Bosan sekali memang jika hidupmu berjalan saja seperti air
Tapi jika sebuah gelombang yang datang
hanya akan membawamu pada penderitaan yang mendalam,
Bukankah mengalir saja lebih baik dari pada itu.
Kelas ini adalah kelas paling membosankan diantara semua kelas yang mereka jalani selama ini, dosen yang mengajar terlampau malas untuk sekedar menjelaskan materi yang ia ajarkan, begitu ia masuk yang tadi kelas bising dengan obrolan para mahasiswa lanGsung berubah senyap seperti kuburan. Benar seperti kuburan, tak hanya senyap saja, tapi memang seperti itulah suasana dalam kelas ketika dosen ini masuk, mencekam. Pasalnya dosen berbrewok lebat ini lebih terlihat seperti tukang gali kubur yang memakai kemeja dan menenteng buku, tak banyak bicara, tak banyak gerak pula.
"kita masuk materi enam, buat makalah yang berkaitan tentang materi ini, minggu depan presentasi" seperti itu saja ketika ia sudah masuk, tak menjelaskan materi apa yang sedang di bahas, alasannya "kaliankan sudah mahasiswa, cari sendiri" jawabnya ketika pernah sekali di tanya oleh salah satu mahasiswa, dan besoknya mahasisiwa yang bertanya tersebut akan di panggil keruangannya dan diancam akan dapat nilai D. Itulah sebabnya tak ada yang berani mambantah kata-katanya. Setelah memberikan perintah seperti seorang kaisar ia hanya akan duduk memadangi layar hp nya dan sesekali melirik kearah mahasiswa lewat kacamata tebalnya. Huu seramnya.
"bosen banget, ini dosen makan gaji buta terus, aku yakin anak sama istrinya kena gizi buruk di kasih nafkah gaji buta sama ini dosen" terlontar ocehan alana karena resah dengan keadaan kelas yang seperti ini.
"hahahahahah, bener-bener, kok istrinya mau ya nikah sama dia, gak aku bayangkan malam pertama meraka kayak gimana" jawab meira yang menanggapi candaan alana tadi.
"hahahhahah" terlepas tawa merka berdua.
"heii apa itu tawa-tawa di belakang" bentak dosen kearah meira dan alana, heemm bisa juga dosen itu berbicara ternyata.
Kelas selesai dengan mereka semua tanpa mendapat apa-apa, selain tugas tak jelas dari sang kaisar. "kantin yukk" ajak nadil semangat.
"ihh semangat banget, hayoo ada apa hayoo?" balas alana penasaran.
"gak ada apa-apa, siapa tau aja bisa liat bang irham lagi" kata nadil yang jadi semakin aneh.
"hemm halu terus" bentak alana dan meira "heheheheh" tawa nadil malu-malu.
***
Sebenarnya perasaannya ini sudah hadir lama sekali, ketika dulu mereka satu SMA. Irham adalah senior nadil dua tahun diatasnya. jadi ketika nadil baru masuk SMA irham sudah kelas tiga. Ada suatu kejadian yang membuat nadil benar-benar jatuh hati ke irham, ketika itu mereka sedang melakukann upacara bendera hari senin seperti biasa, pagi hari di musim panas di pertengahan tahun. Nadil pingsan di tengah-tengah upacara, irham yang memang menjabat sebagai petugas UKS dengan sigap menghampirinya dan mencoba membangunkannya, "tandu mana tandu?" tanya irham ke petugas UKS yang lain. "masih dipake anter sisiwa yang lain bang" jawab salah seorang anggota. Tanpa pikir panjang langsung saja irham membopongnya sendirian membawnaya keruang UKS, tubuh nadil masih kecil kala itu membuat irham gampang saja menggendongnya apalagi irham memang sudah terlihat atletis sedari SMA.
Sebenarnya di tengan jalan nadil sudah sadar dari pingsanya, ia membuka mata dan menyadari bahwa ia sedang di gendong seseorang yang rupannya terlihat lebih seperti malaikat membuatnya semakin jatuh pingasan dalam rasa kebahagiaan. "Nyaman sekali rasanya di gendong bang irham, aku seperti tuan putri dan dia selaknya pangeran yang sedang membawaku ke kamar pengantin, huu andai saja ruang UKS lebih jauh dari ini, andai saja waktu berhenti saat ini, mungkin aku akan lebih memilih pingsan selamanya" pikirnya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGIS YANG TAK TUNTAS
Teen Fiction" Ada baiknya follow dulu sebelum membaca " 😁😅 Karena terlanjur terjebak dalam perasaan cinta yang tak jelas, para gadis remaja ini menjadi sedikit sentimen denga perasaan. ada yang begitu membara cintannya namun tak pernah tersampaikan karena ter...