02. Twilight

4 1 0
                                    

Untuk kalian yang dengan sabar baca cerita ini, seribu cinta untuk kalian yaaa, maaf kalo part-part awalnya masih agak amburadul kata-katanya. Tapiiii, ipi akan usaha buat memperbaiki jadi aku harap kalian tetep stay bacaa.. okeeyy(◕દ◕)

___________

Di rumah Lika masih saja menggurutu dan terkadang menangisi botolnya yang diambil oleh cecungut kalong. Yaa, ia menamai cowok itu cecungut kalong karena memiliki taring yang hampir mirip kek kalong. Membayangkan nya berubah menjadi vampir cukup membuat Lika bergidig ngeri, namun kembali tergantikan dengan bayangan wajahnya yang sangat konyol.

"Pokoknya besok gue harus labrak si Alfian, dan kalo sampe ada lecet di botol gue awas aja!" gumamnya kemudian memasukkan beberapa keripik ke dalam mulutnya.

tok... tok.. tok...

Terdengar ketukan pintu, membuat Lika menghela napas. Pasti abangnya yang mau menyuruhnya untuk membelikan sesuatu.

"Masuk aja bang, pintunya ga dikunci."

cklek...

"Lika, tolong ba-

"Belikan abang cemilan di supermarket gang depan ya sama rokok yang kek biasanya." Lika memotong ucapan Reno sambil menirukan gaya bicaranya namun kali ini dengan versi lebay.

Sedangkan cowok berumur dua puluh tahun itu hanya terkekeh kemudian menggeleng, ia menghampiri adiknya yang memasang tampang masam bahkan sudah terpasang semenjak datang sekolah tadi siang.

"Bukan itu lagi."

"Terus apa kalo bukan minta tolong itu?"

Reno tersenyum kemudian membisikkan sesuatu yang membuat Amalika menoleh dengan cepat dan mengerutkan alisnya.

"Abang gila ya? Ga, adek gamau jadi pacar boongannya abang. Abang ga inget dulu adek pernah masuk rumah sakit karena dilabrak sama mantan kaka yang kek garangan itu."

"Iya inget."

"Terus kenapa mau minta tolong itu lagi,.pokoknya adek gamau. titik."

"Ya kan kali ini cewenya tuh beda dek, dia lebih kalem dari sebelumnya."

"Ga."

"Ayolah, kali ini aja. Abang tuh gamau dia ngejar-ngejar abang lagi, risih."

"Katanya kalem, kok kek gatal gitu ngejar-ngejar cowok."

"Ya gitu."

"Ck ayolah dek, kali ini aja pliss."

Lika masih menghiraukan Reno dengan terus mengunyah snack sampai-sampai tak sadar kalau sudah habis.

Ia kemudian berdecak, dan menyetujui permintaan abangnya namun dengan satu syarat. Reno harus datang ke sekolahnya dan meminta kembali botol kuning kasayangannya itu dari Ryan. Tanpa keberatan Reno menyetujui syarat dari Lika.

"Deal!"

***

Di alun-alun kota Lika sedang duduk dibangku taman sambil bermain handphone, ia sedang menunggu abangnya yang membeli ice cream. Hingga tiba-tiba saja sebuah suara menginterupsi, membuat ia menoleh dan ketika melihat siapa orang tersebut seketika moodnya berantakan.

AmalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang