Suara ketukan pintu menyadarkan Clarissa dari lamunannya. Gadis itu menatap awas pintu bercat cokelat itu. Clarissa takut jika seseorang di balik pintu itu adalah Jake.
Pintu terbuka, menampilkan seorang pelayan perempuan yang sudah berumur. Pelayan itu tersenyum ramah kepada Clarissa. Gadis itu membalas senyum ramah sang pelayan.
Ia baru sadar jika pelayan itu membawa sebuah troli yang berisi berbagai jenis makanan. Manik coeklatnya menatap berbagai jenis hidangan yang tersedia di atas troli. Matanya berbinar mendapati bacon favoritnya.
"Apa semua ini untukku?" Clarissa tak percaya makanan sebanyak ini hanya untuknya.
Pelayan itu tersenyum. "Tentu saja, Semua ini milik nona."
Clarissa berpikir sejenak. Tak mungkin ia bisa menghabiskan semua makanan ini sendirian. Dapat ia lihat dibaris paling atas terdapat satu piring lobster dengan saus merah di atasnya. Tak hanya itu saja terdapat juga sepiring pancake, croissant, tiga bacon beserta telur, dan tak lupa segelas air putih di samping si lobster. Ah, dan jangan lupakan di bagian terbawah terdapat sepiring salad sayur dan buah.
Hanya melihat semua makanan ini saja membuat perutnya terasa kenyang. Tidak bisakah ia makan satu jenis saja. Ini terlalu berlebihan menurutnya.
"Aku akan memakan ini saja," Clarissa mengambil sepiring bacon beserta air putih.
"Kau bisa membawa semuanya kembali." Keputusan Clarissa sudah bulat. Ia tak akan memakan semua hidangan ini.
Pelayan itu mengangguk patuh. Ia pun membawa troli itu kembali. Ketika pelayan itu hendak keluar Clarissa sadar akan sesuatu.
"Tunggu!" pelayan itu berhenti dan menatap Clarissa bingung.
"Aku belum mengetahui namamu."
Pelayan itu tersenyum. "Nona bisa memanggil saya Jane."
Clarissa tersenyum senang. "Thank you for the breakfast Jane."
Jane mengangguk. "Selamat menikmati nona." Jane berbalik dan keluar dari kamar Clarissa.
Clarissa tengah sibuk memakan bacon nya. Sesekali gadis itu bersenandung senang. Hanya sepiring bacon saja, bisa membuatnya bahagia seperti ini.
Gadis itu selesai dengan sarapannya. Clarissa menaruh piring itu di samping nakas. Baru beberapa detik, gadis itu mengambil piringnya kembali. Ia akan turun ke bawah dan mencuci piringnya sendiri.
Clarissa memekik ketika rasa perih itu kembali muncul. Ia baru ingat jika luka di perutnya belum sepenuhnya kering.
Masa bodoh dengan luka. Ia ingin keluar dari tempat ini dan menghirup udara segar di luar sana. Clarissa membawa piring beserta gelasnya.
Clarissa membuka pintunya sedikit dan melihat ke kanan dan ke kiri. Sepi. Itulah keadaan di luar kamarnya saat ini. Tidak ada tanda-tanda Jake di sekitar kamarnya. Gadis itu bernapas lega dan membuka lebar pintunya.
"Syukurlah aku selamat." Untuk saat ini ia bisa bebas tanpa keberadaan Jake.
Clarissa menuruni anak tangga dengan hati-hati. Gadis itu tak menyadari sepasang mata tengah menatapnya tajam. Clarissa berjalan santai menuju dapur. Gadis itu meletakkan piring dan gelas kotornya di tempat cuci piring.
"Apa yang nona lakukan?"
Clarissa mengernyit heran. "Mencuci piring, apa ada yang salah?" ia hanya ingin mencuci piringnya.
"Biar saya saja yang melakukannya, nona tidak perlu melakukan hal ini."
Clarissa semakin bingung dibuatnya. Mengapa ia tak boleh mencuci piringnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wants Me [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]
Любовные романы[PINDAH KE FIZZO] [LINK PO ADA DI BIO] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] WARNING! +17 [Mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, kata-kata kasar] Tidak peduli seberapa jauh kau melangkah. Kau harus ingat jika hidupmu adalah milikku. Cause you are mine and o...