Aku memang bukan anak yang sangat pintar dan teladan, tapi perlu kutekankan aku juga bukan anak nakal atau berandal. Biasa saja lah. Ada satu yang mungkin bisa dianggap baik dariku. Yap, aku seorang morning person.
Entah sejak kapan, yang jelas aku terbiasa untuk bangun pagi, meregangkan sedikit tubuhku, lalu menyusun kembali kasur dan mandi. Ya begitulah kegiatanku. Sama halnya dengan pagi ini.
Tidak banyak yang akan aku lakukan. Di sementer mendekati akhir begini aku cuma harus kembali ke kampus, belajar, mencari referensi di perpus, dan yang paling horror adalah mencari tempat magang. Aku masih enggan magang di kantor keluarga kalau kalian lupa.
Aku menengok isi kamar.
Aneh, biasanya hantu itu bakal ngintilin aku kemanapun. Kok nggak ada?
Aku mengacuhkan keanehan hari ini dan langsung turun ke bawah.
"Pagi, Ma" sapaku ke mama yang sedang menata makanan di meja makan.
"Pagi sayang" jawab mama dengan senyum lembutnya.
Owalah. Pantes aja di kamar ngga ada. Ternyata udah siap makan hantunya
Aku duduk di kursiku. Kami mulai makan.
"P'Sing, P'Sing. Aku juga mau makan" rengek Krist dari sebelahku. Aku memutar bola mata malas dan mengijinkannya makan. Krist makan dengan sangat senang.
"Sing, jangan lupa kunci pintu sebelum tidur ya? Mama pulang malem hari ini. Mama masakin dulu deh habis ini"
" Eh. Ngga usah, Ma. Mama langsung berangkat aja. Kalo masak dulu nanti mama telat. Nanti malem Sing bisa masak sendiri kok, Ma. Atau pesen aja" kataku meyakinkan.
" Bener? " Mama menatapku menuntut.
" Bener, Ma.. " kataku.
" Oke deh kalo gitu"
Kulihat mama duduk dengan cemas. Beberapa kali mama melihat jam tangannya.
" Mama kalo mau berangkat duluan ngga papa. Sing bakal beresin mejanya. Sing kelas siang kok." Kataku.
" Bener nih? " Kata mama. Aku mengangguk yakin. Setelahnya mama berpamitan. Aku menatap punggung mama yang bergerak lincah itu.
"Eh iya" kata mama sebelum menutup pintu. Aku menaikkan satu alis.
"Hati-hati, Sing. Ngga semua yang keliatan baik beneran baik. Manusia dan semua benda di dunia ini, bahkan makhluk yang ngga seharusnya kita liat keberadaannya"
Setelah mengatakan itu, mama menutup pintu. Aku mengernyit tidak suka. Rasanya makanan yang ada di mulutku sangat alot dan sulit ditelan.
Maksud mama apa sih?
Aku menatap makananku lagi tidak selera. Tangan Krist yang mulanya menyendok makanan tiba-tiba tidak ada. Aku menoleh kearah samping dan mendapati Krist tengah menunduk.
"Krist?"
Tubuhnya sedikit bergetar dan kalau tidak salah, aku lihat ada sesuatu yang jatuh saat dia menunduk.
Dia... Nangis?
"Krist? Kamu nangis?" Ucapku. Krist segera menghapus air matanya. Ya sebenernya ngga mungkin basah sih. Entah apa maksudnya.
"Nggak kok Phi. Aku baik" katanya dengan senyum dipaksa.
"Kalau baik, kenapa keliatan sedih gitu?"
Raut wajahnya berubah sendu.
"Phi..." Aku menatapnya dalam.
"Apa yang dimaksud sama Mama Phi itu aku ya?" Aku menaikkan alisku bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/230041350-288-k900226.jpg)