Chapter 9 : Rumbling

701 92 23
                                    

Levi.. Mencintaiku?

Aku terdiam setelah mendengar pernyataan Levi barusan. Mataku terbuka lebar karena merasa tidak percaya mendengarnya. Waktu seakan-akan terhenti.

Levi masih memelukku erat, aku bisa merasakan kehangatan badannya menembus kain bajuku sampai akhirnya aku sadar lalu mendorong pelan Levi keluar dari pelukanku.

Aku menatap Levi sesaat, wajahnya memerah serta kantung matanya terlihat lebih parah karena menangis barusan. Levi menatapku dengan dalam dan erat.

Aku membuang wajahku, melihat kearah lain.

"..Istirahat lah Levi." Suruhku padanya, untuk mengalihkan topik.

"Aku masih merasa belum sehat, jadi aku akan bermalam disini. Mungkin besok aku akan pulang. Jadi tunggu aku dirumah, nanti kita bicarakan tentang ini."

Walaupun aku bilang begitu, alasan sebenarnya adalah karena saat ini aku sedang ingin sendiri.

Tapi tidak semudah itu, Aku dan Levi berdebat sebentar karena Levi tidak mau pulang. Dia ngotot mau menemaniku sampai akhirnya aku menyerah dan meninggalkannya tidur duluan.

.

.

.

Keesokan paginya Aku dan Levi pulang kerumah.

Belum sempat bicara, Levi pergi dengan buru-buru karena dipanggil dari kantor, meninggalkanku sendiri.

Akhirnya aku punya waktu luang, dia jadi posesif sekali setelah menyatakan perasaannya.

Karena merasa badanku sudah mendingan, aku pergi ke rumah Eren untuk berbicara dengannya.

Aku mengganti pakaianku dengan kemeja lengan pendek berwarna putih biasa dan sweater coklat yang sering kupakai jika sedang tidak bertugas serta rok hitam sepanjang betisku. Setelah itu aku memakai sepatu boots tali berwarna hitam satu-satunya yang aku punya.

Saat sampai dirumahnya, Mikasa membukakan pintu dan mempersilahkan masuk dengan ramah.

Mikasa memanggil Eren yang tidak lama kemudian datang, lalu Mikasa meninggalkan kami berdua di ruang tengah.

Eren mengenakan kaos lengan panjang berwarna coklat dan celana hitam panjang yang sering ia pakai.

Aku dan Eren duduk berdua berhadapan. Ada jarak yang diisi oleh meja di tengah-tengah kami.

"Jadi, masa depan apa yang telah kamu liat?" Tanyaku memecah keheningan.

Aku yakin dengan adanya diriku disini sekarang, masa depan yang Eren liat itu telah berubah. Dan aku tau Eren sudah mengetahui identitasku yang sebenarnya dari cara ia menatapku.

Eren menelan ludahnya kasar, lalu berkata "Apa kamu yakin ingin mendengarnya (y/n)?"

Eren baru mau berbicara setelah aku yakinkan berkali-kali bahwa aku mau mendengarnya.

"Di masa depan.. Pemerintahan Paradis mencoba untuk bekerja sama dengan manusia yang di luar dinding.

Awalnya rencana itu tidak berjalan dengan lancar, Masyarakat Paradis menerima banyak ancaman dari luar, tapi kamu mengancam balik Dunia dengan 'Rumbling' jika suatu Negara berani memulai perang dengan Paradis.

Setelah pernyataan itu, manusia di luar dinding tidak ada yang berani berperang dengan kita, dan beberapa ada yang mau bekerja sama dengan kita.

Karena.. Darahmu, Pemilik kekuatan Titan bisa hidup layaknya manusia normal tanpa batasan umur yang pasti tanpa kehilangan kekuatannya. Kamu memberikan kedamaian serta kebebasan untuk Bangsa Eldia."

Connection (Zeke Yeager x Reader x Levi Ackerman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang