2 World : Asing

173 19 0
                                    

Aku melangkah pelan memasuki area pemakaman cina yang bisa dibilang sangat luas. Aksara cina yang menuliskan riwayat hidup dan keluarga orang yang ditidurkan di bawah batu itu sedikit menarik perhatianku. Entahlah, sudut tajam pada setiap hurufnya seperti sebuah kisah yang sangat menarik untuk dibaca. Sayangnya, aku tak bisa membacanya.

Aku terus berjalan memasuki area pemakan sambil sesekali menyapa bapak dan ibu tua penjaga makam. Makam-makam dengan batu tinggi mulai menipis jumlahnya dan digantikan dengan makam berbatu sedang, terkadang rendah. Tak hanya rendah, beberapa makam tak terawat mulai rata oleh tanah. Ini artinya aku sudah dekat.

Aku terus berjalan dan tampak olehku sebuah bangunan seperti kuil bercat merah. Aku tersenyum menatap bangunan itu.

"Kakek, aku sampai" bisikku pelan.

Aku melangkah masuk ke dalam kuil itu dan mulai menyusuri deretam makam yang agak renggang. Aku sampai ke sebuah makam. Ya, ini makam kakekku.

"Kakek aku datang" kataku ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakek aku datang" kataku ceria. Aku terduduk dan sedikit mengusap debu makam kakekku dengan kemoceng yang disediakan. Aku tersenyum menatap nisan bertuliskan nama kakek dan mengusapnya pelan. Tanganku merogoh bunga tabur yang ku bawa dan menaburkan di atas makam kakek. Aku menyalakan dupa lalu berdoa.

"Kakek, apa kabar? Maaf, aku bulan lalu aku tidak kemari. Aku mulai sibuk dengan kegiatan kampus. Kakek tau, sebentar lagi akan ada ospek dan aku menjadi ketua ospek. Jangan tanya, aku sangat senang dan bangga. Kakek juga, kan? Sayangnya, tidak semudah itu untuk memimpin banyak kepala, Kek. Semakin banyak orang, semakin banyak otak yang kerja juga, kan? Disaat seperti itu kadang aku merasa lelah dan kesal dengan diriku. Aku merasa gagal menjadi pemimpin, Kek. Tapi aku pasti bisa menghadapinya"

Aku mengangguk mantap menatap nisan kakek seakan kakek sunggub mendengar apa yang aku ucapakan.

"Au... Kakek, tadi pagi putrimu tercinta menitipkan salam untukmu padaku. Katanya ia sedang sangat sibuk, jadi ia tak bisa datang langsung menemui kakek. Ia juga bilang titipkan doa pada kakek. Maaf kan putri tercintamu itu, Kek. Akhir-akhir ini Mae sangat sibuk. Mae sering pulang malam karna ada beberapa client yang ribut. Kalau aku tidak salah dengar, saham perusahaan agak menurun, jadi Mae cukup pusing dengan hal itu. Kakek pasti paham kan"

Aku menatap sedih makan kakek. Terakhir kali aku kesini bersama dengan Mae sudah sekitar 3 bulan lalu. Biasanya Mae akan sangat bersemangat setiap kemari, tapi dengan kondisi yang sekarang aku bisa memahaminya.

Mataku tak sengaja menatap makam disebelah kiri makam kakekku (buat dia dikanan dia ya...) Makam yang memang sudah ada sejak aku kecil. Makam yang tampak terawat tapi sepi.

Hmm... Sebenarnya ini kuburan, jadi sudah pasti sepi tapi.. seperti ada aura yang sangat kuat dari makam itu. Aku kembali menatap makam kakek.

"Kek, waktu itu Mae bilang kalau makam ini makam keluarga kan? Berarti makam di sebelah makam kakek masih keluarga kita kan? Tapi, kenapa sepertinya tidak pernah dikunjungi? Kalau aku memberi sedikit bunga dan doa tidak masalah kan, Kek? " Kataku lalu bangkit dan menatap makam di depanku. Makam yang sama tingginya dengan makam milik kakek. Aku mengusap nisannya dan membaca nama yang tertera di sana.

Daydream : 2 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang