Chapter 5 - Dia kembali

262 43 6
                                    

Kaget ternyata ada yang nungguin ff ini update:")




***

Jaemin turun dari mobil Jeno bersamaan dengan berhentinya mobil Jaemin yang tadi mengantar Jisung di pekarangan rumahnya. Jaemin mengernyitkan dahinya saat melihat Jisung turun dari mobilnya. Bukannya anak itu tadi sudah pulang duluan? Bahkan ia heran melihat Jisung terlihat sedikit tergesah menghampirinya.
Dari dalam mobilnya Jeno hanya melirik sekilas ke arah Jisung kemudian pamit kepada Jaemin untuk pulang.

"Nana, aku pulang."

Jaemin mengalihkan perhatiannya dari Jisung, memberikan anggukan pada Jeno dan melambaikan tangan saat pemuda itu telah melajukan mobilnya.
Saat mobil Jeno sudah tak terlihat barulah Jaemin menoleh ke samping, dimana Jisung berdiri tepat di sebelahnya.

"Dari mana? Bukannya tadi kau pulang duluan?"

"Hyung..."

Jaemin menaikkan kedua alisnya.

"Aku melihatnya...dia telah kembali."




***


Jisung membaca pesan teks yang dikirimkan Jaemin tersebut. Ia membalas dengan mengiyakan. Lalu ia tersenyum senang dan kembali melangkah mengikuti seseorang di depan sana yang sejak tadi ia buntuti. Sampai orang itu masuk mobilnya pun Jisung ikut memasuki mobil jemputan Jaemin dan mengatakan pada paman Kim, supir pribadi Jaemin, untuk mengikuti orang tadi. Paman Kim menurut saja.

Mobil yang diikuti Jisung berhenti di parkiran sebuah cafe mewah yang bertema futuristik. Saat melihat orang di dalam mobil -yang sejak tadi ia ikuti- turun dan masuk ke cafe, segera saja Jisung mengambil langkah seribu untuk kembali mengikutinya. Saat orang itu tiba-tiba menoleh, Jisung bersembunyi dibalik sebuah mobil yang terparkir di dekatnya.

"Sial, kenapa aku seperti penguntit?" Gerutunya pada diri sendiri.

Saat dirasa orang itu tidak menyadari kehadirannya, barulah Jisung kembali mengikuti langkahnya masuk ke dalam cafe.

Orang yang Jisung ikuti duduk di pojokan sementara Jisung duduk di bangku yang tidak terlalu jauh darinya namun cukup terhalang oleh beberapa pot besar tanaman hias yang ada di dalam cafe. Tempat yang sangat pas untuk Jisung mengintip.

Setelah memesan segelas minuman kepada pelayan cafe yang menghampirinya, Jisung kembali memerhatikan orang yang duduk di pojokan dengan seksama. Ia nampak menunggu seseorang. Dan benar saja, tepat setelah minuman pesanan Jisung sampai, terlihat dua orang pria menghampirinya.

"Gege!" Seru orang itu sumringah saat mendapati kehadiran dua pemuda yang sejak tadi ia tunggu.

"Chenle-ya, maaf jalanan sedikit macet. Sudah lama menunggu?" Tanya salah satu dari pemuda tersebut yang ia panggil gege.

"Tidak juga." Orang itu, Chenle, pemuda manis asal China sekaligus teman sekelas Jisung yang sejak tadi ia ikuti tersenyum lebar.

"Hyung, bagaimana kabarmu? Wah kau semakin tampan! Kapan kau sampai hyung?"  Chenle mengalihkan pandangannya ke pemuda satunya lagi.

Tentu saja semua hal yang terjadi tak luput dari penglihatan Jisung. Ia memicingkan mata dan menajamkan pendengarannya. Jisung tahu sekali, yang Chenle panggil gege tadi adalah Winwin, kakak sepupunya yang memang sangat dekat dengannya, dan pemuda yang satunya...

"Hyung baik, baru sampai kemarin. Kau masih sama cerewetnya seperti dulu ya hahaha."

Mendengar suara dan tawa itu membuat Jisung yakin, benar-benar yakin, tidak salah lagi.


***


Jaemin mengerutkan dahinya semakin dalam.
"Siapa maksudmu? Kalau memberi tahu jangan setengah-setengah!"

"Hyung lebih baik kita masuk. Aku akan menceritakannya di dalam. Ayo!"

Jisung menarik tangan Jaemin yang masih terheran-heran akan tingkahnya yang menurut Jaemin sangat aneh.

Sesampainya di kamar Jaemin, Jisung tak langsung membuka suara. Ia terlihat menghela nafas atau malah menetralkan nafasnya. Entahlah Jaemin tidak tahu, yang Jaemin lakukan hanya duduk di kasur dan  memandang Jisung dengan wajah cengonya. Apa sepupu kesayangannya ini melakukan sebuah kesalahan? Begitu isi benaknya.

"Hyung..." akhirnya Jisung bersuara.

Jaemin tak membalas, hanya memasang ekspresi penasarannya.

"Dia kembali--"

"Sial Park Jisung, tidak bisakah kau langsung ke intinya? Kenapa terus mengulang kata-kata yang sama? Tidak bisakah kau lihat kesabaranku yang sudah menipis?!"

Jisung hanya meringis dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat Jaemin yang akhirnya kelepasan emosi. Ia hendak membuka mulutnya kembali, namun raut keraguan jelas sekali membersamai.

"Langsung beri tahu intinya atau aku akan--"



"JUNG JAEHYUN!


...dia kembali."

Jaemin mematung.

Tbc.

Thank you buat yang baca, vote, bahkan komen di ff ini. Ini bener-bener awalnya cuma mau coba-coba gatau mau dilanjutin atau engga dan ternyata ada yang nanyain:") tapi sekarang aku lagi sibuk di rl jadi maaf klo updatenya lama dan ga menentu :(
Oh ya, klo ada typo atau kata-kata yang kurang, you can kindly give a reply ya.
semoga sukaa^^

Sand in HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang