03

92 12 1
                                    

" Hyung gomawo "

Seokjin hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan melanjutkan aktivitasnya membersihkan lantai. Selesai dengan aktivitasnya, seokjin melihat ke arah ranjang yang terlihat seorang yang ia obati tadi tertidur dengan memunggunginya. Seokjin berjalan mendekat ke arah ranjang hoseok dan menyelimutinya hingga menutupi tubuh hoseok hanya menyisakan kepalanya saja.

Seokjin mengusap surai hitam adiknya " Semoga kau baik baik saja hoseok-ah " lirik seokjin dan ia beranjak keluar dan menutup pintu kamar dengan sangat hati hati takut si empu yang tertidur terganggu.

" Aaaaaaa setan! " Teriak seokjin dan yang ia teriaki ikut berteriak karena sama sama terkejut.

" Setan mana setan " Teriak namja yang berada di depan seokjin, dan seokjin yang menyadari itu bukan setan menggeplak kepala namja yang berteriak.

Tak..

" Aish hyung ko di geplak sih " dumel namja yang terkena geplakan cinta dari seokjin.

" Huh..." seokjin menghela nafas " Joni kalo mau nongol itu jangan kaya setan apalagi kalo pake apa itu tuh yang di idung, kaya setan beneran tau ga.. rambut acak acakan hidung di pempetin kaya keran bocor " siraman qalbu seokjin yang di peruntukkan untuk namjoon karena ia terkejud dengan ulah salah satu adiknya ini. Sedangkan yang kena siraman qolbu malah nyengir kaya orang utan 'canda orang utan'

" Ya maaf hyung.. Aku teh lagi flu, pas mau ambil air hangat liat hyung lagi mandangin pintu kamar hoseok, yaudah putar kanan nyamperin hyung " Ucapnya membela diri.

Sedangkan yang mendengar penjelasan hanya memasang wajah datar sedatar datarnya. Seokjin melangkahkan kakinya ke arah dapur dan namjoon yang di tinggalkan menggerutu merasa kalau kaka tertuanya itu marah dan benar benar marah. Namjoon mengikuti arah seokjin dan sedikit terkejud karena ia melihat kaka tertuanya membawakan minuman hangat dan memberikan kepadanya. Baunya seperti rempah rempah dan yang lebih dominan adalah wangi jahe.

" Minumlah dan habiskan terus tidur jangan begadang, supayya besok tubuhmu kembali segar " Ucap seokjin memerintah, dan namjoon mengangguk serasa menyesap minuman yang seokjin berikan kepadanya.

Setelah perdebatan kecil di antara namjoon dan seokjin akhirnya mereka memutuskan untuk ke kamarnya masing masing, aah lebih tepatnya namjoon yang duluan pergi ke kamarnya sedangkan seokjin masih bergelut dengan dapur-menata alat masak yang tadi ia pakai untuk membuat minuman-namjon.

>>JUNG HOSEOK<<

" Euuunghh " lenguhan khas orang yang bangun tidur, namja yang semalam tidur pulas mulai mengerjap ngerjapkan matanya karena sinar matahari yang memaksa menerobos celah celah jendela kamarnya.

Ia menggeliat sesekali menguap karena rasa kantuk yang lumayan membuatnya susah untuk bangun. Hoseok menelisik penjuru kamarnya dan ia baru ingat kalau kemarin malam ia sudah membuat kekacauan. Ia langsung menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan langsung loncat dari atas ranjangnya.

BRUKK..!

Ceklek..

" Astaga hoseok-ah kau ini apa apaan " seokjin yang mendengar suara orang terjatuh dari kamari hoseok langsung berlari membuka paksa pintu kamar hoseok.

Seokjin panik karena melihat hoseok yang terjatuh di lantai yang mengakibatkan tangannya memerah karena menahan bobot tubuhnya sendiri.

" Hyung gwenchana " Ucap hoseok mencoba menenangkan seokjin yang terlihat panik.

" Tidak apa apa matamu, lihat kau terjatuh dan tanganmu memerah.. apa ini di sebut tidak apa apa.. huh.. ayo hyung bantu kau berdiri "

Hoseok yang mendengar itu hanya menurut takut kaka tertuanya semakin marah padanya. Marah tanda sayang bukan benci kan.

Hoseok kembali berbaring patuh karena perintah sang kaka tertua sendari tadi terus menjejal dirinya dengan siraman qalbu, ia mendengus membuang nafasnya secara kasar untuk kesekian kalinya. Pasalnya ia sedikit risih karena perlakuan seokjin yang memperlakukan hoseok seperti bayi kecil yang baru lahir kedunia.

Hoseok menatap langit langit kamarnya jujur saja ia merasa bosan sekarang. Ia berusaha bangkit untuk melihat dongsaengnya. Hoseok berjalan dengan susah payah, pasalnya ke dua kaki miliknya terasa perih dan ngilu ketika bersentuhan dengan lantai marmer, bayangkan saja kakinya hanya beralaskan perban saja dan aahh jangan tanyakan sendal miliknya, sedal itu ntah pergi kemana, seingat nya sendal itu kemarin berada di kolam pasti kelakuan si bungsu. Ah sudahlah lupakan.

Hoseok berhasil meraih gagang pintu ia langsung membukanya secara perlahan, ia keluar dan menutup kembali pintu kamarnya. Ia melihat kanan kiri seperti seorang pencuri yang takut ketahuan ralat ia bukan pencuri melainkan adik yang takit kepergok oleh kakanya karena tidak mematuhi perkataan kaka tertuanya, bisa habis kalo ia ketahuan seokjin.

" Huh.. aman... kayanya jin hyung sedang pergi keluar "

Hoseok melancarkan aksinya untuk pergi ke kamar jimin, susah payah ia berjalan menuju kamar jimin, ia membuka kenop pintunya secara perlahan.

Hoseok mendekat ke arah ranjang jimin dengan sangat hati hati ia tidak ingin membangunkan si bungsu karena kehadirannya. Hoseok duduk di tepi ranjang jimin dan ia memandang meneliksik setiap inci wajah jimin. Ia melihat tubuh jimin yang terlihat tidak nyaman dengan tidur nya terlihat bagaimana ia terus bergerak gerak ke kiri dan ke kanan, hoseok yang melihat itu langsung memegang dahi jimin dan hoseok tersentak ketika merasakan hawa panas dari tubuh jimin.

" Saeng kau demam " lirih hoseok, ia panik dan berusaha bangkit menuju dapur membawa air untuk kompres, tetapi pergerakannya terhenti ketika lirihan suara yang sangat lirih namun hoseok masih mendengarnya.

" H-hyung " jimin mencoba bangun dari tidurnya

" K-kau jangan bangun dulu saeng, suhu tubuhmu tinggi.. berbaringlah hyung akan membawakan air dan juga kain " ujar hoseok, jimin hanya mengangguk patuh karena rasa pusing mendominasi kepalanya.

.
.
.
.

Anyyeong epribadeh💥👋🏻
Semoga suka ya wkwkwkwkw😊

Kaga nge feel ya??
Makin sini makin kaga jelas nih alur ceritanya🤣babay

Jung HoseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang