Chapter 44

4.2K 680 25
                                    

Tatapannya terlihat begitu kosong, tubuhnya tak mampu bergerak ketika peti itu memasuki tanah di bawah langit yang kini begitu kelabu dengan hujan yang turun rintik- rintik hingga payung berwarna hitam kini mulai terbuka, bahkan melindungi nya dar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapannya terlihat begitu kosong, tubuhnya tak mampu bergerak ketika peti itu memasuki tanah di bawah langit yang kini begitu kelabu dengan hujan yang turun rintik- rintik hingga payung berwarna hitam kini mulai terbuka, bahkan melindungi nya dari hujan yang tak mampu menyadarkan lamunannya dengan air mata yang terus menetes tanpa suara hingga peti itu menghilang di hadapannya, tergantikan oleh tanah yang menggunung membuat nya terisak.

Dada nya terasa begitu sakit dengan kaki yang bahkan tak mampu lagi berdiri hingga rangkulan pada pinggang itu menahan nya, membalikan tubuhnya hingga ia bersembunyi pada dada bidang pria yang juga begitu bergemuruh membuat nya mampu terisak di bawah hujan kali ini dengan rasa sakit yang terus menerus menghantam tubuhnya tanpa belas kasih.

"Kenapa— Kenapa dia membunuhnya kenapa!"

Jungkook nya berteriak membuat Taehyung hanya mampu memejamkan mata dan merengkuh tubuh itu begitu erat, melindunginya dari hujan yang mungkin akan semakin menyakiti hati nya hingga suara isak tangis itu terdengar semakin kencang dengan jemari yang mencengkam kuat pada pakaian yang ia kenakan.

"Ah! Kenapa dia membunuh Ibuku!"

Pemuda itu kembali berteriak dengan napas yang terasa begitu sakit dan kepala yang terasa begitu penuh memukul dada Kim Taehyung yang tak menjawab setiap pertanyaannya hingga Taehyung pun hanya mampu merengkuhnya, menyembunyikan pandangan itu ketika nisan ditancapkan dengan nama Nyonya Jeon di sana.

"Tolong Taehyungie! Beri tahu aku! Beri tahu aku!" teriak Jungkook yang kini memohon membuat Taehyung memilih untuk tidak menjawab, memejamkan matanya dengan air mata yang menetes hingga suara petir pun terdengar membuat tubuh Jungkook berjengit dan mencengkam pakaian begitu kuat karena ketakutan.

Hal itu membuat nya memilih untuk mengangkat tubuh Jungkook seperti koala, menyerahkan payung itu pada anak buah nya dengan kaki yang kini melangkah dan Jungkook yang terus terisak, seolah tak tahu bagaiman caranya berhenti bahkan ketika kedua nya sampai di dalam mobil dengan petir yang begitu menggelegar dan Jungkook yang tak mampu bergerak membuat Taehyung mengeratkan rengkuhannya.

"Ibu ku— Kenapa dia membunuh Ibu ku, dia keluarga ku satu- satu nya Taehyungie." Ucap Jungkook penuh luka dengan tangis yang terus terdengar membuat Kim Taehyung menggelengkan kepalanya, karena belum tahu maksud dari pria itu membunuh Nyonya Jeon hingga Jungkook pun semakin terisak, menggelengkan kepalanya pelan dan menekan kedua matanya ketika bayangan Nyonya Jeon muncul begitu menyakitkan.

"Kenapa Tuhan terus mengambil seseorang yang aku sayangi— Apa aku melakukan kesalahan— Apa yang telah aku lakukan."

Mendengar hal itu membuat Taehyung turut merasa sakit, tak ada yang bisa ia lakukan selain merengkuh tubuh Jungkook kali ini hingga tangisan itu perlahan berhenti di tengah mobil yang melaju begitu cepat untuk kembali ke rumahnya, mata yang terpejam dan tubuh yang tak bergerak. Jungkook menangis begitu lama, sejak mentari belum terbit, sejak ia menghubungi Yoongi dan meminta nya untuk membawa Jungkook datang ke toko kelontong itu.

BETELGEUSE [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang