Ketika kamu berfikir semuanya akan
berjalan baik-baik saja, ternyata tidak.
Masih banyak hal yang tidak kamu ketahui
yang terpaksa harus di sembunyikan darimu,
yang malah akan membuatmu tertekan ketika mengetahuinya.
Tapi percayalah, sesuatu yang terus di sembunyikan itu
hanya untuk membuatmu tetap baik-baik saja.
Sudah tiga hari alana tidak masuk kuliah seperti biasa dan tak memberikan alasan sama sekali, bahkan kedua sahabatnya juga tak tau apa yang sebenarnya terjadi padanya. Alana seperti menghilang tiba-tiba dari muka bumi. Itu terjadi setelah malam pertemuan dengan randi, namun keesokan harinya alana masih sempat bertukar kabar dengan sahabatnya lewat pesan singkat, baru setelah hari selanjutnya ia tak masuk kuliah sampai hari ketiga ini, kedua sahabatnya pun sudah mencoba menghubunginya, namun nihil, tidak ada jawaban. Meira dan nadil merasa ada hal yang tidak baik sedang menimpa alana, mereka berdua memutuskan untuk bertanya ke randi sepulang kuliah nanti, karena randi yang terakhir kali bersama dengan alana.
"randi" sapa meira dari kejauhan. Randi masih duduk di salah satu bangku di depan kelasnya memandang meira dan nadil yang sedang berjalan kearahnya.
"iya mei" balasnya singkat. Meira dan nadil kemudian duduk di sebelahnya.
"alana kenapa?" tanya meira ke randi. "dia udah tiga hari gak masuk kuliah, kamu yang terakhir kali sama dia, harusnya kamu tau dia kenapa?" masih meira lanjutkan.
Nada bicaranya seperti orang yang kesal serta lebih terlihat seperti sedang mengintimidasi, kasar.
"heeeemm" randi menghela nafas panjang dan menundukan kepalanya. "aku juga gak tau, aku tau, dia udah tiga hari gak masuk kuliah, tapi tiga hari terakhir ini juga dia gak pernah bales pesanku, sepertinya dia ada masalah yang berat, dari kemarin aku udah pengen cek dia kerumaahnya, tapi aku belum ada waktu, coba kalian kerumahnya, dia masih baik-baik aja atau enggak" masih randi lanjutkan.
"jadi kamu gak tau alana kenapa" sahut nadil. "mei, kayaknya randi bener kita harus ke rumah alana"
"heeemm, kemarin malem kalian ketemu gak ada hal yang aneh-eneh kan?" tanya meira lagi, kali ini sudah sedikit turun nada bicaranya.
"waktu kami jalan itu yang gak ada kejadian aneh-aneh sih"
"kayanya kita perlu kerumahnya alana deh, mei" sahut nadil. "randi kamu gak mau ikut?" masih nadil lanjutkan.
"aku masih ada kelas, mungkin nanti malem deh aku kesana" jawab randi.
Kemudian randi langsung bergegas meninggalkan mereka karena kelasnya sudah mau mulai, tapi sebelum itu, "oiyaah, kalau alana kenapa-kenapa langsung kabarin aku, ini nomor hp ku" kemudian randi memberikan nomer hp nya ke meira.
"oke" jawab meira singkat.
Meira dan nadil kemudian bergegas menuju kerumah alana, mereka ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya ini, mereka juga ingin memastikan bahwa alana baik-baik saja. Nadil membawa motornya keluar dari kampus, meira berada di bangku penumpang. Sepanjang jalan mereka cemas-cemas tak jelas, mereka takut alana mengalami hal yang buruk seperti sakit, atau hal lain yang membuatnya tidak bisa masuk kuliah, tapi jika di pikirkan lagi, kalau alana sakit ringan, tak mungkin ia tak masuk kampus dan tak mungkin bisa selama ini, sedangkan alana adalah juara kompetisi karate tingkat provinsi sewaktu SMA jadi tak mungkin daya imun tubuhnya selemah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGIS YANG TAK TUNTAS
Teen Fiction" Ada baiknya follow dulu sebelum membaca " 😁😅 Karena terlanjur terjebak dalam perasaan cinta yang tak jelas, para gadis remaja ini menjadi sedikit sentimen denga perasaan. ada yang begitu membara cintannya namun tak pernah tersampaikan karena ter...