05. Twilight

1 1 0
                                    

Fian tersenyum menampilkan barisan giginya yang rapi.

"Santai dulu dong."

"Gausah marah-marah gituu, kita berteman dulu."

Lika hanya diam menatap Fian dengan sengit.

"Aku.. aku."

"Aku-aku apa?!" Sentak Lika yang sudah tak tahan dengan cowok ini.

"Nanti sepulang sekolah jalan yuk."

Aish, tawaran macam apa ini. Sekarang Fian merasa malu sekali.

"Gila." Lika kemudian mematikan telfonnya dan juga datanya ia segera bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Arghh, barusan gue ngomong apaan."

Fian mengacak-acak rambutnya, jatuh sudah harga dirinya sebagai cowok yang notabene selalu keliatan cool. Tapi sekarang pada seorang Amalika ia mendadak jadi plin plan.

***

"Lo kenapa dah, daritadi diem mulu." Tanya Faiz sedangkan Fiko diam menikmati sotonya dengan hikmat.

Mereka bertiga sedang berada di warung mak etik. Tempat berkumpulnya para anak SMA, namun yang lebih mendominasi Fian dan teman-teman sekumpulannya. Ya mereka bertiga sedang bolos  lantaran gerbang sekolah sudah di tutup

"Gue harus gimana."

Fiko dan Faiz menoleh, mereka bergidik ngeri melihat teman yang biasanya selalu membuat ulah dan onar. Sekarang melamun dan mengoceh sendiri.

PLAKK!

"Lo!"

"Apa?" tantang Faiz

"Lagian lo kenapa dah, pagi-pagi udah kesambet aja."

Fian hanya menggeleng kemudian dahinya berkerrut memikir. Ntah rencana apa lagi yang akan ia perbuat untuk menggoda Amalika. Ia membuka handphonenya dan mengirim pesan keseseorang.

Ting.. suara notif itu membuyarkan lamunannya. untung saja guru di depan masih menerangkan tak terganggu akan suara notifikasi hp nya. Lika mengernyit melihat nomor tak dikenaknya tadi malam. Apa lagi yang akan cowok itu perbuat, apa ini karmanya yang sering mengganggu adik kelas serta dirinya yang selalu urakan membuat onar di sekolah.

Sudah, Lika sekarang sudah mulai bertaubat dengan kembali memakai sepatu hitam dan tidak membawa peralatan make up  kecuali lip gloss dan bedak. Namun seragamnya masih saja ketat.

Lika kembali menghiraukan pesan tersebut dan mencoba fokus pada pelajaran kali ini. Tanpa menghiraukan pesan dari cowok gila yang terus-menerus mengiriminya pesan.

Saat istirahat Lika dan keempat sahabatnya sedang berada di kantin. Tiba-tiba saja ada adik kelas yang menumpahkan minuman ke arah seragam Lika.

"Aish-

"Aduh-duh sorry kak ga sengaja."

Luna menatap cewek tersebut tak suka. "Lo sengaja kan?" tuding luna padanya namun hanya gelengan dengan muka bersalah yang di dapatinya.

"Mendingan lo pergi deh, sana hus-hus." usir Rangga yang langsung diangguki oleh cewek tersebut. Di belakang tak tau saja Lika dan teman-temannya jika cewek yang baru saja menumpahkan minuman itu tersenyum licik.

"Tunggu aja pembalasan gue." kemudian segera berlalu dari kantin meninggalkan kekesalan pada apa yng baru saja ia buat.

Aldi menyampirkan jaketnya pada tubuh Lika yang menerawang lantaran basah. Beberapa pasang mata menatap Lika yang membuat cewek tersebut tak tenang. Oh dirinya sungguh kesal bukan main, dari pagi sudah ada saja yang membuat moodnya buruk. Masih untung cecunguk kalong itu tidak masuk, ya meskipun masih mengganggunya lewat chat.

"Gue ke kamar mandi dulu."

"Gue anterin." ujar Luna yang diangguki oleh Lika.

"Gue mau ikut juga."

"Gila lu." Rangga yang mendapati plototan oleh Aldi dan Vino kembali dudukak berani menatap keduanya lalu melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

"Kenapa ga dibales-bales si."

"Apa nanti sore gue samperin ya."

Fiks sore nanti Fian akan berkunjung ke rumah Lika. Sekarang dirinya akan kembali pulang untuk melanjutkan tudurnya yang masih kurang.

Untung saja kedua orangtuanya masih belum pulang jadi ia tak harus menyiapkan alasan kenapa kembali lagi. Tenang saja nanti sore ia sudah menyiapkan untuk gadis cerewet itu. Ahai..

"Dia siapa sih, kenapa berani sekali numpahin es ke senior."

Lika hanya menggeleng sambil mencuci seragamnya di wastafel, mau tak mau ia harus membeli seragam baru lagi yang ternyata kebesaran di badannya. Untuk rok nya masih bisa digunakan.

"Tapi gue ga yakin kalo dia beneran ga sengaja."

"Yakin ga yakin gue udah nandain dia." ucap Lika dan menatap dirinya dikaca. Lika tau siapa cewek tadi, sudah lama sekali dirinya tidak pernah beretemu. Apa cewek itu datang untuk membalas dendam? ah sangat kekanak-kanakan sekali jika memang benar begitu.

***
Seginii duluu yaa
See u di next part(◕દ◕)



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang