01 : Keluarga Atmaja

58 6 1
                                    

Tahun 2009

" Kita harus kosongkan rumah ini " Semua orang yang ada di meja makan hanya terdiam sambil melihat ke arah nya. Tidak mengerti apa yang sedang ia bicarakan.

" Papah, ngomong apa sih " Laki-laki paruh baya itu hanya tersenyum.

" Kita harus keluar dari rumah ini " Ketiga anak nya hanya saling melihat satu sama lain. Ayah nya ini aneh sekali, tiba-tiba menyuruh keluar dari rumah yang jelas sudah menjadi tempat ternyaman untuk mereka bertiga.

" Iya, tapi kenapa kita harus keluar dari rumah ini ?? "
" Papah mau kita tinggal di Malang, Yuno " Tuh kan, Aneh sekali. Tiba-tiba ingin tinggal di Malang.

" Cuma karena mau tinggal malang ?? " Sebenarnya ada alasan lain, tapi Papah gak bisa bilang ke mereka bertiga.

Laki-laki tua itu beranjak dari meja makan dan berjalan ke arah kamar nya. Dan kini hanya menyisakan ketiga anak nya yang terdiam mendengar ucapan sang ayah.

" Mas, papah lagi aneh gak sih ?? " Yuna Hermawan Atmaja, anak sulung dari ketiga bersaudara, yang paling cantik di keluarga Atmaja.

" Papah udah aneh dari dulu sih menurut, mas " Agung Hermawan Atmaja, Anak kedua dari keluarga Atmaja. Sifatnya sedikit menyeleneh, beda dari kakak pertamanya.

" Apa yang papah bilang ikutin aja udah " Yuno Hermawan Atmaja, Anak sulung dari keluarga Atmaja. Si ambisius nya keluarga Atmaja, tidak kenal apa itu takut gagal. Tapi sekalinya gagal, dia benar-benar sangat jatuh.

Ketiga nya melanjutkan makan malam tanpa sang ayah. Ketiga nya pun masih memikirkan ucapan ayahnya, termasuk Yuno. Ia benar-benar bingung kenapa ayah nya meminta mereka termasuk ayah nya untuk meninggalkan rumah yang sudah lama mereka tempati.

" Pah " Malam itu, sekitar jam 10 malam. Yuno memberanikan diri untuk masuk ke kamar sang ayah.

" Kenapa, No ?? Masuk " Yuno menghela napas, ia harus benar-benar tau alasan papa nya untuk mengosongkan rumah ini.

" Yuno mau nanya "
" Apa ?? " Mata sang ayah masih fokus dengan buku nya.
" Alasan kita harus pindah dari rumah apa ?? " Mata sang ayah berhenti bergerak dari dari bacaan buku nya, beralih menatap sang sulung.
" Papah, hanya ingin suasana baru " Hanya itu jawaban yang keluar mulut sang ayah. Padahal Yuno benar-benar berharap lebih dari jawaban itu.
" Kalau mau suasana baru, kita bisa aja ngerenovasi rumah ini kan " Papah nya hanya menggelengkan kepala.
" Enggak, papa hanya mau suasana baru seperti di perkampungan. Malang cocok untuk suasana itu, No " Yuno hanya mengangguk, ia bingung harus mengatakan apalagi.

" Yaudah, aku ke kamar dulu. Selamat Malam, Pah " Baru beberapa langkah Yuno berjalan, Papah nya mengucapkan sesuatu.

" Kamu bisa tetap tinggal di Jakarta kalau kamu mau, No "
" Papah gimana ?? Yuna ?? Agung ?? " Papah hanya tersenyum.
" Papah akan tinggal sama mereka berdua di Malang, Jangan khawatir soal itu. Adikmu bisa merawat papah " Yuno sedikit tersenyum. Ada keinginan akan tetap tinggal di Jakarta, tapi Yuno rasa akan sangat egois jika meninggalkan Ayah, beserat adik-adik nya di Malang.

" Aku tetep ikut papa ke Malang " Sang ayah mengangguk dan tersenyum.

®®®

Setelah beberapa hari sibuk mengemasi beberapa barang yang perlu di bawa. Keluarga Atmaja akhirnya pergi dan menetap di Malang, membiarkan rumah ini kosong tanpa pemiliknya.

Sebelum berangkat Yuno, Agung, dan Yuna menatap rumah itu dengan mata yang berkaca-kaca. Sedikit berlebihan tapi bagi mereka rumah ini adalah sesuatu yang berharga untuk mereka. Rumah yang menjadi tempat istirahat ternyaman ketika mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka.

Rumah AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang