03. Twilight

2 1 0
                                    

Untuk kalian yang dengan sabar baca cerita ini, seribu cinta untuk kalian yaaa, maaf kalo part-part awalnya masih agak amburadul kata-katanya. Tapiiii, ipi akan usaha buat memperbaiki jadi aku harap kalian tetep stay bacaa.. okeeyy(◕દ◕)

___________

"Lika ga habis pikir sama jalan pikirnya abang."

"Ya lo kan emang gabisa nebak pikiran abang lo Ka." saut putra yang kemudian menyendokkan pentol ke dalam mulutnya.

Kini ke lima murid itu sedang berada di kantin, Lika menceritakan kejadian tadi pagi sebelum KBM dimulai. Bagaimana kesalnya ia kepada Reno dan Ian, yang mengacanginya.

"Jangan teralalu benci kekgitu ka. Ntar kalo udah jatuh sama pesonanya Alfian, tau rasa lo."

Lika mendelik ke arah Luna, bisa-bisanya mulut sahabatnya nyeplos dengan tidak berperiperasaan seperti itu.

"Ga! Dia bakalan tetep jadi rival gue sampai kapanpun."

Rangga memutar kedua bola matanya,
"Lo belum tau aja gimana rasanya kemakan omongan sendiri."

"Ah mantap." ucap Putra dan Luna bebarengan, sedangkan Aldi yang sedaritadi menyimak perbincangan mereka hanya menggeleng.

Memang disini yang paling kalem dan selalu jadi penengah adalah Aldi, orang yang selalu bijak dalam mengambil keputusan dia juga salah satu murid yang masuk tiga besar di kelas. Dan keempat temannya, bisa dibilang beban dalam dunia percontekkan namun Aldi tak pernah memikirkan hal itu. Karena merekalah dia bisa merasakan nyaman berada di pertemanan ini.

Lika mengerucutkan bibirnya. Dan menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Gausah cemberut, mereka cuman bercanda." Aldi mengatakan itu sambil mengelus surai ikal milik Lika yang halus.

Lika melirik dan sedetik kemudian menangis dipelukan Aldi, tak lupa menenggelamkan wajahnya di dada cowok itu.

Mereka yang melihat hal tersebut hanya menghela napas pelan, sudah menjadi kebiasaan kalo lagi kesel sama yang namanya Alfian, Lika selalu nangis.

Disisi lain, seseorang menatap kedekatan Lika dan Aldi tidak suka. Ia merasa miliknya direbut bisa dibilang dirinya jealous.

'Kalo gue udah milikin dia, gabakal gue bolehin mereka-mereka deket-deket lagi. Enak aja main meluk kekgitu.'

***

Malam harinya Reno datang kerumah Alfian dengan mengajak amalika. Oh tentu saja dengan percekcokan yang sangat lama sampai-sampai ayah mereka yang melerai dan Lika pun akhirnya menyerah.

"Harusnya sekarang lika tuh nonton drakor sambil makan kripik di istana kasur lika."

"Hidup lo cuman gitu-gitu aja. Sekali-kali refreshing lah."

Lika hanya diam tak menanggapi sampai akhirnya mobil mereka masuk ke pekarangan rumah yang cukup megah. Perempuan tersebut sampai berdecak kagum.

"Udah sampai, turun."

"Eitss tunggu dulu." kembali Reno mencegah adiknya turun dari mobil.

"Apa lagi dah."

"Ini tutup paha lo pakai jaket gue." Ucap Reno sambil melemparkan jaketnya ke arah lika, tanpa berdebat lebih panjang ia menerima jaket tersebut dan menalinya di pinggang. Memang benar pakaian lika sekarang cukup terbuka. Dengan memakai sweater crop dan celana pendek diatas lutut.

AmalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang