lembaran empat

3.3K 673 102
                                    

"Ada yang liat Jisa gak? Dia piket anjing main kabur aja." Omel Dara berkacak pinggang.

Theo yang baru aja mau pulang pun diminta buat nyari Jisa, emang kebiasaan itu cewe kalau udah kebagian jadwal piketnya malah ngeluyur kemana-mana yang pasti belum pulang kerumah.

Seperti dugaan Theo, Jisa ada dikantin sambil main ponsel dengan beberapa bungkus cemilan yang sudah habis.

Theo pun melangkahkan kakinya menuju Jisa, duduk dihadapan cewe itu yang cuma disambut lirikan gak minat ngebuat Theo sedikit tertegun. Ini beneran Jisa? Kok gak langsung koar-koar dan tenang banget pas ketemu Theo?

Sedangkan Jisa, cewe itu mati-matian harus jaga sikap dan mertahanin image cool nya didepan Theo. Hati sama pikiran bener-bener koar-koar seneng karena disamperin sama Theo kekantin walaupun niatnya buat nyuruh piket.

"Kenapa lo?"

"Gue kenapa?"

Iya juga ya, Theo jadi bingung sendiri dan menggaruk tengkuknya yang gak gata dengan canggung.

"Piket, cepet kekelas."

"Tau." Jisa pun berdiri dan memungut sampah-sampahnya dan membuang ketempat sampah, setelahnya dia pergi meninggalkan Theo yang beneran dilanda kebingungan.

Jisa kenapa? Itu jadi pertanyaan dibenak Theo, Jisa gak pernah setenang atau senormal tadi kalau ketemu dia. Apa jangan-jangan Jisa mau nyoba move-on gara-gara ditolak terus?

Jisa nyerah karena Theo yang gak nerima dia? Kabar bagus sebenernya, tapi kenapa dia gak rela?

Dia pun dengan cepat mengejar langkah Jisa, berjalan mundur dan meneliti wajah gadis itu lamat ngebuat Jisa menghela nafas panjang. "Apasih Theo?"

"Sakit?"

"Terus urusan nya sama lo apa?"

"Gue nanya."

"Dan gue gak perlu pertanyaan lo."

Theo pun mendelik jengah, menahan bahu Jisa membuat cewe itu mau gak mau harus berhenti. "Kenapa lagi sih?!" Ketus Jisa.

"Lo aneh, sakit beneran?"

Jisa terkekeh sinis, dia pun nunjuk bahu Theo dengan telunjuknya. "Iya gue sakit. Sakit hati sama lo, coba deh ganti posisi sama gue enak gak diacuhin? Ditolak mulu? Lo pikir gue bakal tahan gitu? Manusia punya batas sabar Yo, dan gue udah ngegunain itu semua buat lo."

"Jisa--"

"Gue mau move-on, itu kan yang lo mau? Tenang aja, gue gak bakal ganggu lagi kok." Sela Jisa dan menepis tangan Theo dari bahunya.

ANJIR GILA LO JISAAAAAA


Tbc.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] CRUSH ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang