Chapter 50

4.3K 644 20
                                    

Langit kelabu, memasuki pagi dengan rintik hujan yang kembali turun, tetapi awan masih terlihat berarak begitu cepat, memperlihatkan jika angin berhembus begitu kencang di atas sana, membuat suara yang begitu berisik dari arah dedaunan serta ranti...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit kelabu, memasuki pagi dengan rintik hujan yang kembali turun, tetapi awan masih terlihat berarak begitu cepat, memperlihatkan jika angin berhembus begitu kencang di atas sana, membuat suara yang begitu berisik dari arah dedaunan serta ranting yang mengetuk jendela begitu mencekam, rasanya menyeramkan dengan suasana yang begitu gelap, seolah pagi tak akan pernah datang bagi sosok pemuda yang kini berlari.

Ia menyusuri lorong luas yang di apit oleh dua dinding berwarna putih, mengenakan pakaian pasien berwarna putih bermotif polkadot kecil berwarna hitam serta cairan infus yang kini di bawa dalam genggamannya tanpa peduli jarum yang terselip di bawah kulit serta perut yang kini terasa sakit, sangat sakit hingga air matanya pun menetes, mengabaikan suara seorang pria yang kini berusaha mengejarnya.

Taehyung.

Hanya satu nama yang ada dalam ingatannya, hanya satu nama yang ada di dalam benaknya dan hanya satu nama yang mampu membuatnya menangis tersedu penuh dengan rasa sakit di setiap sekujur tubuhnya, bahkan harapannya menghilang, harapan jika dirinya membuka mata pria itu akan berdiri tepat di samping nya, akan menyapanya dengan tatapan begitu lembut hingga Jungkook pun terisak untuk pagi di musim panas kali ini.

Pria itu mengatakan tidak akan meninggalkannya, pria itu mengatakan akan menjaganya dan pria itu juga mengatakan tidak akan melepaskannya hingga ingatan itu mampu membuatnya semakin tersedu, mengabaikan lift dan memilih untuk berlari, menyusuri anak tangga hingga jahitan pada perutnya itu terbuka membuat nya merunduk menahan sakit dengan botol infus yang terjatuh.

Namun, pandangannya terangkat dengan anak rambut yang basah karena ketakutan dengan jemari yang kini meraih botol infus dengan napas yang terengah- engah serta kaki yang kembali berlari hingga pergelangan tangannya dicengkam begitu kuat, membuat nya melirik tajam dan berontak lalu kembali berlari dan mengabaikan pria bermarga Jung yang kini hanya mampu menghela napas dengan mata yang terpejam singkat.

Keduanya memiliki sikap yang sama.

Pandangannya kini mengedar, iris hitam nya bergerak ke arah kaca yang memperlihatkan ruangan hingga langkahnya terhenti dengan tatapan yang terlihat begitu kosong, mengabaikan darah yang mengalir masuk ke dalam selang infus dan punggung tangan yang kini terlihat membengkak. Jantungnya tak ingin lagi berdetak— tatapannya begitu kosong ke arah ICU yang begitu sepi dengan sosok pria bermarga Kim di dalam nya dengan berbagai alat yang menyentuh tubuh itu.

—Kritis.

Satu kata itu mampu membuat Jungkook terisak dengan pandangan menunduk serta botol infus yang kembali ia jatuhkan hingga jemari nya kini mampu mencengkam kuat pakaian yang ia kenakan dan terisak di antara lorong yang begitu sepi sebelum ia menggigit bibirnya, menahan isak tangis dan kaki yang mengambil langkah lebih dekat.

Pandangannya kembali terangkat, menatap Kim Taehyung yang tampak begitu kesakitan di sana dengan bahu yang ditutupi oleh perban, tempat di mana pria itu tertusuk hampir mengenai jantungnya hingga jemari nya terulur, menyentuh kaca dan mencoba mencengkam dengan tangis yang kembali terdengar. Nyatanya— ia tak mampu menahan tangisnya.

BETELGEUSE [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang