Chapter 2 : Pertemuan Pertama

947 130 55
                                    


Aku terbangun ditempat yang dingin dan lembap, aku rasa diriku tidak sadarkan diri selama beberapa waktu.

'Kenapa aku memimpikan itu barusan?' Mimpi yang aneh untuk situasi sekarang ini.

Aku keluar dari tempat persembunyianku, di dalam Tembok Maria. Aku ingat saat aku ingin masuk ke dalam lubang ini, aku terhempas amat keras hingga tak sadarkan diri, tapi untungnya, aku selamat. 

Kepalaku sangat sakit.

Aku menancapkan 3D Manuver-ku ke Tembok untuk melihat keadaan sekitar.

Sepertinya aku adalah salah satu orang yang beruntung bisa bertahan dari ledakan gas panas akibat transformasi Titan-nya Berthold, karena sekelilingku sudah benar-benar hancur. 

Jelas sekali ketahanan Tembok ini sangat hebat. 

Aku juga melihat uapan mayat Titan tetapi jaraknya agak jauh dari sini, kemungkinan itu Titan Armor.

Walaupun kerusakan yang didapatkan umat manusia memang sangat besar, menurutku, kita tetap menang. Karena tujuan awal, yaitu menutup gerbang sudah berhasil. Apalagi Berthold dan Reiner juga tumbang.

Aku melihat ke bawah untuk memastikan lubang dinding Maria sudah ditutup oleh kekuatan pengerasan Titan Eren, lalu melihat mayat Titan Berthold yang sudah menguap yang berada di dekatnya.

Disalah satu atap rumah tidak jauh dari tempatku berada, aku melihat Eren membawa badan Berthold yang sudah tidak sempurna lagi. Kedua tangan dan kakinya sudah terpotong.

Eren mendekat ke arah... arang? Atau mayat? Yang jelas sepertinya benda itu terlihat terbakar habis. Dengan sisa gas, aku melompat mendekat ke arah Eren.

"Eren!" Teriakku khawatir sesampainya di atap itu. Eren melihat ke arahku dengan wajah yang sedih, air matanya keluar sedikit tanpa berusaha untuk menahannya. "(Y/n).." Ucapnya pasrah sambil menatapku, sedikit air matanya mengalir keluar, turun ke pipinya yang lembut.

"Armin.. kenapa kamu tidak melarikan diri? Pada akhirnya aku harus bergantung padamu lagi." Suaranya semakin terdengar putus asa. 

Aku terdiam sesaat, pupil mataku melebar, kaget serta tidak percaya telah mendengar nama itu dari mulut Eren. "Itu Armin?" Kataku sambil mengalihkan pandanganku dari Eren ke mayat gosong itu yang masih mengeluarkan hawa panasnya.

Eren menghapus air matanya lalu berkata dengan tegas, "Iya, tapi kita masih bisa menyelamatkannya, (Y/n)! Kapten Levi memiliki serum tulang belakang yang digunakan untuk saat ini. Kita bisa merebut Titan Kosolal milik Berthold." Jelasnya.

Tiba-tiba, ada Titan pengangkut melompat dari rumah ke rumah mendekati Eren dan Aku. Dengan sigap, aku menghunuskan kedua pedangku ke arah mereka dan mundur ke dekat Eren. Eren mengarahkan pedangnya ke leher Berthold yang tidak sadarkan diri. Titan itu sampai di hadapanku.


"Berhenti!! Jangan mendekat!" Teriak Eren dengan sekuat tenaga. "Aku akan membunuhnya sebelum kau mengambil dia!!" Lanjut Eren menggenggam Berthold semakin kuat sambil menatap tajam seorang lelaki berambut pirang yang berada di atas Titan itu.

Jantungku serasa terhenti sesaat melihat Titan itu berada di depan mataku.

Aku mengalihkan pandanganku ke lelaki pirang tersebut, tetapi lelaki itu hanya menatap ke arah Eren.

Lelaki itu memiliki "Tanda Titan" di wajahnya,  berambut dan berjenggot pirang menggunakan kacamata bulat yang unik, tangan dan kakinya terpotong, tetapi mengeluarkan uap.

Apa dia Beast Titan?

Aku kembali mengamati lelaki itu, ia tidak memakai baju atasan.

Badannya yang terlihat keras karena otot itu seakan menjelaskan hasil dari latihan keras yang selama ini ia lalui. Tanpa sadar aku tidak bisa berhenti memandangi tubuhnya. 

Astaga, dia ganteng.

Aku memalingkan pandanganku dari tubuhnya, menutup setengah wajahku karena malu dengan pikiranku barusan.

Lelaki pirang itu membuka mulutnya, mengeluarkan suara yang berat "Apa kamu.. Eren Yeager?" Karena waspada, Eren hanya menekan pedangnya ke leher Berthold hingga mengeluarkan darah.

"Kamu sangat tidak mirip ayahmu ya." Lanjut lelaki pirang itu. Eren pun terlihat bingung dan kaget, lalu sedikit menjauhkan pedangnya dari leher Berthold.

Aku yang berada di antara mereka hanya diam melihat, bingung akan keadaan aneh macam apa yang sedang tejadi di depan mataku ini.

"Tolong percaya padaku. Aku mengerti apa yang telah kamu lalui.. kita berdua adalah korban orang itu. Kamu dicuci otak oleh ayahmu." Tatapan lelaki pirang kepada Eren itu sangat tulus, dan sedih..

Aku yang hanya melihat tatapannya seakan seperti merasakan perasaannya melalui kalimat yang ia lontarkan barusan.

Perasaan yang jujur, lembut, namun menyedihkan.

Entah kenapa, melihat lelaki pirang itu membuat hatiku sakit.

Raut wajahku berubah seakan-akan ingin menyampaikan ke lelaki pirang itu bahwa aku mengerti perasaannya.

Dan tanpa sadar aku menurunkan pedang yang tadinya aku arahkan kehadapanku.

Pada saat itu, mataku bertemu dengan mata lelaki pirang itu. Waktu serasa terhenti untukku.

Mata abu-abunya membuatku tenggelam dalam tatapannya. Entah kenapa, badanku serasa agak panas jadinya.

Ia hanya diam menatapku. Sepertinya ia bingung karena aku memberikan ekspresi wajah yang sulit dimengerti untuknya.

Bahkan aku sendiripun tidak mengerti apa yang kurasakan terhadap lelaki pirang itu.

Tidak lama kemudian, Lelaki pirang menyadari sosok Kapten Levi yang ada di atas tembok, berlumuran darah turun secara perlahan untuk mendekat. 

Aku yang tersadarkan terhadap situasi yang ada, mengangkat kembali pedangku.

"Astaga.. bagaimana cara dia mengejarku melalui semua titan itu?" ucap lelaki pirang tersebut heran dengan nadanya yang khas, lalu melihat ke arah Berthold yang terbaring lemas.

Dengan wajah sedih, lelaki pirang itu berkata "Maaf Berthold, sepertinya ini adalah akhir untukmu." Kemudian Titan yang lelaki itu tunggangi berbalik arah bersiap untuk pergi. Tetapi sebelum mereka benar-benar pergi, lelaki pirang itu berbicara lagi.

"Eren, suatu saat aku akan menyelamatkanmu." Jelas lelaki pirang itu dengan pasti. Aku menatap lelaki itu, menelan ludah sebelum dia menatap ku balik dengan lekat setelah mengalihkan pandangannya dari Eren, lalu pergi menjauh dariku.

Aku terpaku diam melihat titan serta lelaki pirang itu hingga mereka menghilang dari pandanganku.

Connection (Zeke Yeager x Reader x Levi Ackerman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang