwoo, masih kaget akan keberadaan Haruto yang entah muncul dari mana.

"Jangan berisik. Alay bener lo, Woo." Jeongwoo berdecih. Tetap saja anak itu sok belagu dan sok keren.

"Serius, lo kok bisa ada disini???" tanya Jeongwoo lagi. Kali ini beneran serius.

"Kan kita awalnya pada sok-sokan berani buat mampir ke kapal pesiar kumuh ini karena penasaran, eh tiba-tiba di tengahnya kita maah kepisah jadi sendiri-sendiri."

Phantasm • Treasure (feat. Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang