2 World : Rumah kita

100 14 3
                                    

"Hahahah... Phi. Sungguh. Kau ketakutan melihat hantu?" Aku berdecak. Krist masih menertawakanku bahkan setelah kami selesai makan malam.

"Kau! Sungguh menyebalkan!" Aku melempar bantal ke arahnya. Tentu saja. Bantal itu menembus tubuhnya begitu saja.

" Tidak kena" katanya dengan nada menyebalkan dan melet. Krist tertawa lagi.

"Menyebalkan! Kemari kau!" Aku mengejarnya dan beberapa kali terjatuh. Krist tertawa seperti anak kecil. Aku mendengus kesal dan terduduk di tepi kasur. Krist yang sepertinya juga lelah duduk di sebelahku mengatur nafas.

"Sial. Kamarku berantakan"

"Bersihkanlah phi. Tidak ada gunanya menggerutu"

" Ck. Sial aku kelelahan. Padahal kamu juga ikut memberantakkan." Aku memicing saat melihat Krist yang kini tidur dengan santainya.

"Au, Phi. Kalau Phi lupa, aku ini hantu. Mana bisa aku membuat kamar berantakan? Nih lihat" katanya sambil mengambil bantal dan tentu saja itu menembus. Aku mendengus kesal.

" Minggir!"

Aku mulai membersihkan kamarku dengan setengah hati.

"Phi, itu masih kurang rapi"

"Phi, tarik spreinya lebih buat, disini belum rapi"

"Phi.."

" Phi..."

" Phi..."

" Apalagi Krist?" Cukup. Aku menggeram kesal. Krist ini sangat berisik ternyata. Phi beginilah, Phi begitulah.

"Hmmm...itu" katanya sambil menunduk dan memainkan jarinya. Aku mengangkat sebelah alisku.

"Hmm... Ayo keliling" katanya dengan semangat sambil menatapku. Aku mengerutkan dahi. Oh, ayolah. Ini sudah mendekati tengah malam. Bagaimana bisa dia meminta jalan-jalan? Aku tertawa miring.

"Tidak lihat? Ini hampir tengah malam dan asal kau tau, malam-malam begini banyak makhluk jadi-jadian berkeliling" kataku misterius.

Tepat setelahnya Ben, anjing tetanggaku, melolong. Krist terlonjak dan berlari ke arahku. Aku tertawa melihatnya.

"Hei! Mana ada hantu takut dengan makhluk jadi-jadian. Hahaha" aku tertawa melihat Krist yang memang pucat bertambah pucat. Krist menekuk bibirnya lalu mengangkat tangannya dan memukul lenganku.

"Tidak kena. Wle" aku mengejeknya. Krist semakin kesal dan itu membuatku semakin gemas.

"Ayo" kataku.

"Kemana?" Jawab Krist dengan wajah yang entah kenapa terlihat melas olehku.

"Katanya mau keliling" Krist mengangkat sebelah alisnya. Aku menahan senyumku.

Aih... Hantu ini imut sekali

" Phi?" Ucapan Krist menyadarkanku. Aku sedikit menjilat bibirku yang kering.

"Sekarang keliling rumah dulu saja. Besok baru keliling luar" kataku. Matanya berbinar Krist melompat mendekatiku. Dekat sampai rasanya udara di sekutarku agak menipis.

"Sungguh Phi?" Katanya. Wajah Krist jaraknya tidak lebih dari sejengkal dari wajahku.

Melihat wajah Krist yang seperti ini aku sedikit menyesal. Coba saja dia masih hidup, pasti hidupnya akan sangat bahagia karna banyak orang yang akan menyukainya. Ditambah dengan sifat ceria dan humble, lalu apa yang kurang dari makhluk ini. Oh. Satu kekurangannya, ia sudah mati.

Sring

Tiba-tiba rambut halusku meremang. Aku menatap Krist tidak percaya. Wajahnya ditarik dan Krist tertawa keras. Sial. Aku lupa kalau dia hantu.

Daydream : 2 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang