Pria berbahu lebar keluar dari sebuah mobil hitam, ia merapatkan jaket nya dan sesekali menggesekkan ke dua tangannya karena udara di kota seoul cukup dingin, ia bergegas memasuki sebuah cafe untuk menemui sahabat lamanya, matanya meneliksik ke setiap penjuru cafe guna mencari dan memastikan bahwa orang yang ia ingin temui benar benar datang dan berada di sini.
" Aish jangan bilang kalau dia membohongiku " gumam kesalnya karena ia tak kunjung menemukan orang yang ia cari.
" Ah sudahlah lebih baik aku duduk dulu, siapa tau dia telat kan " ia memutuskan duduk di dekat jendela karena ia bisa melihat jelas jalanan yang sedang berlalu lalang mobil.
Ia beberapa kali mengecek handphone nya siapa tau kan ada notif masuk dari sahabat lamanya itu, tapi nihil hasilnya nol besar tidak ada notif ataupun telepon yang masuk ke gawainya.
" Maaf tuan anda masih jomblo ternyata "
Perkataan tersebut membuat pria berbahu lebar itu yang awalnya fokus pada handphone nya sekarang memfokuskan pandangannya ke arah orang yang menyebutnya 'masih jomblo'. Ia mengernyit bingung siapa dia dan kenapa dia tahu bahwa seokjin masih single dan apa apaan ini dia duduk tanpa di suruh. Seokjin masih terdiam melihat lamat lamat orang yang ada di depannya.
" Aish Jin jangan melihatku seperti itu, kau seperti ingin memangsaku tauu " gerutu namja tersebut.
Perkataan tersebut menarik kembali alam kesadaran seokjin, ia ber dehem guna mencairkan suasana. " Siapa kau? " seokjin bertanya dengan nada sedikit dingin, pasalnya ia tidak tau siapa yang ada di hadapannya, ia sedikit was was, karena cara berpakaian nya ya membuat orang mengira bahwa dia orang jahat.
Namja itu membuka maskernya dan juga kacamata hitamnya. Sontak seokjin membulatkan matanya kaget.
" Kauu " seokjin memekik saking kagetnya ia tidak sadar kalau sekarang ia berada di cafe dan sontak membuat pengunjung disana melihat ke arahnya dengan tatapan yang berbeda beda, namja yang berada di meja yang sama dengan seokjin menggetok kepala seokjin dengan kacamata hitam miliknya.
" Diam.. kau tidak lihat kita sedang dimana, kau bisa mengganggu yang lain bodoh " perkataan itu membuat seokjin melihat kesekitar dan benar saja pengunjung lain melihat ke arahnya, seokjin merasa tidak enak sekaligus malu ia langsung berdehem dan mencoba bersikap so cool 'alah jin ngomong aja malu gituh, tong sok so cool kitu'
" Kemana aja kau, sudah ku tunggu dari tadi, sudah telat, berpakain seperti penculik dan beraninya menggetok kepalaku dengan kacamatamu, terus apa tadi hah menyebutku masih jomblo ya walaupun benar juga sih" kesal seokjin dengan rap andalannya namun di akhir kalimat batinnya yang menjelaskannya.
Namja yang di depan seokjin hanya menatap dengan tatapan malas. " lebih baik kau menutup mulutmu jin, atau ku robek sampai ketelinga " namja itu mengintrupsi agar seokjin menghentikan rap nya. Dan seokjin langsung mingkem tidak bersuara, jujur saja jika pemuda yang berada di hadapannya ini seperti monster.
>>JUNG HOSEOK<<
Hoseok membawa alat kompres ke kamar jimin dengan langkah tergopoh gopoh, ia tidak memperdulikan kakinya yang kembali berdarah akibat terlalu banyak berjalan di tambah lagi dengan tidak memakai alas kaki hanya perban yang membungkus kakinya.
Hoseok memutar kenop pintu dan langsung menuju ranjang jimin, ia mengompres jimin dengan sangat telaten. Jimin berkeringat tetapi tubuhnya menggigil, hoseok yang mengelap keringatnya langsung masuk ke dalam selimut jimin dan memeluknya dengan erat supaya ia tidak kedinginan, hoseok tidak perduli jikalau demam nya berpindah pada dirinya yang terpenting adalah adiknya harus baik baik saja.
Ia terus mengelus punggung jimin. Deru nafas yang dirasakan hoseok yang mulai teratur membuatnya sedikit merenggangkan pelukannya dan benar saja jimin sudah tertidur dengan pulas.
" Tidurlah saeng, hyung sangat menyayangimu melebihi diri hyung sendiri, dan maafkan hyung mu ini yang sudah tega memukulmu hingga seperti ini " lirih hoseok. Ia beranjak dari tempat tidurnya hendak keluar dan masuk ke kamarnya kembali kalau tidak habislah dia kena siraman qolbu dari kaka tertuanya.
Baru saja ia akan melangkah pergi, langkah kakinya terhenti ketika sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya, ia langsung menoleh ke arah dimana orang yang menggenggamnya." H-hyung temani aku " suara serak khas orang yang sedang menahan rasa sakit membuat hoseok tercubit hatinya, ia mengangguk dan naik lagi atas ranjang jimin dan memeluknya.. aahhhh perihal kaka tertuanya biarlah ia akan menjelaskannya, toh dia juga akan mengerti. Mungkin.
>>JUNG HOSEOK<<
Seokjin memasuki rumah nya dengan langkah lunglai seperti tidak ada secerca harapan apapaun untuknya. Ia melangkah menuju kamarnya tetapi langkahnya terhenti ketika suara adik pertamanya memanggil dirinya.
" Dari mana hyung? " tanya namja pucat itu sebut saja yoongi, ia mengernyit karena kakanya hanya mengulas senyum dan langsung memasuki kamarnya enggan menjawab pertanyaannya.
Yoongi hanya menatap punggung kaka tertuanya yang kian jauh dan tertelan oleh pintu kamarnya. Ia hanya mengedikan bahu fikirnya 'mungkin kakanya lelah makannya seperti itu'.
Ia kembali ke aktivitasnya yaitu rebahan sambil nonton tv di temani dengam cemilan dan juga kopi 'ah sungguh devinisi manusia rebahan yang sesungguhnya'.Ahai makin gajelas kan🤣🤣🤣mianhe🤧🤧
Babay sampai ketemu di chap berikutnya.
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Hoseok
RandomDia adalah alasan kenapa aku di lahirkan.. Maafkan aku.. Sungguh.. Akan aku kembalikan semuanya padamu.. Satu jaminan bagiku... / Deru nafas.. Langkah kaki.. Bayangan.. Hitam pekat.. Dan Memudar.. Perlahan membusuk..