Thirteen

373 84 1
                                    

Aku tak tahu sekarang sudah jam berapa.

Rasanya pagi sangat sulit untuk ku lihat, jika membayangkan hari esok aku sudah tak ada lagi.

Mungkin saja aku juga akan berakhir di sini seperti dirinya.

Ku lihat, ia masih duduk di sampingku, menekuk lututnya dan menumpukan dagunya di sana.

Terlihat seperti manusia, padahal bukan.

Srek...

Ku lihat, buku diarynya kembali terbuka.

Entah apa lagi yang tertulis di sana.

Karena penasaran, aku menghampiri buku diary itu dan mulai membaca sepenggal kalimat yang tertulis di sana.

"Seolah waktu tak bergerak, malam kian tak berujung, meninggalkan jeritan pilu karena kesakitan." Bacaku

Maksud apa?.

"Aaaaaargh."

Aku menoleh ke arah Yn yang terlihat amat kesakitan, dan betapa terkejutnya aku saat darah mulai keluar dari mata indahnya.

"Hoseok, pe-pergi lah da-dari sini se-bel-lum kau se-per-tti aku juga."

Aku menggeleng, tak tega melihatnya kesakitan seperti itu.

Ku tutup diary tersebut dan mencoba untuk merobeknya, namun buku itu kembali ke bentuknya.

"Apa?. Bagaimana bisa?."

"Akh."

Aku meringis kesakitan saat sesuatu yang tak terlihat ikut mencabik cabik tubuhku dan betapa terkejutnya aku ketika melihat pakaianku sudah robek dan kulit perutku mengeluarkan darah.

Aku lalu menoleh ke arah Yn dan betapa terkejutnya aku ketika tak melihat ia di ruangan ini.

Semakin lama, luka di perutku semakin melebar hingga membuat darah yang tadinya hanya keluar sedikit mulai bertambah banyak.

Tidak.

Aku tak boleh berakhir seperti ini...

Nyawaku sangat berharga dan aku tak ingin mati dengan mudah di sini.

Dengan sekuat tenaga. Aku berlari dan mencoba untuk mendobrak pintu kamar ini namun nihil, pintunya terlalu kuat hingga aku merasa bahwa tubuhku yang akan hancur.





Tbc

Warning DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang