02 : Penghuni Baru

34 5 1
                                    

Tahun 2015

Di tahun ini, Yuno kembali ke Jakarta. Ini karena ayah yang memintanya untuk kembali kesana. Meminta Yuno yang memasang iklan di depan rumah lama mereka yang ada di Jakarta.

Tidak, rumah itu tidak dijual. Hanya saja ingin mencari seseorang yang ingin merawat rumah itu.

" Lo capek-capek ke Jakarta cuma buat masang iklan ini doang ?? " Yuno mengangguk. Lagipula memang ayah yang menyuruh nya untuk memasang iklan ini.

" No, bokap lo gak mikir rumah ini bakal jadi masa depan lo sama adik-adik lo ?? " Dimas, salah satu teman dekat Yuno. Ia tidak habis pikir kenapa ayah teman nya itu dengan sukarela memasang iklan seperti ini.

" Papa udah beli rumah buat gw, Agung, sama Yuna di Malang. Kayak nya papa gak bakal mau balik ke sini sih. " Dimas hanya bisa mengangkat bahu. Kalau gitu mending dia aja yang jagain nih rumah. Lumayan kan tinggal di tempat gratis.

" Gw aja deh yang nempatin. "

" Gak! " Yuno tau kebiasaan Dimas seperti apa. Makanya dia gak mau nyuruh Dimas untuk menempati rumah ini.

®®®

Tama sedang berjalan di sekitar komplek dengan membawa ransel berisi baju-baju nya. Iya, dia baru saja kabur dari rumah nya. Biasanya kalau Tama udah seperti ini, ia akan benar-benar keluar dari rumah yang membuatnya tidak nyaman, gimana mau nyaman. Orang-orang bilang rumah itu tempat ternyaman kita kan ?? Tapi menurut Tama, itu sebaliknya. Ketika pulang kerja orang-orang lebih memilih untuk segera kembali ke rumah mereka, tidak dengan Tama. Tama menganggap rumah itu hanya sebagai tempat tinggal untuk nya.

Dan saat ini Taman sedang berjalan di sekitaran Komplek Perumahan Cakrawala, ia sendiri bingung harus tinggal dimana. Kalau menumpang di rumah teman nya, itu sama aja membebankan temannya.

'Rumah ini disewakan
Hubungi : Yuno ( 0813xxxx )'

Tama memberhentikan langkahnya ketika melihat rumah besar yang kosong dengan papan iklan tertera di depan pagar rumah itu. Coba aja Tama punya uang lebih, mungkin Tama bisa menyewa rumah ini. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, rumah sebesar ini pasti biaya sewa nya mahal.

" Permisi " Tama teriak di depan rumah itu. Berharap ada seseorang yang menghampirinya.

" Ada apa, Mas?? " Salah satu security di komplek itu menghampiri Tama.

" Mau nanya, rumah ini beneran di sewa??" Security itu melihat iklan di pagar rumah itu, terlihat bingung karena seingat nya pemilik rumah ini bilang padanya jika ada orang yang tertarik untuk menempati rumah ini disuruh untuk menghubungi pemilik rumah ini.

" Ini sebenernya gak di sewa, Mas. " Tama mengerutkan dahi nya, bingung karena ucapan security ini.

" Soalnya seminggu yang lalu pemilik nya kesini, masang iklan ini. Tapi, pemilik nya bilang ke saya kalau rumah ini tuh gak di sewakan, Mas." Tama tambah bingung. Kalau gak di sewakan mana mungkin ada iklan seperti ini.

" Kalau mau lebih jelas telepon aja ke nomor itu, Mas. "

" Itu bukan nomor nipu kan, Pak ?? "

" Mana ada nipu, Mas. Yang punya rumah aja pengusaha "

" Kalau gitu makasih, Pak. " Security hanya membalas 'Iya' setelah itu pergi, kembali mengelilingi komplek ini.

Sedangkan, Tama langsung memasukan nomor itu ke dalam kontak handphone nya. Ia berniat untuk menghubungi pemiliknya nanti malam.

Terri : gw diusir dari kost'an😭

Tama yang membaca itu ingin tertawa tapi tertahan karena mengingat nasib nya juga sangat mengenaskan.

Rumah AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang