Chapter 41

4.4K 727 23
                                    

Lengannya terlipat di depan perut, jemari nya mengepal kuat serta iris hitam yang kini menatap tajam ke arah pemandangan langit malam yang begitu kelabu dengan hujan deras tanpa petir nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengannya terlipat di depan perut, jemari nya mengepal kuat serta iris hitam yang kini menatap tajam ke arah pemandangan langit malam yang begitu kelabu dengan hujan deras tanpa petir nya. Pikirannya terus berkelana, menyusuri satu per satu kotak yang bertumpu di dalam benaknya. Mengenai Nyonya Jeon dan juga mengenai Jungkook belum kembali membuat nya memejamkan mata, mengingat pemuda yang mampu membuat pundak nya meluruh.

Jemari nya mengusap pelan tekuk leher yang terasa cukup berat karena pemikirannya bercabang entah ke mana membuat nya kembali menghela napas dan kembali memikirkan mengenai apa yang Nyonya Jeon katakan, mengenai kematian Tuan Kim, 10 tahun lalu membuat nya tertawa kecil untuk menutupi kebingungan. Ia membanggakan wanita yang membungkuk pada Tuan Kim di hari kematiannya, tetapi wanita itu menyembunyikan sesuatu dari nya.

Pikirannya terasa begitu penuh membuat nya kembali menghela napas untuk kesekian kali sebelum ia memilih untuk melangkah, mungkin mencari udara segar baik untuk nya sebelum Jungkook kembali. Ia yakin, wajah nya terlihat kusut sekarang karena dirinya pun bahkan tak tahu apa yang harus dipikirkan. Namun, ia mengurungkan langkah nya ketika menemukan pintu yang kini terbuka dan memperlihatkan sosok pemuda yang tersenyum begitu hangat.

Jantungnya berdetak cepat, pundak nya meluruh dengan napas yang terasa ringan seketika membuat nya tak mampu mengalihkan pandangan dari Jungkook yang kini mengarahkan tatapan itu untuknya membuat nya merentangkan tangan dengan kaki yang melangkah mendekat, hingga Jungkook pun memperlihatkan gigi kelincinya dan merengkuh tubuh Taehyung hingga ia merasa hangat memejamkan matanya lalu menghela napas.

Hal itu membuat Taehyung terdiam, merasakan cengkaman yang cukup kuat pada pakaiannya, pandangan yang ditenggelamkan pada dada bidang membuat nya merasa ada sesuatu yang Jungkook sembunyikan, bahkan helaan napasnya terasa begitu berat hingga Taehyung pun memilih untuk merengkuhnya, mengusap helaian rambut dengan mata yang terpejam dengan Jungkook yang kini turut memejamkan mata nya.

"Maafkan aku, Taehyungie."

Taehyung terdiam ketika Jungkook mengatakan permohonan maaf itu membuat nya melonggarkan rengkuhan itu, menatap pada iris Jungkook yang kini terlihat basah, hidung yang sedikit memerah bahkan senyuman mencoba untuk merekah di sana hingga Taehyung pun menggelengkan kepalanya pelan, mengusap mata yang begitu basah dan meminta penjelasan.

"Terjadi sesuatu?" tanya Taehyung yang tak memiliki pertanyaan terbaik lainnya. Mungkin, Jungkook mendengar hal yang membuat pemuda itu salah paham atau mungkin— Tidak, otak nya tak mampu berpikir saat ini melihat air mata yang menetes di hadapannya dan Jungkook yang belum menjawab pertanyaan, menatap nya dengan tatapan seolah terluka hingga Taehyung pun kembali merengkuhnya.

Jungkook terluka karena melihatnya dan Taehyung tak tahu karena apa.

"Apa— aku sangat lemah? Apa— Itu sangat merepotkan, Taehyungie?"

Pertanyaan itu membuat Taehyung terdiam dengan kening yang berkerut dan memilih untuk mengangkat tubuh Jungkook, menurunkannya di atas ranjang besar rumah sakit dan menatap pada Jungkook yang masih menunggu jawaban, membuat nya menggelengkan dengan jemari yang menyentuh rahang kecil itu hingga air mata nya kembali menetes.

BETELGEUSE [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang