Selamat pagi, siang, sore, malam untuk kamu dari aku yang lagi makan mie:v
Ngomong-ngomong, Haappy reading yaaaawww*~~~
Masih dalam perjalanan menuju rumah Malika. Putri dengan setia mengelus bahu Malika berharap sahabatnya itu berhenti menangis.
Setelah Malika memberitahu tentang ponakannya yang meninggal, Putri bergegas untuk menemani Malika pulang ke rumah. Meminta izin pada guru, dan membawa tas miliknya juga Malika.
Mobil taksi yang ditumpangi keduanya berhenti di rumah berwarna biru, sedikit berbeda karena terdapat bendera kuning yang menggantung di dekat gerbang rumah. Malika turun dengan menggendong tas miliknya, di ikuti Putri yang telah membayar ongkos taksi.
Saat masuk ke dalam rumah, Malika kembali terisak hebat melihat ponakannya yang sudah ditutupi kain pada tubuhnya.
"Malika."
"Ibuuu," Malika menubruk tubuh Ibunya sembari menangis. Ibu Malika mengusap pelan puggung anaknya dengan mata yang masih memerah akibat menangis.
"Gimana bisa Bu? Gimana bisa Reza meninggal?"
Putri melihat Malika yang masih bersedih, Putri sangat tau bahwa Malika menyayangi ponakannya Reza yang berumur sembilan tahun itu seperti adiknya sendiri, begitupun Mika adik Malika yang sekarang juga sedang terduduk sedih dengan mata yang sembab.
"Reza ketabrak mobil yang sopirnya mengantuk, tapi saat mau dibawa kerumah sakit ban mobil entah kenapa tiba-tiba bocor. Reza meninggal diperjalanan nak," jelas Ibu Malika. Sehingga Malika kembali menangis dipelukan sang Ibu.
Putri ikut menetaskan air matanya, tapi sesaat kemudian dia tersadar dengan kejadian di ruang BK sekolah. Percakapan Bara dengan Aming. Putri menggeleng pelan tak percaya. Tidak mungkin orang yang meninggal dicerita Aming adalah ponakan sahabatnya.
Pemakaman telah selesai sepuluh menit yang lalu. Putri melihat jam ditangannya, sudah jam tiga sore, sekolah pasti sudah dibubarkan. Putri bangkit dari duduknya dan menghampiri Malika yang masih terdiam sedih.
"Mal."
Malika melihat Putri dan tersenyum kecil, "kenapa Put?"
"Gue pamit pulang ya, udah mau sore juga," pamit Putri.
Sesaat Malika mengangguk dan kembali tersenyum. "Iya hati-hati dijalan Put, btw makasih ya udah nemenin gue."
Putri membalasnya dengan tersenyum. Setelah berpamitan pada Malika dan keluarga yang lain Putri pulang dengan ojek online.
Putri telah sampai dirumah dengan selamat, lalu melangkah masuk kedalam rumah. Terlihat adiknya sedang belajar bersama Aming. Buru-buru Putri menghampiri Aming.
"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Putri.
"Kak mata lo kenapa? Kok sembab? Abis nangis?" Pertanyaan beruntun dari Putra, Putri abaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Idola
Teen FictionPerkenalkan dia Putri, gadis manis dengan wajah khas Sunda. Penyuka boygrup Korea. Tak pernah sedikitpun terbesit dalam pikiran Putri akan memiliki teman baru yang super duper percaya diri, entah karena namanya yang mirip idola Korea, karena kegant...