Chapter 1

20.9K 1.3K 168
                                    

'Lepaskan aku!'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Lepaskan aku!'

'Ku mohon lepaskan aku, Paman! Aku ingin pulang!'

'A-ampuni aku— Aku akan bersikap baik, jangan cambuk aku.'

'

Pasir itu menggulung di sebelah timur dari lautan yang begitu luas, berwarna cokelat dan mengganggu pandangan, pernapasan yang menjadikannya begitu sesak. Semak belukar berjalanan tanpa arah, hanya mengikuti kemana angin membawa begitu riuh, bertumpuk pada semak lainnya dan kemudian terhenti, menikmati malam yang begitu dingin di akhir musim panas yang begitu menyengat sebelumnya.

Tak ada aroma khas yang dapat di ingat, hanya ada pasir yang yang menyengat tanpa ada aroma sejuk ataupun manis, ataupun hangat. Semuanya menghilang begitu saja di tengah gurun yang begitu menyeramkan kali ini. Beberapa anak- anak tampaknya tengah tertidur, dengan beberapa orang yang berjaga serta seorang wanita yang tengah mengusap seorang laki- laki kecil yang ia dapatkan di daerah yang begitu jauh, menguntungkan untuknya ketika anak laki- laki itu dewasa nanti.

Iris hitam itu mengedar sedikit ketakutan menemukan beberapa orang yang tengah melakukan ibadah pada Tuhan nya di sana hingga ia tersentak, sedikit merengut ketika wanita itu menyerahkan sebuah ember kayu yang cukup dalam rengkuhannya, tubuh kecil nya berjengit ketika helaian rambut hitam nya diusap dan tubuhnya didorong perlahan tanda ia harus pergi.

Laki- laki kecil itu kini melangkahkan kaki nya di tengah angin yang berhembus begitu kencang serta pasir yang sesekali menggulung terlempar pada wajah, mengenai mata begitu perih ketika langit kini memperlihatkan gugusan bintang. Tak ada atap, hanya ada langit luas sejauh mata memandang begitu hidup, hingga laki- laki kecil itu tertarik, mengangkat pandangan dan mencengkam kuat ember kayu yang tengah ia rengkuh.

Tatapannya terlihat sayu, wajah nya begitu kotor dengan noda hitam nya, bahkan terlihat beberapa luka sayatan pada lengan dan leher di sana, serta helaian rambut panjang nya cukup kering. Tak ada pergerakan selama beberapa menit, seolah rasa lelah itu menyapa sebelum kaki kecil nya kembali melangkah, sedikit berlari ke arah sumur yang memiliki sumber mata air di sana, ia harus mendapatkannya sebelum para tentara itu datang.

Mereka— kejam, sesekali mereka mengarahkan pistol begitu menyeramkan ke arahnya, pada wajahnya ataupun merobek pakaian para wanita lalu mencambuk begitu bebas. Sangat kejam, membuatnya terus berlari hingga ia menemukan sebuah sumur yang cukup besar, sedikit berjinjit dan memasukkan ember itu menggunakan tali tambang, begitu berat untuk mengangkat nya kembali hingga terlihat sayatan pada telapak tangan nya.

Setidaknya— Ia berhasil menimba air untuk minum karena ia begitu kehausan sejak tadi siang, mereka mengatakan jika ia lebih mudah sembunyi dari para tentara yang mungkin melewati gurun malam ini. Namun, ini tetap sulit dengan lengan yang kini merengkuh ember dan kaki nya melangkah begitu hati-hati, sedikit berlari dan tampak nya ia tak mendapatkan masalah lain. Walaupun rasa khawatir menyerang, karena rasanya ini sedikit mencengkam entah karena apa.

BETELGEUSE [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang