2 World : Lalu sekarang

107 18 4
                                    

"Dia..." Aku menunggu ucapan Krist yang seolah menggantung.

"Tentu saja ziarah, memang apalagi yang bisa dilakukan disini? Pesta?" Katanya menahan tawa. Aku memutar bola mata malas.

" Krist, aku serius" kataku. Ia memajukan wajahnya sangat dekat dari wajahku.

"Apa wajahku kurang serius?" Matanya menatapku dalam. Entah kenapa suasana mendadak panas. Aku meneguk ludahku sendiri.

"Krist" kataku berat yang hanya dibalas gumaman.

"Kalau mendekat lagi aku akan menciummu" kataku. Krist tersenyum miring.

"Coba saja" katanya menantang sambil menjilat bibirnya. Sungguh kalau tidak ingat aku sedang di kuburan, mungkin sekarang aku akan memaki. Dan kalau dia sungguh manusia, akan kucium sampai habis, biar tahu rasa. Kuteguk ludahku berat. Krist tertawa keras sambil menjauhkan wajahnya.

"Kemarin waktu Mae kemari, kau tidak menampakkan diri?" Kataku setelah dia tenang. Krist lagi-lagi tertawa.

" Yak! Aku ini hantu, biarpun aku menggoda Maemu, kalau dia memang 'orang biasa' mana bisa dia melihatku?" Katanya lalu tertawa lagi.

" Aku serius Krist. Maeku bukan 'orang biasa' akulah yang 'orang biasa'" kataku. Matanya membulat.

" Sungguh? " Kubalas anggukan.

" Tapi Phi bisa melihatku"

"Itulah yang aneh." Krist menatapku bingung.

" Tapi, Phi. Apa Maemu..." Aku menaikkan sebelah alisku menunggunya. Krist menatapku gugup.

"Eemm... Kemarin kukira Phi yang datang, tapi ternyata bukan. Waktu itu Maemu sesekali menengok ke arah 'mereka' jadi kukira dia bukan 'orang biasa'. Setelah melakukan ritual yang biasanya kau lakukan ia berdiri. Tak sengaja mata kami bertemu. Tapi dia seolah tak bisa melihat" aku mengernyit mendengarnya.

" Aneh, biasanya Mae tidak menolak 'kalian' atau memang kau yang tidak bisa dilihat oleh Mae?"

Wajah Krist menunduk.

"Apakah kau hantu spesial?"

"555 kau gila Phi. Aku hanya hantu biasa"

" Tapi kenapa Mae..."

Lama kami terdiam lalu aku teringat sesuatu.

"Krist. Bentuk hantu itu..." Krist menaikkan salah satu alisnya.

" Hah.. bagaimana bilangnya ya? Maksudku, bentuk kalian yang saat ini, kalian dapatkan darimana?"

" Maksudnya dari mana?"

" Maksudku..." Aku menatap Krist, " hah... Sudahlah" kataku menyerah.

" Kalau wajah kami, ya sesuai saat kami hidup. Tapi kalau wujud kami sesuai bagaimana cara kami meninggal." Aku menatap Krist menunggu lanjutannya.

" Kalau kami meninggal karna sakit, biasanya hanya pucat saja, tapi kalau meninggal karna kecelakaan, wujud kami sesuai dengan keadaan setelah kecelakaan" katanya.

Aku berdiri lalu menghampirinya. Krist mendongak menatapku. Entah keberanian darimana, aku mendekatkan wajahku hingga berjarak beberapa jengkal saja dari wajahnya. Matanya membelalak.

"Dengan wujud seperti ini..." mataku menelusuri seluruh wajahnya. Dahinya, alisnya, kedua mata indahnya, hidung mancungnya dua pipi gembulnya, dan terakhir bibirnya. Bibir pucat yang digunakan untuk menggodaku. Kuteguk ludahku sulit. Lalu krmbali kutatap matanya. "... Sepertinya kau meninggal dengan layak"

" Phi, kau terlalu dekat" aku terkekeh kecil lalu menjauhkan wajahku.

"Aku juga tidak tahu alasan kematianku." Katanya.

Daydream : 2 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang