Nadine sedang berada di mobil saat ini, dia terlihat mengamati fotonya dan Rafa yang diambil secara diam-diam dan kini tersebar luar di dunia maya. "Dimana anehnya, coba? Rafa kan cuma pakein aku jaket, kenapa responnya lebay begini sih!"
"Gimana nggak lebay, Mba. Keluar malam-malam berduaan, lagi ada kerja sama syuting film bareng, dari kemarin udah digembar-gemborin kalau lagi cinlok. Ya kalau foto itu keluar, Netizen semakin beringas lah." Kekeh Kayla. "tapi, Mba, serius deh. Aku juga kaget waktu ngelihat foto itu. Berasa nemu Idol K-pop yang ke gap lagi dating."
Nadine menggelengkan kepalanya melirik asistennya yang sedang menyetir itu. Lalu kemudian, dia menghubungi Rafa, yang sepertinya, setiap kali Nadine menelefon, Rafa tidak pernah membutuhkan waktu lama untuk mengangkatnya.
[Iya, sayang?]
Nadine berdecak, "Apaan sih!"
[Lo sih gitu, di sayang sama gue nggak pernah mau.]
"Raf! Nanti kalau ada yang dengar, makin panas nih gosipnya."
Rafa tertawa di sana. [Kepikiran banget sih sama gosip. Santai aja, Nad. Kalau pun beneran kejadian, palingan juga efeknya film kita bakalan meledak. Jadian yuk, Nad?]
Nadine memutar bola matanya malas. Sisi jail Rafa yang seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. "Nggak mau. Bisa makan hati gue kalau jadian sama lo!"
Kayla melirik Nadine melalui spion mobilnya, mengulum senyum geli. Mba Nadine ini... digosipin pacaran kesel, tapi perasaan malah semakin lengket sama Mas Rafa. Setiap hari telefonan mulu lagi, padahal baru aja selesai syuting.
[Nggak bakalan. Yang ada, gue sayang-sayang terus lo.]
"Dih, ogah banget di sayang playboy cap kadal kaya lo."
[Alah, walaupun playboy begini juga lo setiap hari nyariin gue terus.]
"Kaya lo nggak aja!"
[Emang nggak!]
"Beneran ya lo, awas kalau nelefon-nelefon gue lagi sampai pagi. Gue matiin hp setiap malam pokoknya."
[Eh, jangan dong. Lo sih gitu, mainnya ngancem.]
Nadine mengulum senyuman gelinya mendengar suara panik Rafa. Akhir-akhir ini mereka memang sering kali saling menelefon dalam durasi yang sangat lama. Sebenarnya, Rafa lebih ingin datang ke apartemen Nadine dan mengobrol secara langsung, tapi Nadine belum memberikannya izin, membuat Rafa yang menghargai Nadine harus menerima dengan perasaan pasrah. Lalu sebagai gantinya, mereka akan melakukan telefon berjam-jam lamanya.
"Tapi, Raf... gue takut loh, kalau gosip ini disangkain gimick buat mendongkrak film kita nanti. Gue udah capek-capek belajar akting, latihan dialog setiap malam, masa... ujung-ujungnya di kira gimick." Rengek Nadine. Ya, dia sudah terbiasa merengek di depan Rafa.
[Belum pernah ada sejarahnya, film gue berhasil karena gimick. Dan kali ini juga bakalan gitu. Kita gimick apa memangnya? Cuma kelihatan dekat di proses syuting, terus makan malam berdua, kan? Kecuali tiba-tiba lo ngaku di media kalau hamil anak gue, baru tuh, abis itu gue di sunat dua kali sama nyokap.]
"Najis!"
[Lihat gue disunat dua kali? Takut ya, lo, nggak bisa seneng-seneng sama gue nanti?]
"Hih, pede gila lo, ya. Maksud gue, najis banget punya anak sama lo. otak lo gesrek, Raf, gue nggak kebayang bakalan punya anak yang sama gesreknya kaya lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadine
General FictionSkuel of Raja Setelah tujuh tahun berlalu, Nadine memutuskan untuk kembali ke Negara asalnya. Tujuh tahun yang membawa banyak sekali perubahan. Keluarganya, dirinya dan juga.. cintanya. Nadine tahu, ketika dia pergi dan melepaskan cintanya, semuanya...