Part 5

5.5K 640 3
                                    

Di ruang makan Lisa sedikit berlari mendekati Jisoo yang sedang menata hidangan di atas meja di bantu Chaeyoung dan Irene.

"Jisoo eonni..."

"Ada apa Lis?" tanya Jisoo mengerutkan alisnya melihat wajah pucat Lisa.

"Apa disini ada obat luka bakar eonni?"

"Ada.. Tapi siapa yang terluka?" tanya Jisoo cepat.

"Jennie dia..."

Tanpa menunggu lanjutan ucapan Lisa gadis berbibir hati itu langsung berlari ke dapur.

"Jennie.." Jisoo berlari tergopoh – gopoh mendekati adikknya dan mengecek tangannya yang memerah. Ia pun mematikan air kran.

"Kau ini kenapa tidak hati – hati..." Jisoo mengusap tangan Jennie dengan mata berkaca – kaca. Ia paling tidak bisa melihat adiknya teluka.

"Aku baik – baik saja Eonni..." kata Jennie meyakinkan kakaknya yang selalu khawatir akan dirinya.

"Baik – baik saja... Merah begini. Sini aku obatin." Jisoo menarik lengannya menuju ke ruang tamu dan di ikuti yang lainnya.

Setelah Jennie duduk Jisoo begegas mengambil kotak obat yang ada di dekat kamar mandi tamu lalu ia kembali ke ruang tamu dan duduk di sebelah adiknya.

Jisoo mengambil salep obat luka bakar dan mulai mengolesi tangan Jennie yang langsung meringis pelan.

"Maaf apa aku terlalu keras menekannya??"

"Gwaencana Eonni..." ucap Jennie menunjukkan senyumnya agar Kakaknya itu tidak terlalu khawatir. Ia pun memutar kepalanya dan melihat Lisa berdiri sambil memegang jemarinya yang terluka. "Irene Eonni tolong bantu Lisa.. Dia juga terluka jarinya.."

"Iyakah?" Irene mendekati Lisa yang berusaha menghindar.

"Tidak usah Eonni.. Ini baik – baik saja hanya luka kecil.."

"Luka kecil juga bisa infeksi jadi bengkak dan bernanah kalau tidak di obati... Nanti kalau sudah parah jari kamu akan di amputasi mau?" tanya Jennie menatap Lisa tajam dan yang di tatap menelan ludahnya seraya menggeleng pelan. Disisi lain Chaeyoung hanya menahan tawanya melihat sahabatnya yang selalu terintimidasi oleh Jennie.

"Ya sudah sini..." Irene menarik tangan Lisa dan mengajaknya duduk di sofa. Ia pun mengambil obat antiseptik dan mulai meneteskan di luka iris di jari telunjuk Lisa.

Gadis berponi itu mengigit bibirnya menahan perih saat cairan obat itu meresap ke dalam kulitnya yang terluka.

Diseberang sofa Jennie mengulum senyumnya ketika melihat Lisa bersusah payah menahan rasa sakit saat di obati.

"Sepertinya memang sudah baikan karena kau sudah bisa tersenyum.."

Senyum Jennie langsung lenyap mendengar ucapan Jisoo. Bisa – bisanya dirinya tersenyum melihat gadis menyebalkan itu. Tapi benarkah ia semenyebalkan itu? Setelah apa yang ia lakukan tadi untuknya?

"Yah apa lukanya pindah ke otakmu? Sekarang kau malah melamun..." ujar Jisoo yang menatap heran gadis di depannya.

"Aissh kau bicara apa Eonni..." Jennie menyikut pelan lengan Jisoo dengan salah tingkah.

Jisoo tertawa melihat tingkah adiknya. Ia bersyukur luka bakar adiknya tidak terlalu parah hanya merah saja.

"Oh ya Eonni.. Bagiamana dengan Galbitangnya yang belum jadi?" tanya Jennie yang ingat masakannya yang sempat telupakan tadi.

"Tidak usah kau pikirkan, Aku dan Irene yang akan melanjutkannya. Kau duduk saja ya biar lukamu tidak makin parah nanti kalau kena panas lagi."

"Baiklah eonni.." dengan terpaksa Jennie mengikuti kata – kata Jisoo.

MY LOVELY LAWYER (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang