Vote dulu waw✊🏻
***
Taman yang berada di samping gudang dan terletak di posisi paling belakang sekolah membuatnya sedikit tidak terurus. Tempat itu penuh dengan meja kursi yang telah tidak terpakai akibat rusak atau bahkan tidak lagi memenuhi standar layak pakai Cakrawala.
Lagi pula, tempat itu sudah diklaim sebagai hak milik Daniel dan teman-temannya secara mutlak. Barang siapa yang berani menempati tanpa seizin Daniel, maka dapat dipastikan bisa berakibat fatal karena nantinya akan berurusan langsung dengan Daniel.
Dan semua siswa pasti tahu jika berurusan dengan Daniel itu kecil presentasinya untuk bisa lolos begitu mudah.Daniel sudah melepas almamater nya sejak berakhirnya jam pertama tadi pagi. Dia juga tidak segera mengganti kaos putih dengan seragam yang dicuci Nara. Alhasil, diantara teman-temannya yang menyisakan seragam mereka, hanya Daniel yang mengenakan kaos putih.
"Niel, jam istirahat lo nggak ada niat ke kantin?" Cowok yang namanya disinggung dalam pertanyaan itu sekilas menoleh pada sang penanya.
Hembusan nafas disertai asap yang keluar dari hidung seolah memberi jawaban jika saat ini seorang Daniel sedang tidak ingin diganggu."Niel, beneran lo nggak kasian sama---"
"Theo mulut lo, astaga!" pekik seorang cowok ketika merasakan kupingnya mulai gatal mendengar rengekan Theo.
Bukannya mendengar dan memilih diam, Theo malah menggeser duduknya untuk mendekat dan menepuk bahu sahabatnya itu pelan. "Jujur lo laper kayak gue, kan?"
Cowok itu---Ares, tidak memilih menjawab tapi langsung mendorong bahu Theo agar menjaga jarak dengannya.
"Sialan lo, Res," umpat Theo.
Belum sempat ia kembali menyumpah serapahi Ares, tarikan kasar Daniel dikedua kerah seragamnya membuatnya langsung berhadapan dengan Daniel pada posisi setengah tercekik.Ia meneguk ludahnya kasar saat mendapati tatapan tanpa ekspresi Daniel. Ciri-ciri tatapan yang akan menimbulkan ledakan.
"Hahaha, anjrot. Mulut ikan lohan langsung kalem," celetuk Erick yang sejak tadi hanya diam mengamati teman-temannya namun langsung tertawa menistakan Theo ketika cowok itu berkeringat dingin karena Daniel.
"YA AMPUN, DANIEL, KAMU APAKAN TEMAN KAMU ITU?!"
Suara bernada tinggi dengan selingan amarah itu membuat Daniel reflek melepaskan cengkraman kerah Theo dengan kasar.
Theo tampak terbatuk beberapa kali lalu mundur menjauh dari Daniel yang terlihat tengah menghindari tatapan bu Novi, guru BK kelas mereka.Langkah bu Novi terdengar mendekat, bersamaan dengan itu Daniel tidak kuasa untuk menahan umpatan serta sumpah serapah yang ia tujukan pada Theo dan bu Novi.
"Kamu apakan Theo, Niel?"
Daniel mengumpat lirih, lantas mendongak menatap bu Novi datar. Ia tidak menjawab, ekspresinya sudah memberi penjelasan jika memang ia malas membuka suara.
Tatapan bu Novi tampak menelusuri cara berpakaian Daniel, hingga tak sengaja netra berlindung kacamata itu juga menemukan beberapa buah puntung rokok yang tidak jauh dari tempat Daniel duduk.
"Astaga Daniel! Ini sekolah bukan tempat tongkrongan!" pekik bu Novi melihat kelakuan salah satu anak didiknya.
"Saya tahu ini sekolah, Bu Novi terlalu meremehkan volume otak saya. Ya kali saya nggak bisa bedain mana yang sekolah mana yang tongkrongan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Daniel Owns Me
Ficção Adolescente[Heartbeat] "Sekali lo berurusan sama Daniel. Kecil kemungkinan lo buat lepas dari dia. Karena Daniel, bukan orang yang mudah lepasin lawannya." Daniel Aska Sagara, sudah bukan rahasia umum lagi jika orang-orang menyebutnya sebagai cowok yang tidak...